74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan di atas dapat ditarik kesimpulan: 1. Pelaksanaan perjanjian jual beli mobil Bekas di Showroom 78 Medan,
Penyebarluasan informasi merupakan kegiatan untuk memasarkan produk kepada calon konsumen. Penawaran kepada konsumen, dilakukan apabila
antara Showroom jual beli yang akan di laksanakan, namun beberapa hal yang sering di bicarakan sebelum transaksi. Transaksi jual-beli dan Pelayanan
purna transaksi 2. Kedudukan konsumen dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom
78 Medan. Kedudukan konsumen dalam UUPK berada pada pihak yang diuntungkan karena pelaku usaha lebih bergantung kepada konsumen. Bisa
dibayangkan kalau praktek monopoli dan hal-hal lain yang dilarang dalam undang-undang ini terjadi, bagaimana pengaruhnya terhadap harga,
ketersediaan barang, kualitas barang, dan pilihan barang 3. Perlindungan Konsumen terhadap Kendaraan Bekas, Bentuk perlindungan
yang di berikan oleh Showroom dalam transaksi jual-beli mobil bekas adalah: Memberikan keterangan terkait mobil bekas secara jelas dan lengkap.
Memberikan keterangan terhadap produk yang di tawarkan menggunakan istilah frasa dan kalimat yang di mengerti oleh konsumen. Menjamin mutu
barang atau jasa yang diperdagangkan sesuai dengan standar mutu barang
yang berlaku. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji atau mencoba barang tertentu serta memberikan jaminan atau garansi barang yang
diperdagangkan. Memberi kompensasi ganti rugi apabila mobil bekas yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian.
4. Penyelesaian perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom 78 Medan jika terjadi debitur wanprestasiPenyelesaian masalah apabila terjadi kredit
bermasalah di perusahaan pembiayaan ditempuh dengan dua cara yaitu dengan jalur litigasi dan non-litigasi. Jalur non-litigasi, penyelesaian kredit
bermasalah ditempuh di luar jalur hukum seperti negosiasi, mediasi, konsultasi, penilaianmeminta pendapat ahli,evaluasi netral dini early neutral
evaluation, pencarian fakta netral neutral fact finding. Yang banyak dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah adalah negoisasi dan
musyawarah yaitu perusahaan pembiayaan selalu berusaha untuk menyelesaikan kredit bermasalah dengan cara persuasif yaitu melakukan
pendekatan kepada konsumen untuk membayar angsuran atau menyelesaikan kreditnya dengan perusahaan pembiayaan. Sedangkan jalur litigasi,
penyelesaian masalah ditempuh melalui jalur hukum yaitu dengan mengajukan gugatan ke pengadilan
B. Saran