Penyebab Diabetes Melitus Macam Diabetes Melitus

4

2.4.4 Penyebab Diabetes Melitus

Diabetes melitus disebabkan oleh gangguan metabolisme yang menghambat aktivitas insulin, antara lain pada kasus peningkatan aktivitas glukagon atau produksi insulin yang kurang. Kekurangan insulin disebabkan oleh perubahan degeneratif dari sel-sel beta, penurunan efektifitas hormon dan tumor endokrin yang menyebabkan penurunan sekresi hormon. Perubahan degeneratif dari sel beta pankreas sering merupakan akibat sekunder adanya peradangan pada bagian eksokrin. Lesio degeneratif seperti vakuolisasi sitoplasma akibat akumulasi glikogen dalam sel, sering ditemukan pada kasus resistensi insulin. Menurut Misnadiarty 2006 berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa pada usia lanjut berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, berkurangnya massa otot, penyakit penyerta dan penggunaan obat-obatan sehingga terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin. Penyebab diabetes lainnya adalah: kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan diabetes gestasional yang akan hilang setelah melahirkan, obat-obatan yang dapat merusak pankreas dan racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin Anonim 2007.

2.4.2 Macam Diabetes Melitus

Menurut Misnadiarty 2006, diabetes melitus diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 disebut dengan insulin-dependent diabetes IDDM, diabetes yang bergantung pada insulin, atau diabetes anak-anak dimana penderita menghasilkan insulin sedikit atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Hal ini dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe 1 memiliki karakteristik mudah terjadi ketoasidosis, pengobatanya harus dengan insulin, onset kuat, penderita biasanya kurus, terjadi pada umur muda, didapat antibodi sel insulin, 10 ada riwayat diabetes pada keluarga, 30-50 terjadi pada kembar identik. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi 5 autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Hampir 90 sel penghasil insulin atau sel beta mengalami kerusakan permanen. Akibatnya terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur. Diabetes melitus Tipe 1 umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik dan keluarga Anonim 2007. Diabetes melitus tipe 2 disebut non-insulin-dependent diabetes melitus NIDDM, diabetes yang tidak bergantung pada insulin terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin dan resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas terhadap insulin adanya defek respon jaringan terhadap insulin yang melibatkan gangguan reseptor insulin di membran sel, maka transpor glukosa ke dalam sel terganggu. Akibatnya kadar gula darah akan terus meningkat, keadaan ini yang disebut resisten terhadap insulin Dalimunthe 2004. Diabetes melitus tipe 2 bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun. Faktor risiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90 penderita mengalami obesitas. Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga. Karakteristik dari diabetes melitus tipe 2 yaitu sukar terjadi ketoasidosis, pengobatan tidak harus menggunakan insulin, onsetnya lambat, penderita gemuk atau tidak gemuk, biasanya terjadi pada umur tua, tidak ada antibodi sel insulin. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengakui tiga bentuk diabetes melitus, yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional yang terjadi selama kehamilan. Pembentukan diabetes melitus yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin diabetes melitus tipe 1, yang pertama dikenal, atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin diabetes melitus tipe 2, bentuk yang lebih umum. Terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil Anonim 2007. Keadaan diabetes ini dapat 6 terjadi selama kehamilan karena asupan makanan yang masuk bertambah dan akhirnya menjadi gemuk. Pada suatu saat tentu tubuh tidak mampu lagi mengolah glukosa yang beredar dan menyebabkan munculnya diabetes melitus Ranakusuma 1992. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan. Tetapi tetap diperlukan pengawasan medis secara hati-hati sepanjang kehamilan. 2.4.3 Gejala Klinis Diabetes Melitus Gejala klinis dari penderita diabetes melitus adalah poliuri, polidipsi, polifagi, badan lemas, mata kabur, kesemutan dan gangren Ranakusuma 1992. Jika bagian tubuh luar terluka membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama karena efek dari penyakit gulanya. Jika sudah parah penglihatan menjadi terganggu Soenarto 2005. Ketika kadar glukosa meninggi ke tingkat pada saat jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi, glukosa akan timbul di urin sehingga terjadi glukosuri Sherwood 2001. Menurut Guyton 1994 gejala poliuri disebabkan oleh efek diuresis osmotik dari glukosa dalam tubulus ginjal. Sebaliknya gejala polidipsi disebabkan oleh keadaan dehidrasi akibat dari gejala poliuri. Gagalnya pemakaian glukosa dan protein oleh tubuh menyebabkan berkurangnya berat badan dan timbul gejala polipagi. Gejala astenia kurang energi disebabkan oleh hilangnya protein tubuh. Gejala awal diabetes melitus berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai di atas 160-180 mgdL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui urin. Gejala-gejala kronik yang sering terjadi misalnya lemah badan, anoreksia, kesemutan, mata kabur, mialgria, artralgia, kemampuan seksual berkurang dan lain-lain Sherwood 2001.

2.4.4 Diagnosa Diabetikum