Kondisi Geografis dan Iklim

37 November 2000 dilakukan peresmian Propinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. H akamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah propinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur banten defenitif. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj. Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama. Sumber: Buku Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis Terbentuknya Propinsi Banten 1953-2000 oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri.

4.2.2. Kondisi Geografis dan Iklim

Melalui Undang-Undang No. 23 tahun 2000, status Keresidenan Banten Propinsi Jawa Barat berubah menjadi Propinsi Banten. Wilayah Propinsi banten mempunyai luas 8 800,83 km 2 , terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Tangerang dan dua Kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Wilayah Propinsi Banten berada pada batas astronomis 105 1’11” - 106 7’12” BT dan 5 7’50” - 7 1’1” LS, mempunyai posisi strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional. Propinsi Banten mempunyai batas wilayah: a. Sebelah utara dengan Laut Jawa b. Sebelah timur dengan Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat c. Sebelah selatan dengan Samudera Hindia d. Sebelah barat dengan Selat Sunda. Sedangkan ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri dari: a. lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri. 38 b. Kawasan banten Bagian tengah berupa irigasi terbatas dan kebun campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan.Ketersedian air cukup dengan kuantitas yang stabil. c. Kawasan banten sekitar Gunung Halim-Kendeng hingga Malingping, Leuwi Damar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit untuk diakses, namun menyimpan potensi sumber daya alam. d. Banten Bagian Barat Saketi, DAS Cidano dan lereng kompleks Gunung Karang- Aseupan dan Pulosari sampai Pantai DAS Ciliman-Pandeglang dan Serang bagian Barat kaya akan potensi air, merupakn kawasan pertanian yang masih perlu ditingkatkan intensifikasi. e. Ujungkulon sebagi Taman Nsional Konservasi Badak Jawa Rhinisondaicus. f. DAS Cibaliung – Malimping, merupakan cekungan yang kaya air tetapi belum dimanfaatkan secara efektif dan produktif. Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh Angin Monson Monson Trade dan Gelombang La Nina dan El Nino. Saat musim penghujan November-Maret cuaca didominasi oleh angin barat dari Sumatera, Lautan Hindia sebelah selatan India yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau Juni-agustus, cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wlayah Banten mengalami kekeringan yang keras terutama di wilayah bagian pantai utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22 C dan 32 C, sedangkan suhu di pegunungan dengan ketinggian antara 400-1350 m dpl mencapai antara 18 C-29 C. Seperti dijelaskan pada sejarah ringkas di atas, di mana melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan, tepatnya pada 4 Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR RI mengesahkan RUU Propinsi Banten menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 39 Presiden Abdurrahman Wahid saat itu mengesahkan UU Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten tersebut. Banten menjadi propinsi bukanlah dilatarbelakangi perasaan emosional semata tetapi lahir dari proses pemikiran yang rasional dengan tujuan yang jelas dan suci. Tujuan tersebut telah melatarbelakangi pendiriannya yang intinya terdapat empat point penting, yaitu: 1. Latar belakang Politik . Secara histories, Banten merupakan suatu komunitas politik yang jelas dan independen. 2. Latar belakang Sosial. Secara sosiologis, masyarakat banten menjadi masyarakat tersisih meski di Banten-nya sendiri. 3. Latar Belakang Budaya. Struktur pootik dan social tidak mengakomodasi budaya Banten, kecuali pada kelas tidak penting. 4. Latar Belakang Ekonomi. Isu ketertinggalan masyarakat Banten dalam sector ekonomi menjadi pengetahuan umum bahkan secara tidak seimbang nampak perbedaan antara Jawa Barat bagian timur dan Jawa Barat bagian barat Banten. Latar Belakang tersebut bermuara pada kemajuan dan kesejahteraan yang didambakan masyarakatnya sebagaimana slogan perjuangannya “ Pencapaian Banten menjadi propinsi adalah alat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Karena kesejahteraan masyarakat itu hanya bias dicapai dengan menjadikan Banten sebagai Propinsi, …” Secara garis besar kondisi geografi Banten kaitannya dengan ekosistem, setidaknya dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu sawah, ladang dan pesisir pantai. Daerah persawahan yang subur umumnya terletak di wilayah banten Selatan tepatnya di Pandeglang, Lebak, dan sebagian Serang adalah wilayah pertanian persawahan, perkebunan, ladang dan sekaligus beberapa daerah dikelilingi garis pantai yang indah. Kawasan Banten Utara seperti Cilegon, sebagian Serang, tangerang dan kota Ta ngerang kini tumbuh menjadi kawasan industri, perdagangan dan sector jasa-jasa. Sedangkan daerah pesisir Pantai Utara di samping masyarakatnya hidup dalam budaya perladangan juga mengadopsi budaya pantai yang akrab dengan kehidupan nelayan. 40 Saat ini Banten mencakup 4 kabupaten dan 2 kota dengan sebaran wilayah administrasi di bawahnya terdiri dari 124 kecamatan dan 1 481 desakelurahan seperti yang disajikan pada table di bawah. Keragaman potensi sumber daya alam, kekayaan daerah dan sumber daya manusianya itulah yang saat ini dibangun dengan harapan terwujud kemerataan dan kesejajaran dengan wilayah lain yang lebih dahulu maju. Tabel 2. Jumlah kecamatan dan desakelurahan menurut kabupatenkota di Banten KabupatenKota Jumlah Kecamatan Jumlah DesaKelurahan 1 2 3 01. Pandeglang 02. Lebak 03. Tangerang 04. Serang 05. Kota Tangerang 06. Kota Cilegon 26 19 26 32 13 8 335 300 328 371 104 43 Banten 124 1 481 Sumber: Diolah Daerah Dalam Angka Prpinsi Banten

4.2.3. Gambaran Umum Penduduk Banten