Mekanisme Pengikatan Jaminan Gadai Deposito Berjangka Pada Bank Panin

ini juga yang membuat debitur sering menggadaikan deposito berjangka sebagai jaminan dalam perjanjian kredit, selain deposito berjangka terdapat juga tabungan, ORI Obligasi Republik Indonesia, tanah dan bangunan sebagai jaminan perjanjian kredit di Bank Panin 78

C. Mekanisme Pengikatan Jaminan Gadai Deposito Berjangka Pada Bank Panin

. Bank Panin selau berusaha untuk memberikan dan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan calon nasabah dan menempatkan nasabah pada posisi terdepan dan terpenting, sebab ini merupakan sebuah bentuk pelayanan dan kepercayaan yang diberikan oleh pihak Bank Panin untuk menunjukan eksistensinya dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya. Sedangkan dalam praktek prosedur pemberian kredit di Bank Panin dimulai dari debitur mendatangi Bank Panin, dan meminta informasi bagaimana cara mengajukan permohonan kredit, informasi tersebut terdiri dari jenis-jenis kredit yang ditawarkan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi, atau AO Account Officer yang datang langsung mengunjungi calon debitur, disini AO menawarkan kredit kepada calon debitur, sampai pada suatu kesimpulan ditolak atau diberikannya kredit tersebut kepada calon debitur yang bersangkutan, calon debitur harus memiliki rekening Panin Bank dan minimal memiliki tabungan Panin Bank 79 78 Hasil wawancara dengan Indrawaty Wijaya, Credit Processing Head PT. BANK PANIN Persero Tbk, KCU Pemuda, tanggal 29 April 2015 79 Hasil wawancara dengan Jaslen Sardianto Purba, S.H, Legal Head PT. BANK PANIN Persero Tbk, KCU Pemuda, tanggal 28 April 2015. . Universitas Sumatera Utara Prinsip-prinsip pemberian kredit pada Bank Panin, adalah sebagai berikut : 1. Character a. Sikap konsumen selama interview. b. Kemudahan dalam memberikan data-data dan informasi. c. Hasil cek lingkungan, pola hidup konsumen, dll. d. Bank Indonesia Checking. 2. Capacity a. Dilihat dari penghasilan calon debitur dikurangi dengan biaya hidupbulan. Biasanya 70 dari penghasilan bersih. b. Dilihat dari usaha yang dijalankan oleh calon debitur apakah usaha tersebut mempunyai prospektif yang baik. 3. Capital Capital ini hanya berlaku bagi kredit yang diperuntukkan untuk pengembangan usaha rakyat. Dengan melihat prospek apakah usaha tersebut mempunyai prospektif yang baik. 4. Collateral Dilihat dari sertifikat tanah dan bangunan. Taksasi harga jual tanah dan bangunan ini harus melebihi dari jumlah yang diberikan untuk kredit konsumtif. 5. Condition Of Economy a. Suku bunga bank indonesia Universitas Sumatera Utara b. Tingkat Inflasi Bank Panin dalam melaksanakan pemberian kredit harus merumuskan dan melakukan kebijaksanaan kredit yang sehat. Kebijaksanaan ini dilakukan untuk menciptakan kebijaksanaan kredit yang sesungguhnya dan juga untuk meminimalisir resiko yang terdapat dalam setiap pemberian kredit. Kebijaksanaan yang diperlukan adalah mengenai jenis dan jumlah kredit yang hendak diberikan oleh bank, kepada siapa diberikannya dan dalam keadaan bagaimana kredit itu diberikan. Salah satu kebijaksanaan yang dilakukan pihak Bank Panin adalah fasilitas kredit. Pelaksanaan pemberian kredit dalam tahap permohonan kredit tersebut berbentuk perjanjian baku. Perjanjian Baku merupakan wujud dari kebebasan individu menyatakan kehendaknya untuk menjalankan usahanya dalam era globalisasi ini, pembakuan dan syarat-syarat perjanjian merupakan model yang tidak dapat dihindari bagi para pengusaha dalam mencapai tujuan ekonomi yang efisien, praktis dan ekonomis serta tidak rumit. Aspek karakter atau watak dari para calon debitur merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kedit. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon debitur termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu ,memegang teguh janjinya. Selalu berusaha dan dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. Kemampuan melunasi utang-utangnya dan karakter dari debitur penting demi kelangsungan suatu hubungan. Jangka waktu pengembalian atau pelunasan pinjaman juga merupakan faktor penting perusahaan dalam suatu analisis kredit. Pada saat Universitas Sumatera Utara jangka waktu berakhir, usahawan harus menciptakan reputasi yang baik dan mengurangi resiko moral. Karena reputasi perusahaan yang baik akan dipertimbangkan dalam pengadaan pinjaman, bank lebih memilih perusahaan yang memiliki resiko kecil dibandingkan dengan yang beresiko tinggi, mengurangi kemungkinan berbagai kesulitan pembayaran kembali dan memelihara nilai aset tetap utuh. Kebijakan Perkreditan Bank sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27162KEPDIR, tanggal 31 maret 1995 tentang Kewajiban Penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan perkreditan bank bagi bank umum sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagaiman ditetapkan dalam pedoman penyusunan kebijaksaan perkreditan bank, sebagai berikut : a. