f. Barang danatau jasa tidak untuk diperdagangkan, dimana kondisi ini mempertegas bahwa konsumen dalam undang-undang perlindungan
konsumen adalah konsumen akhir.
3. Pemerintah
G. Hak dan Kewajiban Konsumen
Indonesia melalui UUPK menetapkan hak-hak konsumen sebagai berikut: a. Hak atas keamanan, kenyamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi
barang danatau jasa. b. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur dan mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat atau keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakannya.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. g. Hak untuk di perlakukan atau dilayani secara benar dan jujur secara tidak
diskriminatif.
h. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya. i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.
19
Selain hak-hak konsumen tersebut, UUPK juga mengatur hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam pasal-pasal berikutnya, yakni tentang
kewajiban pelaku usaha. Kewajiban dan hak sesungguhnya merupakan antinomi dalam hukum, sehingga kewajiban pelaku usaha dapat di lihat dan sebagai
merupakan bagian dari hak konsumen. Kewajiban pelaku usaha antara lain :
20
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
d. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standarmutu barang danatau jasa yang
berlaku. e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba
barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau diperdagangkan.
19
Hak atas Lingkungan Hidup yang bak dan sehat. Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
20
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
f. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang
diperdagangkan. g. Memberi kompensasi ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau
jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai denga perjanjian. Selain hak-hak yang telah disebutkan tersebut, ada juga hak untuk
dilindungi dari akibat negatif persaingan curang. Hal ini berangkat dari pertimbangan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan pengusaha sering dilakukan
secara tidak jujur, yang dalam hukum di kenal dengan terminologi “persaingan curang” unfair competition atau “persaingan usaha tidak sehat”
21
Selain memperoleh hak-hak tersebut, konsumen juga memiliki kewajiban untuk :
22
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa. c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Secara bersamaan, pelaku usaha juga memiliki hak-hak yang harus dilindungi. Hak-hak pelaku usaha ini juga merupakan bagian dari kewajiban
konsumen, yaitu :
23
21
NIngrum Natasya Sirait, Asosiasi dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2003, hal 20
22
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
23
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
a. Hak untuk menerima pembayaran yang seseuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan.
b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak di akibatkan oleh barang danatau jasa yang
diperdagangkan. e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
lainnya . Dalam UUPK menetapkan larangan-larangan bagi pelaku usaha yang
berujung pada kerugian konsumen. Pelanggaran terhadap laranga-larangan tersebut merupakan tindakan pidana. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan
atau meperdagangkan barang danatau jasa yang :
24
a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut. c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya.
24
Ibid
d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang danatau
jasa tersebut. e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang danatau jasa tersebut.
f. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang danatau jasa tersebut.
g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaanpemanfaatan paling baik atas barang tersebut.
h. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label.
i. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, beratisi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal
pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha, serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
dipasangdibuat. j. Tidak mencantumkan informasi danatau petunjuk penggunaan barang dalam
bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas
barang dimaksud.
25
Pelaku usaha juga dilarang untuk memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar.
26
Maka, bagi pelaku usaha yang melakukan pelanggaran tersebut, dilarang memperdagangkan barang danatau jasa
tersebut wajib menariknya dari peredaran.
27
Pelaku usaha dilarang untuk memperdagangkan, menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang danatau jasa secara tidak benar,
danatau seolah-olah :
28
a. Barang tersebut telah memenuhi danatau memiliki potongan harga, harga khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertertentu, karateristik tertentu,
sejarah atau guna tertentu. b. Barang tersebut dalam keadaan baik danatau baru.
c. Barang danatau jasa tersebut telah mendapatkan danatau memiliki sponsor, persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau
aksesori tertentu. d. Barang danatau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai
sponsor, persetujuan atau afiliasi. e. Barang danatau jasa tersebut tersedia.
f. Barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi. g. Barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu.
25
Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
26
Pasal 8 ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
27
Pasal 8 ayat 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
28
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
h. Barang tersebut berasal dari daerah tertentu. i. Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang danatau jasa lain.
j. Menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan tanpa keterangan yang lengkap.
k. Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti. Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai :
29
a. Harga atau tarif suatu barang danatau jasa. b. Kegunaan suatu barang danatau jasa
c. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang danatau jasa.
d. Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan. e. Bahaya penggunaan barang danatau jasa.
Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang, dilarang mengelabuimenyesatkan konsumen dengan :
30
a. Menyatakan barang danatau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar mutu tertentu.
b. Menyatakan barang danatau jasa tersebut seolah-olah tidak mengandung cacat tersembunyi.
c. Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk menjual barang lain.
29
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
30
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
d. Tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu danatau jumlah yang cukup dengan maksud menjual barang yang lain.
e. Tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan maksud menjual jasa yang lain.
f. Menaikkan harga atau tarif barang danatau jasa sebelum melakukan obral. Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan
suatu barang danatau jasa dengan harga atau tarif khusus dalam waktu dan jumlah tertentu, jika pelaku usaha tersebut tidak bermaksud untuk
melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan, dipromosikan, atau diiklankan.
31
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang danatau jasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang
danatau jasa lain secara cuma-cuma dengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana yang dijanjikannya.
32
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan obat, obat tradisional,
suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang danatau jasa lain.
33
Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilarang
untuk :
34
31
Pasal 12 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
32
Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
33
Pasal 13 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
34
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
a. Tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikan. b. Mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa.
c. Memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan d. Mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.
Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa dilarang melakukan dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik
fisik maupun psikis terhadap konsumen.
35
Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa melalui pesanan dilarang untuk :
36
a. Tidak menepati pesanan danatau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan.
b. Tidak menepati janji atas suatu pelayanan danatau prestasi. Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang :
37
a. Mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang danatau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang
danatau jasa. b. Mengelabui jaminan garansi terhadap barang danatau jasa.
c. Memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang danatau jasa.
d. Tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang danatau jasa. e. Mengeksploitasi kejadian danatau seseorang tanpa seizin yang berwenang
atau persetujuan yang bersangkutan.
35
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
36
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
37
Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
f. Melanggar etika danatau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan.
H. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha 1. Hak Pelaku Usaha
Pasal 6 UU Nomor 8 tahun 1999 mengatur Hak pelaku usaha, yaitu:
38
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang
diperdagangkan. b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad buruk. c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen. d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan.
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undanganlainnya
2. Kewajiban Pelaku Usaha
38
Ahmadi Miru Sutarman Yodo., op.cit., hal 50
Pasal 7 UU Nomor 8 tahun 1999 mengaturkewajiban pelaku usaha, yaitu : a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Memberikan informasiyang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan. c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif
39
d. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa
yang berlaku. e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji danatau
mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau yang diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang
diperdagangkan. g. Memberi kompensasi ganti rugi danatau jasa penggantian apabila barang
danjasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
39
Ibid., hal 51
31
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
JUAL BELI MOBIL BEKAS
E. Pengertian Perjanjian serta Asas-Asas Perjanjian