33 Jawa Barat 2010, Dialog Rencana Regional Makro, Dialog Rencana Tata Ruang
Wilayah, Dialog Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dan Dialog Delapan Kawasan Andalan yang diikuti oleh unsur masyarakat, pakar Penguruan Tinggi, dan Birokrat yang me miliki
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Di samping itu dilaksanakan pula forum koordinasi pembangunan sebagai formulasi baru RAKORBANG dengan nuansa dan
semangat yang baru, serta diawali dari motivasi untuk lebih menyerap aspirasi KabupatenKota dan masyarakat. Setelah mengalami proses yang panjang dan telaahan
yang mendalam dari berbagai pihak terkait dalam dialog-dialog interaktif,maka
diformulasikan visi Jawa Barat yaitu: JAWA BARAT DENGAN IMAN DAN TAKWA SEBAGAI PROPINSI TERMAJU
DI INDONESIA DAN MITRA TERDEPAN IBU KOTA NEGARA TAHUN 2010
Pada penetapan visi tersebut didasarkan kepada beberapa pengertian yaitu untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia,seluruh lapisan masyarakat Jawa Barat terutama
Penyelenggara Negara, para Elit Politik,para Cendekiawan dan Pemuka Masyarakat, harus bersatu dan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa
Barat. Jawa Barat sudah selayaknya berupaya menjadi Propinsi ternaju di Indonesia mengingat banyaknya potensi baik berskala daerah maupun berskala nasional. Seperti;
potensi industri strategis, potensi perguruan tinggi, dukungan sumber daya alam, faktor iklim dan budaya gotong royong dan ditunjang oleh kehidupan masyarakat yang agamis.
Pengertian termaju memberi implikasi munculnya ketergantungan propinsi- propinsi lain kepada Jawa Barat. Sedangkan ketergantungan Propinsi Jawa Barat kepada
propinsi lain diusahakan sekecil mungkin. Propinsi Jawa Barat selama ini dijadikan sebagai penyangga Ibu Kota Negara dengan segala konsekuensinya harus bergeser dan
menjadi mitra terdepan yang dilandasi dengan asas kesetaraan dan kesepahaman dalam arti tidak lagi terekploitasi segala potensinya.
4.1.4. Indikator Makro
Untuk menggambarkan visi menjadi sesuatu yang kongkrit dan dapat diukur, perlu adanya indik ator yang digunakan sebagai acuan. Indikator ini terdiri dari: indikator
34 ekonomi makro dan sosial makro yang dijabarkan dalam tiga belas item yang semuanya
bermuara pada indikator Indek Pengembangan Manusia IPM Indikator IMP tersebut diarahkan untuk mencapai kategori maju pada skala yang telah
ditetapkan oleh UNDP, yang dicirikan dengan pencapaian IPM sebesar 80. Kondisi inilah yang merupakan indikator pencapai visi Jawa Bara
t
Dengan Iman Dan Takwa Sebagai Propinsi Di Indonesia Dan Mitra Terdepan Ibu Kota Negara Tahun 2010.
Pencapaian indikator makro tidak hanya merupakan kinerja pemerintah daerah pemerintah propinsi Jawa Barat saja. Melainkan merupakan kinerja bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota, masyarakat serta pihak swasta. Hal ini terkait dengan paradigma baru Pemerintah Daerah sebagaimana
diamanatkan Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP 25 Tahun 2000.
Tabel 1. Indikator M akro Pencapaian Visi dan Misi Jawa Barat
Sampai dengan tahun 2005
N O I N D I KATOR M AKRO
Sa t u a n 2 0 0 3
2 0 0 4 2 0 0 5
1 I ndek s Pem bangunan 0 -1 0 0
7 2 . 3 7 7 3 . 5 3
7 4 . 5 6 2 Jum lah Penduduk
Juta Jiwa 3 7 . 9
3 8 . 8 39.6
3 Laj u Per t um buhan Penduduk per sen
2 . 2 9 2 . 2 2
2 . 1 6 4 Jum lah Penduduk Miskin
Juta Jiwa 9 . 2 8
9 . 2 5 9.21
5 PDRB Berlaku Tr ily un Rupiah
1 81.7 1 9 9 . 6
2 1 9 . 4 6 I nflasi Propenas
Per sen 6
6 6
7 Laj u Per t um buhan Ek onom i
Konst an 93 Per sen
4 . 6 0 4 . 6 2
4 . 6 5 8 PDRB Kapit a Ber lak u
Jut a Rupiah 4 . 7 8
5 . 1 4 5.53
9 I nv est asi 1 Ber lak u Tr ily un Rupiah
5 4 . 0 6 3 . 5
74.7 1 0 Laj u I n v est asi Kon stan 93
per sen 1 2
1 2 1 2
1 1 Konsum si Pem er int ah G
Ber laku Tr ily un Rupiah
1 2 . 9 1 4 . 1
15.2 1 2 Proporsi Jum lah Penduduk
Juta Jiwa 1 5 . 4 3
1 6 . 0 9 1 6 . 7 9
1 3 Jum lah Penduduk Bekerj a per sen
4 0 . 6 4 4 1 . 4 6
4 2 . 3 4 1 4
Jum lah Penganggur an Ter buk a
Juta Jiwa 0 . 7 2 2
0.6 15 0 . 5 2 5
Sumber : Perda Propinsi Jawa Barat No. 1 tahun 2001 tentang Rencana Strategis Tahun 2001-2005
35 Keterangan:
1. Keseluruhan Data dan Proyeksi adalah Propinsi Jawa Barat tanpa Propinsi Banten 2. Data IPM 2000 merupakan hasil proyeksi antara data IPM BPS tahun 1999
3. Data Jumlah Penduduk dan LPP 2000 dari SPBPS 2000 4. Jumlah Penduduk Miskin 2000 merupakan hasil proyeksi antara data PDRB BPS
tahun 1999 5. Data PDRB 2000 merupakan hasil proyeksi antara PDRB BPS tahun 1999
6. Data Investasi 2000 nerupakan hasil proyeksi antara Data Investasi BPS dari Data Output Jabar 1999
7. Data Konsumsi Pemerintah 2000 merupakan hasil proyeksi antara Data Konsumsi Pemerintah dari Input Output Jabar 1999 BPS
8. Data Jumlah Penduduk Bekerja 2000 bersumber dari SAKERDA 2000 BPS 9. Data Jumlah Pengangguran Terbuka 2000 bersumber dari SAKERDA 2000
BPS 10. Perkiraanproyeksi 2001 dan 2005 untuk ketiga belas indikator menggunakan
metoda statistik Autoregresi 11. Harga konstan 1993 oada LPE dan LP Investasi merupakan Harga Kesepakatan
Nasiona l untuk Laju Pertumbuhan 12. Inflasi menggunakan proyeksi Propenas
13. Indikator Makro ini merupakan indikator pencapaian visi dan misi Jabar oleh
seluruh stakeholder Sumber : Perda Propinsi Jawa Barat No. 1 tahun 2001 tentang Rencana Strategis Tahun 2001-2005
4.2. Propinsi Banten 4.2.1. Sejarah Singkat Banten