Latar Belakang perlindungan Konsumen Terhadap Jual Beli Mobil Bekas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999mengenai Perlindungan Konsumen (Showroom Mobil 78)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan di Indonesia semakin lama semakin maju dan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kendaraan sebagai alat transportasi untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat adalah mobil. Umumnya mobil baru menjadi idaman setiap orang, tetapi persoalannya tidak semua dari kita dengan berbagai alasan mampu untuk membelinya. Namun, hal itu bisa saja disiasati dengan membeli mobil secara cicilan lewat kredit bank atau perusahaan leasing. Akan tetapi, cara itu harus dilakukan secara hati-hati karena bisa-bisa selama bertahun-tahun terjerat oleh suku bunga pinjaman. 1 Salah satu kebutuhan yang juga penting bagi masyarakat saat ini adalah kebutuhan akan sebuah sarana transportasi. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air. 2 1 http:www.mobilbekas2009.wordpress.com...bursa-mobil-bekas-. diakses tanggal 1 April 2015 2 Ibid Membeli dan memiliki mobil bekas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah harga mobil bekas bisa bersaing dan terkadang jauh relatif lebih murah, bahkan seperti hal nya kita membeli mobil baru yaitu kitajuga mendapat bonus misalnya souvenir dari dealer. Sedangkan kekurangannya adalah kondisi mesin dan mekanik kendaraan yang tidak terinformasikan atau si penjual memang tidak menginformasikan kepada pihak pembeli yang bisa saja karena factor kesengajaan atau memang si penjual tidak mengetahui hal tersebut. Bisnis mobil cukup berkembang pesat karena sangat menguntungkan, meskipun dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan jumlah pembeli mobil tidak sebanyak pembeli motor atau kendaraan roda dua. Namun pada prinsipnya bisnis jual beli mobil tidak akan jauh berbeda dengan kegiatan bisnis lain yang membutuhkan kesabaran, modal dan mental. Demikian juga keberadaan modalnya yang ekstra besar, justru inilah kekuatan dari bisnis ini, artinya bisnis ini tidak akan dilirik oleh semua orang, hanya orang- orang tertentu yang mempunyai modal, berbeda halnya dengan bisnis jual beli motor, yang hampir semua orang tau dan mampu, sehingga persaingan bisnis jual beli mobil dapat dikatakan relatif sedikit dan hanya untuk orang-orang tertentu yang mengetahui tentang mobil dan segala sesuatunya yang berkaitan dengan komponen atau suku cadangnya. Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatkan perdagangan mobil, yang pada dasarnya menciptakan lebih banyak variasi sistem pemasaran barang yang telah ada. Semua ini sebagai akibat dari perkembangan kehidupan perekonomian pada umumnya dan industri pada khususnya. Pihak produsen melihat perkembangan perekonomian masyarakat sebagai peluang untuk memasarkan mobil, sementara konsumen membutuhkan mobil untuk mendukung kecepatan dalam mobilitasnya. 3 Menurut Abdulkadir Muhammad, Kebutuhan kendaraan bermotor seperti mobil tersebut, menjadi peluang usaha atau bisnis bagi pelaku usaha dengan membuka showroom atau sebagai dealer mobil, termasuk pada perusahaan Showroom Mobil 78 yang menawarkan kepemilikian melalui showroomnya yang memberikan kemudahan untuk mendapatkan atau membeli mobil bekas, baik dengan cara kredit maupun kontan, bahkan kerjasama dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang kesulitan memiliki mobil secara kontan atau pembelian langsung dalam arti menawarkan juga secara kredit. Hal ini berarti, calon pembeli dapat melakukan pembelian langsung kepada showroom mobil dengan kontan atau dengan kredit langsung maupun dengan melibatkan lembaga pembiayaan dengan mengadakan perjanjian. 4 3 Zemanta, portalinvestasi.comcontoh surat perjanjian-jual beli-mobil.html, diakses tanggal 1 April 2015 4 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986 hal. 93 bahwa untuk mendapatkan kepastian hukum bagi para pihak, perjanjian apapun bentuknya seharusnya diadakan atau dibuat secara tertulis, walaupun adanya perjanjian yang dibuat secara lisan. Sebagian orang sangat memerlukan supaya perjanjian itu dibuat secara tertulis untuk jangka waktu tertentu dan ini banyak dipersoalkan atau untuk jangka waktu yang lama tetapi ini hanya untuk tujuan praktis mengenai pembuktian dan biasanya menurut hukum tidak perlu, suatu perjanjian adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum, persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang atau adanya jual beli atas barang. Dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap orang sering melakukan perbuatan jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia mempunyai kebutuhan hidup yang beraneka ragam, tetapi tanpa disadarinya jual beli yang dilakukan ini merupakan suatu perbuatan hukum. Walaupun dalam melaksanakannya kadang-kadang tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku. Misalnya ada jual beli yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa, sedangkan menurut ketentuan yang berlaku bahwa perjanjian, khususnya jual beli harus dilakukan oleh orang yang telah dewasa, sesuai dengan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian pada Pasal 1320Kitab Undang-Undang Hukum Perdata selanjutnya disebut KUHPerdata yaitu kecakapan dalam hukum artinya jual beli yang dilakukan oleh seseorang yang belum dewasa dengan seseorang yang sudah dewasa maka jual beli ini sah selama tidak ada gugatan, tapi jika terdapat gugatan dari salah satu pihak, maka jual beli itu dapat dibatalkan. Jual beli yang dilakukan dengan tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada akan mengakibatkan jual beli tidak sah dan tidak dilindungi oleh hukum, untuk menjamin adanya kepastian hukum maka jual beli yang kita lakukan terlebih dahulu diketahui pengertian serta segala ketentuan yang mengatur tentang jual beli. Jual beli merupakan bentuk persetujuan yang ada dalam hukum perdata, yaitu dalam lapangan hukum perikatan yang diatur dalam Buku ketiga KUHPerdata dalam Pasal 1457-1540 KUHPerdata. Pasal 1457 KUH Perdata menyatakan jual beli adalah suatu perjanjian dangan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dengan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Dari pengertian tersebut bahwa jual beli merupakan perjanjian timbal balik yang mana pihak yang satu si penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lainnya si pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Barang yang menjadi objek perjanjian jual beli harus cukup tertentu setidak-tidaknya dapat ditentukan wujud dan jumlahnya pada saat ini objek akan diserahkan hak miliknya kepada sipembeli, dengan demikian adalah sah menurut hukum. Maka dapat dikatakan, bahwa unsur-unsur dari jual beli adalah adanya subjek hukum yaitu pembeli dan penjual, adanya kesepakatan harus jelas dan adanya hak dan kewajiban yang timbul antara subjek hukum penjual dan pembeli seperti halnya jual beli mobil pada Showroom Mobil 78 Berdasarkan latar belakang diatas saya merasa tertarik memilih judul Perlindungan Konsumen Terhadap Jual Beli Mobil Bekas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Mengenai Perlindungan Konsumen Showroom Mobil 78 B. Perumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskanlah beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian jual beli mobil Bekas di Showroom 78 Medan? 2. Bagaimana kedudukan konsumen dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom 78 Medan? 3. Bagaimana Perlindungan Konsumen terhadap Kendaran Bekas? 4. Bagaimana Penyelesaian perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom 78 Medan jika terjadi debitur wanprestasi?

C. Tujuan Penulisan

Dokumen yang terkait

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

Perlindungan Konsumen Atas Cacat Tersembunyi Pada Objek Perjanjian Jual Beli Mobil Memberikan Fasilitas Garansi Dihubungkan Dengan Buku Burgeelijk Wetboek JUNCTO Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

5 36 108

PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN ATAS PERUSAHAAAN DEVELOPER YANG DIMOHONKAN PKPU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KE.

0 0 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN MUSLIM ATAS JUAL BELI HEWAN KURBAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE PRODUK FASHION BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO) SELAMAT GROUP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 16

PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN BAN MOTOR RACING SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DARI BAHAYA KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 14

1 PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI MOBIL BEKAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN (SHOWROOM MOBIL 78) SKRIPSI

0 1 8

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DALAM PERJANJIAN JUAL BELI PRODUK YANG MERUGIKAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 70