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan. b. .Organisasi dan manajemen perkreditan. c. .Kebijaksanaan persetujuan kredit. d. Dokumentasi dan administrasi kredit. e. .Penyelesaian kredit bermasalah. Terdapat tahapan-tahapan untuk melakukan pengikatan jaminan gadai deposito berjangka pada Panin Bank : 1. Prosedur Permohonan Pengajuan Kredit Menyatakan bahwa keharusan mengajukan permohonan dalam bentuk tertulis ini merupakan salah satu upaya Panin Bank untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap calon nasabah, sebab sebelum memberikan fasilitas Universitas Sumatera Utara kredit dengan jaminan deposito, sebuah bank diharuskan untuk melakukan penelitian yang mendalam terhadap nasabah debitur. Untuk mendapatkan kredit dengan jaminan deposito Panin Bank, debitur terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kredit kepada Panin Bank dalam mengajukan permohonan deposito sebagai jaminan kredit di Panin Bank, permohonan yang diajukan harus dalam bentuk tertulis. 2. Prosedur Pemberian Kredit Kebijakan pemberian kredit dengan jaminan deposito pada Bank Panin diatur sebagai berikut: a. Besarnya fasilitas pemberian kredit dengan jaminan deposito adalah maksimal kredit 100 Seratus Persen dari jumlah deposito yang dijaminkan. b. Sifat kredit Pinjaman Rekening Koran PRK. 3. Prosedur Analisa Kredit setelah dilakukan pengajuan permohonan kredit oleh calon nasabah lalu pihak bank akan melakukan chacking ID BI Chacking terhadap debitur yaitu untuk melihat apakah debitur masuk dalam DHBI Daftar Hitam Bank Indonesia, DKMBI Daftar Kredit Macet Bank Indonesia, Setelah bank melakukan proses checking dan debitur dikatakan aman, maka pihak bank akan melakukan wawancara terhadap calon nasabah lalu hasil wawancara akan diproses oleh Costumer Service. Dan untuk selanjutnya tahap analisa kredit yang merupakan proses untuk Universitas Sumatera Utara mengurangi resiko terhadap terjadinya kredit yang akan diberikan kepada calon nasabah, yang juga dilakukan dengan memperhatikan itikad baik dari nasabah. Setelah analis KPR memberikan penilaian apakah kredit tersebut telah memenuhi atau belum memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada pada Panin Bank dan apabila hasil penganalisaan kredit tersebut telah memenuhi ketentuan- ketentuan yang ada, maka analis KPR akan meminta persetujuan kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk menyetujui. Dan pihak yang mempunyai wewenang untuk menyetujui adalah pimpinan Bank Panin, yang juga akan mengeluarkan SP3K Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit. 4. Persetujuan Permohonan Kredit dan Penandatangan Perjanjian Kredit Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk menyetujui sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan Bank Panin dalam pelaksanaan persetujuan tersebut., maka ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah, yaitu : a. Persetujuan atas permohonan Kredit Swadana kredit dengan jaminan deposito disampaikan kepada calon debitur secara tertulis dalam bentuk Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K. Apabila calon debitur menyetujui, maka satu tindasan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K tersebut ditandatangi oleh calon debitur. b. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K, akta perjanjian kredit , dan dokumen ikutannya dipersiapkan oleh cabang dan Universitas Sumatera Utara ditandatangani oleh wakil kepala cabang consumer dan kepala seksi kredit consumer. c. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K yang telah ditandatangi debitur didistribusikan sebagai berikut : 1. Asli untuk debitur. 