Perjanjian Kredit Bank dan Perbedaannya dengan Perjanjian Pinjam Uang Lainnya

Berbeda dengan KUHPerdata, Pasal 39 ayat 1 huruf a Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menyebutkan bahwa seseorang dianggap cakap untuk melakukan perbuatan hukum dalam suatu akta notaris apabila telah berumur 18 tahun atau sudah pernah menikah. c. Suatu Hal Tertentu Dalam Perjanjian Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah barang yang menjadi obyek suatu perjanjian, dimana barang yang menjadi obyek perjanjian harus jelas dan pasti. Menurut Pasal 1333 KUHPerdata bahwa barang yang menjadi obyek suatu perjanjian tersebut harus tertentu atau sekurang-kurangnya dapat ditentukan jenisnya. Mengenai jumlahnya tidak perlu disebutkan asalkan kemudian dapat dihitung atau dapat ditentukan. Ini berarti bahwa undang-undang tidak mengharuskan bahwa obyek tersebut sudah berada di tangan debitur pada waktu perjanjian dibuat. Dan prestasi arus tertentu, artinya ialah menetapkan hak dan ekwajiban kedua belah pihak, untuk mencegah timbul perselisihan. d. Suatu sebab causa yang halal Pada Pasal 1337 KUHPerdata berbunyi : ”Suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum.” Mengenai 4 syarat tersebut di atas, dibagi menjadi syarat subyektif, yaitu syarat pertama dan kedua, dan dua syarat berikutnya merupakan syarat obyektif. Mengenai syarat subyektif, jika tidak dipenuhi maka perjanjiannya dapat dibatalkan oleh hakim yang tidak cakap atau yang memberikan kesepakatan secara tidak bebas. Hak untuk meminta pembatalan perjanjian ini dibatasi dalam waktu 5 tahun sejak terjadi kesepakatan Pasal 1454 KUHPerdata, sehingga apabila tidak diminta pembatalannya, perjanjian tersebut tetap mengikat.

C. Perjanjian Kredit Bank dan Perbedaannya dengan Perjanjian Pinjam Uang Lainnya

Universitas Sumatera Utara Perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara debitur dengan kreditur dalam hal ini Bank yang melahirkan hubungan hutang piutang, dimana Debitur berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh Kreditur, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati oleh para pihak. Dalam Buku III KUH Perdata tidak terdapat ketentuan yang khusus mengatur perihal perjanjian kredit. Namun dengan berdasarkan asas kebebasan berkontrak, para pihak bebas untuk menentukan isi dari perjanjian kredit sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, kesusilaan, dan kepatutan. Dengan disepakati dan ditandatanganinya perjanjian kredit tersebut oleh para pihak, maka sejak detik itu perjanjian lahir dan mengikat para pihak yang membuatnya sebagai undang-undang. Dilihat dari pembuatannya, suatu perjanjian kredit dapat digolongkan menjadi 34 1. Perjanjian Kredit Di bawah tangan : yaitu perjanjian kredit yang dibuat oleh dan antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian kredit tersebut tanpa melibatkan pihak pejabat yang berwenang atau notaris. Perjanjian Kredit Di bawah tangan ini terdiri dari: a. Perjanjian kredit dibawah tangan biasa 34 R. Subekti. Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia. Alumni. Bandung. 1986. hlm. 13. Universitas Sumatera Utara b. Perjanjian kredit dibawah tangan yang dicatatkan di kantor notaris Waarmerking c. Perjanjian kredit di bawah tangan yang ditandatangani di hadapan notaris namun bukan merupakan akta notarial legalisasi 2. Perjanjian Kredit Notariil. yaitu perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak di hadapan notaris. Perjanjian notariil merupakan akta yang bersifat otentik yang dibuat oleh dan di hadapan pejabat yang berwenang atau notaris 35 Terdapat beberapa perbedaan antara perjanjian kredit bank dan perjanjian pinjam uang lainnya berdasarkan rumusan Pasal 1754 HUHPerdata, perjanjian pinjam-meminjam mensyaratkan barang yang menjadi obyek perjanjian adalah barang yang dapat habis karena pemakaian. Apabila obyek dalam suatu perjanjian adalah barang yang tidak dapat habis karena pemakaian, maka perjanjian tersebut bukanlah perjanjian pinjam-meminjam melainkan jenis perjanjian lainnya sehingga menimbulkan akibat hukum yang berbeda pula dari perjanjian pinjam- meminjam. Perbedaan antara perjanjian kredit dengan perjanjian pinjam- meminjam terletak pada beberapa hal, antara lain . 36 1. Perjanjian kredit selalu bertujuan, dan tujuan tersebut biasanya berkaitan dengan program pembangunan, biasanya dalam pemberian kredit sudah ditentukan tujuan penggunaan uang yang akan diterima. Sedangkan : 35 Ibid, hal 14. 36 http:muhammadriza23.blogspot.com201312perbedaan-perjanjian-kredit-dan.html, diakses pada tanggal 23 Juni 2015. Universitas Sumatera Utara dalam perjanjian pinjam-meminjam tidak ada ketentuan tersebut dan debitur dapat menggunakan uangnya secara bebas. 2. Dalam perjanjian kredit sudah ditentukan bahwa pemberi kredit adalah bank atau lembaga pembiayaan, dan tidak dimungkinkan diberikan oleh individu. Sedangkan dalam perjanjian pinjam-meminjam pemberian pinjaman dapat diberikan oleh individu. 3. Pada perjanjian kredit telah ditentukan bahwa pengembalian uang pinjaman itu harus disertai bunga, imbalan atau pembagian hasil. Sedangkan dalam perjanjian pinjam-meminjam hanya berupa bunga saja dan bunga ini pun baru ada apabila diperjanjikan 4. Pada perjanjian kredit, bank harus mempunyai keyakinan akan kemampuan debitur untuk melunasi kredit yang diformulasikan dalam bentuk jaminan baik materiil maupun immaterial. Sedangkan dalam perjanjian pinjam- meminjam jaminan merupakan pengamanan bagi kepastian pelunasan hutang dan ini pun baru ada bila diperjanjikan

D. Deposito Berjangka Sebagai Jaminan Kredit Bank

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

5 101 136

Aspek Hukum Deposito Sebagai Jaminan Kredit Pada Bank (Studi Pada Pt Bank Danamon Indonesia Tbk)

3 45 85

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Kajian Hukum terhadap Pelunasan Kredit dengan Menyerahkan Jaminan kepada Bank dalam Menyelesaikan Kredit Bermasalah (Penelitian pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Kantor Wilayah VI Medan)

2 76 132

Analisis Hukum Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Pemberian Kredit Tanpa Agunan Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Cabang Usu Medan

9 90 90

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

Deposito berjangka sebagai jaminan pelaksanaan perjanjian kredit di PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabng Jember

0 4 81

BAB II DEPOSITO BERJANGKA SEBAGAI JAMINAN GADAI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK A. Gadai 1. Pengertian Gadai dan Dasar Hukumnya. - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Stud

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Studi pada PT. Bank Panin (Persero) Tbk. Kcu Pemuda)

0 0 13

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Studi pada PT. Bank Panin (Persero) Tbk. Kcu Pemuda)

0 0 10