36
4.2 Letak dan Batas Wilayah
Batas wilayah Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Namo Bintang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lama dan Desa Namosimpur
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Namo Bintang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Durin Jangak
4.3 Gambaran Umum Desa Baru
Dari kesehatan dan sanitasi, menyusuri jalan Desa Baru kita akan menemukan sebagian gunungan – gunungan sampah yang menyengat di sebagian
rumah-rumah warga, aroma busuk ini diperparah dengan aroma kotoran dari sekitar kandang babi yang menumpuk dan berbatasan dengan rumah. Apabila di
musim hujan udara dipenuhi oleh aroma yang tidak nyaman ini dan air limpasan permukaan tanah turut membawa kotoran babi ke halaman rumah. Bahkan Dusun
III dan dusun IV jika terjadi hujan setengah hari maka air banjir akan mencapai selutut orang dewasa hingga setinggi dada orang dewasa pada musim hujan.
Anak-anak justru menyukai banjir dan mereka berenang walaupun air bercampur kotoran dan sampah, bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah lebih
rendah tidak mempunyai pilihan lain jika ingin keluar atau masuk harus melintasi air banjir tersebut.
Sumber air yang di gunakan masyarakat yang tinggal disepanjang tepi jalan protokol menggunakan air PAM sementara didaerah yang lebih dalam
menggunakan sumur bor dan sumur galian. Masyarakat yang menggunakan air sumur tidak terbiasa menggunakan saringan untuk mendapatkan air yang bersih,
mereka biasa menggunakan langsung memasak dan menyuci. Walaupun rumah sudah dilengkapi septic tank namun air dari kamar mandi dan cucian di buang ke
halaman terbuka dengan saluran yang tidak mencukupi sehingga menyebabkan genangan air di halaman.
37
Gatal - gatal dan ispa merupakan penyakit yang akrab bagi masyrakat desa baru dan yang paling sering menyerang anak anak. Hal ini terungkap dari diskusi
FGD Forum Group Disscussion bersama para ibu dan bidan Sri Ulina 38 thn, juga demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang paling di takuti di
daerah ini sejak tahun 2001. Dari segi pendidikan, fasilitas pendidikan di desa ini cukup lengkap mulai
dari PAUD sampai SMA disertai akses transportasi angkot dan becak yang sangat mudah, begitu juga akses internet yang terdapat di warnet sepanjang jalan utama.
Anak-anak sekolah sering nongkrong di warnet dengan biaya Rp.3000 per jam. Menurut FGD dengan orang tua, anak anak mencari bahan pelajaran sekolah di
warnet namun sebagian orang tua mengkhawatirkan anak anak secara bersama sama juga mengakses film porno di tempat yang sama.
Akses yang mudah terhadap pendidikan ternyata tak berlaku bagi masyarakat miskin tidak mampu membiayai anak untuk melanjut ke tingkat SMP
apalagi SMA, khususnya di dusun 3 berdasar temuan FGD bersama orangtua. Kenakalan anak seperti kecanduan ngelem menghirup zat adiktif, menghisap
ganja yang dilakukan siswa SMP dan SMA, menonton film porno yang dilakukan anak SD hingga SMA merupakan temuan FGD bersama orangtua siswa yang
merasa cemas dan berharap agar ada perubahan positif melalui kegiatan ekstra kurikuler seperti bermain bola, pramuka, PBB Peraturan Baris Berbaris hingga
kegiatan keagaamaan bagi remaja. Kekerasan terhadap anak, orang tua menceritakan bahwa beberapa guru
juga melakukan kekerasan fisik terhadap anak berupa memukul betis anak anak dengan menggunakan penggaris dan menarik rambut di depan telinga anak. Selain
itu pemukulan ujung kuku dengan penggaris juga merupakan hal biasa dialami siswa sebagai hukuman tidak mengerjakan tugas atau saat siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan pelajaran. Orang tua memiliki pendapat berbeda tentang kekerasan ini. Sebagian setuju dan merasa anaknya pantas memperoleh perlakuan
seperti ini karena merasa kewalahan akan kenakalan anak, namun beberapa orangtua bahkan ingin mendatangi guru dan meminta penjelasan perlakuan seperti
ini terhadap anak mereka.
38
Pandangan orang tua terhadap kenakalan remaja lebih bersifat memaklumi dengan alasan bahwa orang tua terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja
dari jam 7.30 wib hingga jam 18.00 wib sore bagi para ibu pemulung, pembantu rumah tangga. Bagi penjual sayur di pasar mereka sudah harus bergegas ke pasar
sejak pukul 4.30 wib pagi hingga pukul 14.00 wib siang dan selanjutnya pukul 15.30 wib sore sudah harus membeli sayur mayur untuk dijual dan pulang ke
rumah pukul 17.30 wib sore. Para bapak yang bekerja sebagai supir angkot justru hanya sempat bertemu anak saat makan malam, kemudian harus mengejar setoran
hingga pukul 21.30 wib malam kemudian menghibur diri dengan berkumpul di warung tuak.
Dari segi ekonomi, beragam jenis pekerjaan terdapat di desa ini mulai dari pemulung, pedagang, peternak, petani, pengrajin hingga buruh, Babby Sitter dan
pembantu rumah tangga serta supir angkot. Sebagian warga juga bekerja di pemerintahan sebagai pegawai dan polisi. Karena keragaman tersebut, sangat sulit
membuat rata-rata pendapatan bulanan penduduk.
Ada satu koperasi Karya Baru yang beranggotakan 98 Keluarga dengan syarat keanggotaan harus memiliki usaha kecil dan pinjaman dilakukan untuk
produksi bukan konsumsi. Selain dari koperasi terdapat juga BPR Bank Sumut dibawah pemerintahan propinsi dan juga jula-jula yang sangat populer dikalangan
ibu. Namun pinjaman uang ke rentenir dengan suku bunga berbunga 20 per bulan juga merupakan satu pilihan yang biasanya dilakukan penjual bakso dan
warung yang memiliki putaran uang harian dan juga saat membutuhkan dana relatif besar dalam waktu singkat seperti biaya pengobatan, pendidikan dan
perayaan hari raya. Warga juga menganggap ternak sebagai bentuk tabungan walaupun
untungnya sangat tipis dan mereka mengeluhkan harga pakan yang cukup mahal Rp.75.000karung untuk 2 hari bagi jumlah rata rata babi perkandang sebanyak 5
ekor. Itupun sudah diberi pakan hijauan tambahan dan juga konsentrat. Bagi pekerja tidak tetap atau musiman seperti buruh bangunan, disaat tidak ada
borongan mereka mencari nafkah dengan mengikuti lomba memancing yang diselenggarakan setiap malam yang dibuka bagi 60 hingga 120 peserta. Tiap
39
peserta membayar sebesar Rp. 100.000 untuk satu putaran yang dihitung 1 jam. Pemenang lomba adalah peserta yang dapat memancing ikan lele terbesar seberat
15 kgekor dengan hadiah Rp.6.000.000,- dan dipotong Rp.1.000.000,- bagi pemilik kolam.
4.4 Orbitasi