2. Surat yang sudah ditandatangani tersebut ditinggalkan sebagai arsip consumer loan service. Setelah calon debitur menyetujui dan menandatangi Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K, maka selanjutnya calon debitur bersama suami atau istri juga harus menandatangani : a. Akta Perjanjian Kredit. b. Akta Gadai Deposito. c. Surat Kuasa Pengikatan Jaminan gadai. d. Fasilitas Auto Transfer sistem auto debet transfer, dari tabungan di debet ke rekening debitur. Setelah melalui tahapan-tahapan pelaksanaan pemberian kredit tersebut, maka secara otomatis perjanjian kredit telah lahir setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak debitur dan bank, dimana debitur sudah menerima penyerahan uang atas pinjamannya dari pihak bank. Hal ini sesuai dengan sifat perjanjian itu sendiri yaitu konsensuil obligatoir. Sifat konsensuil dari perjanjian itu ada setelah tercapai kesepakatan diantara pihak bank dengan debitur yang dituangkan dalam bentuk penandatanganan perjanjian kredit itu sendiri, Universitas Sumatera Utara sedangkan sifat obligatoir terlihat dengan adanya hak dan kewajiban yang timbul karena adanya perjanjian tersebut. Atas lahirnya perjanjian kredit maka secara otomatis lahir pula hubungan hukum antara keduanya, yaitu nasabah debitur dan pihak bank sebagai kreditur. Hubungan hukum pada perjanjian itu mengawali adanya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang berbeda satu sama lainnya. Bagi pihak bank kewajiban yang dimilikinya merupakan hak yang harus diterima oleh debiturnya, begitu pula sebaliknya. Berikut akan di jelaskan hak dan kewajiban bagi kreditur dan debitur sebagai berikut 80 1. Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kreditur : a. Hak kreditur : Dimana pihak kreditur berhak menerima pengembalian kredit yang disalurkan kepada debitur, baik dalam bentuk angsuran maupun bentuk lain yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. b. Kewajiban Kreditur : Bank Panin sebagai kreditur mempunyai kewajiban untuk meyerahkan sejumlah uang yang telah diperjanjikan sebelumnya sebagai pinjaman kredit. 2. Hak dan Kewajiban yang dimiliki oleh Debitur a. Hak yang dimiliki Debitur : Pihak debitur berhak menerima sejumlah uang pinjaman dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. Jumlah uang pinjaman yang diberikan berdasarkan pada tingkat kelancaran usaha yang dijalankan oleh debitur. b. Kewajiban yang dimiliki Debitur : 80 Hasil wawancara dengan Indrawaty Wijaya, Credit Processing Head PT. BANK PANIN Persero Tbk, KCU Pemuda, tanggal 29 April 2015 Universitas Sumatera Utara Pihak debitur berkewajiban untuk mengembalikan seluruh pinjaman kredit yang telah dipinjamkan disertai dengan bunga yang telah ditentukan. Selain itu, debitur juga diwajibkan untuk mematuhi semua aturan yang telah dicantumkan dalam formulir poengajuan permohonan kredit dan atauran-aturan yang telah ditetapan oleh Bank Panin. Bank Panin selalu berusaha untuk menyalurkan perkreditan kepada masyarakat, walaupun pada prinsipnya Panin Bank tidak memiliki target khusus dalam pelaksanaanya tetapi ada target dalam funding dan lending. Panin Bank ingin antara nasabah dan debitur tumbuh secara sama rata. Dalam hal ini khususnya untuk melakukan kredit dengan jaminan gadai deposito berjangka harus ada perjanjian yang harus disepakati oleh pihak kreditur dan debitur sebagai berikut : 1. Perjanjian Kredit Tahap pertama yaitu pembuatan perjanjian kredit, perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara debitur dengan kreditur dalam hal ini Bank yang melahirkan hubungan hutang piutang, dimana debitur berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh kreditur, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati oleh para pihak, didahului dengan dibuatnya perjanjian pokok berupa perjanjian kredit atau perjanjian utang. Undang-Undang tidak menentukkan bentuk format dari perjanjian kredit itu sehingga kreditur dan debitur bebas membuat perjanjian kredit apakah akta di bawah tangan atau dengan Universitas Sumatera Utara notaris, perjanjian gadai deposito berjangka dalam perjanjian kredit di Panin Bank dilakukan dengan perjanjian dibawah tangan. Perjanjian kredit di bawah tangan yaitu perjanjian kredit yang dibuat oleh dan antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian kredit tersebut tanpa melibatkan pihak pejabat yang berwenang atau notaris. Dalam Perjanjian kredit harus dirumuskan utang yang pelunasannya dijamin dengan gadai. Pembebanan gadai dibuat dengan akta tersendiri yang disebut akta gadai. 