Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat tersebut memberikan hasil yang tetap. Dalam penngujian reliabelitas penulis menggunakan korelasi prodauct
moment dengan angka kasar dan dilanjutkan dengan rumus spearman brown yang dihitung dengan teknik SPSS 14.00, menurut Suharsimi Arikunto rumus
reliabilitas adalah sebagai berikut :
2 . r .
½ . ½
R11 = 1 + r .
½ ½
½ .
. .
½ ½
½
Keterangan :
R11 : koefisien reliabelitas yang sudah disesuaikan
R
½ ½
: koefisien korelasi antara skor – skor setiap belahan Berdasarkan rumus di atas, angket dikatakan reliabel apabila r11 rt, atau
H0 ditolak maka angket dikatakan reliabel Kemudian berdasarkan rumus di atas maka dapat maka dapat dihitung
dengan teknik SPSS 14. 00 sebagai berikut :
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E A L P H A Reliability Coefficients
N of Cases = 25,0 N of Items = 30 Alpha = 0 ,9177
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas angket dinyatakan bahwa angket dinyatakan reliabel karena diperoleh r
hitung
r
tabel
, yaitu 0, 0,918 0,396 dan didapat r
hitung
yang mendekati 1 jadi reliabilitas instrumen sangat tinggi.
5. Evaluasi
Berdasarkan hasil dari proses pengumpulan data maka dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus statistik tertentu, untuk mengetahui apakah layanan
yang diberikan berhasil atau tidaknya layanan tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Godwin dan Coates 1976 : 71 dengan rumus change in frequence from base rate to post rate, maka peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut : post rate – bese rate
x 100 = percentage change Base rate
Keterangan :
Percentage change : prosentasi perubahan tingkah laku
Base rate : penilaian dasar sebelum treatment
Post rate : penilaian akhir setelah pemberian treatment
Jika penilaian akhir menyatakan bahwa setelah diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok dapat mencapai 50 dari penilaian semula sebelum
diberikan treatment, maka penelitian dikatakan berhasil atau dengan kata lain bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi antar pribadi dinyatakan berhasil. Namun apabila kurang dari 50 setelah pemberian treatment maka layanan bimbingan
kelompok dengan teknik simulasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antar pribadi tersebut dianggap kurang efektif untuk meningkatkan komunikasi
antar pribadi siswa kelas XI IPA – 1 SMA Negeri 4 Surakarta.
6. Refleksi
Kegiatan refleksi diawali dengan analisis data, yaitu menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan dan mendiskripsikan data dalam bentuk
narasi, tabel, dan atau grafik, serta menyimpulkan secara deklaratif. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dlaksanakan refleksi dan diikuti
dengan perencanaan lanjutan dalam bentuk revisi dari rencana perbaikan yang telah dilaksanakan untuk siklus berikutnya sampai dengan kriteria peningkatan
kemampuan komunikasi antar pribadi mencapai skor kenaikan 50 dari sebelum diberikan treatment.
D. Indikator Keberhasilan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik
Simulasi untuk Meningkatkan Komunikasi Antar pribadi
Hasil penilaian kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi perlu dianalisis untuk
mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan penyelenggaraan layanan. Perlu dikaji adalah apakah hasil – hasil pembahasan dan atau pemecahan masalah sudah
dilakukan sedalam – dalamnya atau sebenarnya masih ada aspek penting yang perlu dijangkau dalam pembahasan itu. Sedangkan indikator yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji tingkat keberhasilan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi adalah
sebagai berikut :
1. Sikap Pembukaan Diri
a. Siswa menyadari siapa dirinya
b. Siswa menyadari peserta simulasi yang lain
c. Siswa mampu menyatakan pendapat kepada peserta simulasi lain
d. Siswa menghargai gagasan peserta simulasi lain
e. Siswa mampu menerima pendapat dari peserta simulasi yang lain
2. Sikap Percaya Diri
a. Siswa mampu memberi dukungan kepada peserta simulasi yang lain
b. Siswa aktif dalam kelompoknya
c. Siswa mampu menanggapi permasalahan dalam kelompoknya
d. Siswa mampu menyatakan argumentasi pendapatnya kepada peserta simulasi
yang lain