Pengukuran Kadar Gula Darah Pengambilan Organ Pankreas Pembuatan Preparat Histopatologi

24 bentuk bubuk yang berasal dari tempe freeze dry. Diet tempe pada T1 dan T2 didasarkan pada AIN 93M American Institute of Nutrition yang dibuat mendekati isokalori, sedangkan pada K1 dan K2 diberi diet standar sesuai dengan komposisi pakan AIN-93M. Gambar 2 Tikus dalam kandang metabolisme Dokumentasi pribadi 2008.

3.4.4 Pengukuran Kadar Gula Darah

Pengukuran kadar gula darah dengan menggunakan glukometer accu check dilakukan pada hari ke-7 dan ke-21 pascainduksi STZ. Pengukuran dilakukan pada pagi hari sebelum pemberian pakan, sampel darah didapat dari ujung ekor. Pengukuran gula darah dilakukan pada semua tikus dari setiap kelompok. Hasil yang didapat dirata-ratakan untuk menggambarkan nilai kadar gula darah kelompok dengan satuan mgdL.

3.4.5 Pengambilan Organ Pankreas

Pada akhir penelitian hari ke-21 pasca induksi STZ semua tikus dianastesi general dengan ketamin dan xylazine dengan dosis 35 mgkg BB. Nekropsi dilakukan dengan menyayat kulit dan otot abdominal hingga rongga perut terbuka. Darah dikeluarkan hingga detak jantung terhenti dan selanjutnya dilakukan pengambilan organ pankreas. Organ pankreas difiksasi dengan buffer neutral formalin BNF 10 dilanjutkan dengan pembuatan preparat histopatologi. 25

3.4.6 Pembuatan Preparat Histopatologi

Pembuatan preparat histopatologi pada organ pankreas dilakukan dengan prosedur sebagai berikut Lampiran 2: Fiksasi Sediaan organ pankreas direndam dalam larutan buffer neutral formalin BNF 10. Kemudian dilakukan pemotongan trimming dengan ketebalan ± 3 mm dan dimasukkan ke dalam kaset. Dehidrasi Jaringan yang berada di dalam kaset dimasukkan ke dalam tissue processor untuk dilakukan dehidrasi. Proses dehidrasi dilakukan menggunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat yang terdiri dari alkohol 70, 80, 90, 95, alkohol absolut I, alkohol absolut II dan alkohol absolut III. Selanjutnya dijernihkan clearing dengan memasukkan sediaan ke dalam xylol I, xylol II dan xylol III. Perendaman Embedding dan Pencetakan Blocking Sediaan yang telah didehidrasi ditanam dalam cetakan yang telah diisi parafin cair setengah-setengah dari volumenya dan sebelum membeku ditambahkan lagi dengan parafin cair sampai penuh lalu didinginkan pada cold plate. Hasil cetakan yang sudah mengeras dikeluarkan dari cetakan dan blok yang diperoleh dapat disimpan dalam refrigerator sampai siap untuk dipotong dengan mikrotom. Pemotongan Sediaan dalam blok parafin dipotong menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5 μm hingga berbentuk seperti pita dan diletakkan di atas permukaan air hangat untuk mencegah terjadinya lipatan pada pita. Sediaan selanjutnya diletakkan di atas gelas objek dan dikeringkan pada suhu ruang. Sediaan kemudian diwarnai dengan hematoksilin-eosin HE dan imunohistokimia. 3.4.7 Pewarnaan Hematoksilin Eosin HE Pewarnaan hematoksilin-eosin HE termasuk dalam jenis pewarnaan ganda double straining karena menggunakan dua jenis zat warna untuk mengamati struktur umum jaringan. Pada pewarnaan ganda umumnya pewarna 26 yang digunakan satu bersifat asam dan yang lain bersifat basa. Paduan sifat tersebut menyebabkan bagian-bagian yang bersifat asidofilik dan basofilik dapat ditonjolkan sehingga terjadi kekontrasan dan pengenalan bagian tertentu dapat lebih cepat dan lebih jelas terlihat. Tahapan yang dilakukan dalam pewarnaan HE dimulai dengan proses deparafinisasi, yaitu penghilangan parafin dengan memasukkan preparat ke dalam seri larutan xylol III, xylol II, dan xylol I. Kemudian dilanjutkan dengan proses rehidrasi, yaitu dengan memasukkan preparat ke dalam seri larutan alkohol absolut sampai alkohol 70 secara berurutan. Preparat direndam dalam air kran, kemudian dalam aquadest. Preparat diwarnai dengan pewarna hematoksilin dilanjutkan dengan perendaman dalam aquadest. Setelah itu preparat diwarnai menggunakan eosin dan diikuti perendaman kembali dalam aquadest. Kemudian dilakukan proses dehidrasi dengan alkohol bertingkat serta penjernihan clearing dengan menggunakan xylol. Sediaan ditutup dengan cover glass mounting dan siap untuk dilakukan pengamatan di bawah mikroskop Lampiran 3.

3.4.8 Pewarnaan Imunohistokimia