2. Tahap kedua pembuatan akta gadai, tahap ini berupa pembebanan benda gadai dengan jaminan gadai yang ditandai dengan pembuatan akta gadai, ditandatangani kreditur sebagai penerima gadai dengan debitur sebagai pemberi gadai. Undang-undang tidak menentukan formalitas atau bentuk tertentu dari akta gadai sehingga akta gadai dapat dibuat akta di bawah tangan atau dengan akta otentik. Dalam akta gadai harus diuraikan mengenai benda yang menjadi obyek gadai secara rinci meliputi identifikasi benda yang dalam hal ini adalah deposito berjangka. 3. Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang akan dijaminkan kepada pemegang gadai, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahan yang nyata, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada dalam Universitas Sumatera Utara kekuasaannya. Penyerahan yang nyata ini bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya gadai. 4. Pemilik deposito atau debitur harus memberikan kuasa kepada pemegang gadai atau pihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik deposito atau debitur wanprestasi untuk memudahkan kreditur dalam melakukan pelunasan kredit yang diajmin dengan deposito tersebut. 5. Kreditur selaku penerima gadai deposito akan melakukan pemblokiran atas deposito jaminan tersebut sesuai dengan jangka waktu perjanjian kreditnya. Artinya sepanjang kredit sebagai perjanjian pokok belum dilunasi maka sepanjang itu pula deposito sebagai jaminan diblokir 81 Setelah melakukan perjanjian kredit dengan gadai deposito berjangka sebagai jaminan, maka Bank Panin akan melakukan pengawasan kredit, pada hakikatnya pengawasan bank dimaksudkan untuk meningkatkan keyakinan dari setiap orang yang mempunyai kepentingan dengan bank, bahwa bank-bank dari segi financial tergolong sehat, bahwa bank dikelola dengan baik dan professional, serta di dalam bank tidak terkandung segi-segi yang merupakan ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya di bank. . Pengawasan terhadap bank oleh Bank Indonesia dapat bersifat pengawasan langsung atau pengawasan tidak langsung. Menurut penjelasan ketentuan Pasal 27 Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, 81 Hasil wawancara dengan Indrawaty Wijaya, Credit Processing Head PT. BANK PANIN Persero Tbk, KCU Pemuda, tanggal 29 April 2015 Universitas Sumatera Utara bahwa yang dimaksud dengan pengawasan langsung adalah dalam bentuk pemeriksaan yang disertai dengan tindakan-tindakan perbaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui penelitian, analisis, evaluasi laporan bank 82 a. Tiap bulannya pihak bank melakukan monitoring register swadana untuk melihat sudah ter-auto debet atau belum angsuran perbulannya. . Pengawasan yang dilakukan oleh Panin Bank dalam rangka pelunasan pemberian kredit dengan jaminan deposito adalah: b. Memantau aktifitas rekening debitur

D. Hal yang Menyebabkan Nasabah Debitur Dinyatakan Telah Melakukan Wanprestasi Pada Bank Panin

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

5 101 136

Aspek Hukum Deposito Sebagai Jaminan Kredit Pada Bank (Studi Pada Pt Bank Danamon Indonesia Tbk)

3 45 85

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Kajian Hukum terhadap Pelunasan Kredit dengan Menyerahkan Jaminan kepada Bank dalam Menyelesaikan Kredit Bermasalah (Penelitian pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Kantor Wilayah VI Medan)

2 76 132

Analisis Hukum Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Pemberian Kredit Tanpa Agunan Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Cabang Usu Medan

9 90 90

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

Deposito berjangka sebagai jaminan pelaksanaan perjanjian kredit di PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabng Jember

0 4 81

BAB II DEPOSITO BERJANGKA SEBAGAI JAMINAN GADAI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK A. Gadai 1. Pengertian Gadai dan Dasar Hukumnya. - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Stud

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Studi pada PT. Bank Panin (Persero) Tbk. Kcu Pemuda)

0 0 13

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Studi pada PT. Bank Panin (Persero) Tbk. Kcu Pemuda)

0 0 10