4 Kita tidak boleh segan atau malu meminta bantuan orang lain untuk
memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita capai maupun kekurangan yang masih kita miliki.
5 Kita tidak boleh bosan atau berlatih. Ketrampilan berkomunikasi
tersebut harus kita praktikkan terus – menerus. 6
Keseluruhan latihan tersebut harus kita bagi dalam satu – kesatuan atau bagian tertentu, agar setiap kali dapat kita rasakan keberhasilan
usaha kita. 7
Akan sangat menolong bila kita dapat menemukan teman yang dapat kita ajak sebagai lawan berlatih.
8 Ketrampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen atau
bagiannya tersebut harus terus – menerus kita latih dan praktikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri kita.
Seluruh langkah dalam kiat di atas dapat dilakukan dalam kerangka metode belajar yang disebut experiental learning atau belajar melalui pengalaman
Johnson, 1981 dalam Supratiknya, 1995: 13.
2. Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Simulasi
a. Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Kirby, dalam artikelnya yang berjudul : Group Guidance Vol. 49, April 1971 yang menyatakan bahwa “ Bimbingan kelompok adalah suatu
kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan data – data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari
individu”. Sedangkan Mahler dalam Chasiyah dkk, 2001: 23 menyatakan bahwa
“Bimbingan kelompok adalah terutama adalah pendidikan di kelas atau pengalaman pendidikan, yang pada pokoknya dikaitkan pada pemberian
informasi. Kegiatan bimbingan kelompok di sekolah – sekolah biasanya diorientasikan dalam memberikan dorongan terhadap para siswa untuk dapat
memahami serta mengetahui sampai sejauh mana partisipasi serta keterlibatannya dalam mengembangkan diri ke arah berpikir dewasa. Walaupun pokok
pembahasan dalam bimbingan kelompok mungkin sama dengan konseling
kelompok, tanggung jawab utama dalam bimbingan tetap berada pada guru. Dalam konseling kelompok pembicaraan pokok adalah untuk setiap anggota
kelompok, tetapi bahasan terletak pada perubahan tingkah lakunya, tetapi tidak pada perubahan tingkah lakunya secara umum”.
Bimbingan kelompok dapat pula diberikan pengertian yang sederhana dan pengertian yang mendalam memakai kelompok sekedar sebagai tempat atau
wadah atau sasaran dilaksanakannya suatu usaha bimbingan, sedangkan dalam arti yang lebih mendalam bimbingan kelompok mempergunakan dinamika kelompok
yang benar – benar terarah dan positif untuk membantu klien memperkembangkan dirinya sendiri dalam menanggulangi masalah – masahnya Depdikbud, 1983
dalam Chasiyah dkk, 2001: 23
Berdasarkan pendapat ahli di atas diambil kesimpulan bahwa bimbingan kelompok pada dasarnya bimbingan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan aspek kediriannya yang bersifat sosial. Aspek – aspek kedirian tersebut berupa sikap, ketrampilan dan keberanian yang
dimensinya bersangkut paut dengan orang lain sosial diberikan tenggang rasa sebagai suatu warna.
b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok