• Tidak dapat ditekan volume tetap karena tekanan • Dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
• Mempunyai aliran stasioner garis alirnya tetap bagi setiap partikel • Kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
2.6.2. Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis terjadi karena adanya gaya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan bergantung pada kedalaman
cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut Weidner, 1989.
h g
P .
.
ρ
=
................................... 2.6 Karena adanya pengaruh tekanan udara P
yang berasal dari luar, maka persamaan 2.6 menjadi:
h g
P P
a
. .
ρ +
= atau
g P
P h
a
.
ρ
− =
................................... 2.7 dimana,
P
a
= tekanan dalam air Nm
2
P = tekanan atmosfer Nm
2
ρ = massa jenis air kgm
3
g = percepatan gravitasi ms
2
h = kedalaman air m
2.6.3. Densitas massa jenis air
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda, dan satu zat akan memiliki massa jenis
yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:
V m
=
ρ ...................................... 2.8
dimana, ρ
= massa jenis air kgm
3
m = massa air kg
V = volume air m
3
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal misalnya akibat
perbedaan pemanasan di permukaan laut dapat menghasilkan arus laut. Oleh karena itu densitas merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi Talley,
2008. 2.6.4. Pemuaian
Pada umumnya suatu zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan Pauliza, 2006.
T V
V T
A A
T L
L Δ
= Δ
Δ =
Δ Δ
= Δ
. .
. .
. .
γ β
α ................................... 2.9
dimana, ΔL, ΔA, ΔV = perubahan panjang, perubahan luas, dan perubahan volume
L , A
, V = panjang awal, luas awal, dan volume awal
ΔT = perubahan suhu
C α, ,
= koefisien muai panjang, koefisien muai luas, dan koefisien muai volume
C
-1
, yang mana = 3 α dan = 2α
Gabungkan persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9 adalah:
mg T
V P
P h
a
1 Δ
+ −
=
γ .................................. 2.10
2.7. Kesalahan pengukuran
Pengukuran bertujuan untuk menentukan nilai besaran ukur, dan hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur. Karena merupakan taksiran,
maka setiap hasil pengukuran selalu mengandung kesalahan.
Berdasarkan penyebabnya, kesalahan pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
• Kesalahan karena alam natural errors, dapat terjadi karena perubahan kondisi lingkungan saat pengukuran dilakukan. Jenis kesalahan ini terjadi
pada waktu yang tidak menentu, hal ini karena sifat laut yang selalu
mengalami perubahan setiap saat dan tidak beraturan.
• Kesalahan karena alat instrumental errors, dapat terjadi karena
ketidaksempurnaan konstruksi dan kalibrasi alat.
• Kesalahan karena pengukur personal errors, dapat terjadi karena keterbatasan pengukur dalam melakukan pengamatan kemampuan untuk
mendapatkan hasil yang berulang dan kecerobohan pengukur saat melakukan
pengukuran.
Pada sensor tekanan OTT PS 1, kesalahan pengukuran salah satunya dapat terjadi karena pengaruh suhu. Hal ini dapat terjadi karena tekanan dalam air
dipengaruhi oleh suhu, semakin besar perubahan suhu yang terdeteksi oleh sensor tekanan maka semakin besar pula kesalahan yang terjadi Weidner, 1989.
Secara konvensional, kesalahan dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu: 1
Kesalahan besar gross error Nilai pengukuran menjadi sangat berbeda bila dibandingkan dengan nilai
ukuran yang seharusnya. Sumber kesalahan ini dapat terjadi dari kesalahan pengamat personal error.
2 Kesalahan acak accidental error
Kesalahan acak timbul dari besaran berpengaruh yang tidak terduga. Nilai kesalahan acak tidak dapat dikoreksi karena bervariasi dari satu pengukuran
ke pengukuran lainnya. Kesalahan acak dapat diperkecil dengan melakukan pengukuran berulang dan melakukan hitung perataan terhadap hasil
pengukuran dan kesalahan pengukuran. 3
Kesalahan sistematik systematic error Kesalahan sistematik timbul dari besaran berpengaruh yang dapat diduga
berdasarkan model besaran ukur. Sumber kesalahan dapat terjadi dari alat ukur yang digunakan. Akibatnya hasil pengukuran menyimpang dari nilai
pengukuran yang seharusnya, sehingga harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai pengukuran yang dihasilkan.
Kesalahan sistematik utama untuk sensor tekanan OTT PS 1 berhubungan dengan asumsi untuk nilai rata-rata densitas efektif air laut dan percepatan
gravitasi. Nilai ini digunakan untuk mengubah pengukuran tekanan ke dalam tinggi muka laut Woodworth, 2003. Kesalahan sistematik pada pengukuran
juga dapat berupa kekeliruan pengkalibrasian, sehingga harus melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran secara tepat. Untuk pemakaian alat dalam
waktu yang lama, perlu dilakukan pengecekan kalibrasi.
3. METODOLOGI
3.1. Lokasi dan waktu pengamatan
Penelitian tentang
“Kinerja OTT PS 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut
Air Laut” dilaksanakan di Muara Binuangeun yang terletak pada 06º50’35.88” LS dan 105º53’23.4” BT, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada bulan Februari
2008 sampai bulan Agustus 2008. Pengambilan data tinggi muka laut dilakukan tanggal 17 Juli 2008 sampai 31 Juli 2008. Berikut adalah peta lokasi pengambilan
data tinggi muka air Gambar 6.
Gambar 6. Peta lokasi pengukuran
3.2. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sensor tekanan OTT PS 1, pelampung OWK, radar Kelesto, dan seperangkat komputer.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah Stations Manager
20