5.2.3.2 Sub Model Pendapatan Kayu
Pada sub model ini menggambarkan pendugaan potensi pendapatan yang berasal dari pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan diperoleh dari penjualan
kayu layak tebang, sedangkan pada pengeluaran terdiri dari biaya pembinaan hutan, biaya produksi dan biaya manajemen sebagai biaya tetap. Pendapatan dari
penebangan diperoleh dari hasil tebangan pada KD4049, KD5059, dan KD60up dalam volume yang kemudian di konversi ke harga kayu yang diasumsikan
sebesar Rp. 2.000.000,-m³, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan hutan diacu dari laporan tahunan perusahaan. Hal utama yang mempengaruhi sub
model pendapatan ini adalah jumlah pohon layak tebang yang dipengaruhi oleh tingkat kematian dan jumlah pohon yang berasal dari KD3039. Pada sub model ini
menggunakan suku bunga 10 untuk menghitung nilai kelakayan usaha dari masing-masing skenario pengelolaan hutan. Suku bunga tersebut merupakan suku
bunga yang berlaku saat penelitian berlangsung.
Gambar 6 Sub model pendapatan.
5.2.4 Evaluasi Model
Evaluasi model dilakukan untuk menguji keterandalan dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di sistem nyata. Evaluasi model dilakukan
terhadap model yang paling berhubungan atau berperan terhadap pencapaian
Penyusunan RKT
Penerimaan Pengeluaran
PenebanganCL Teb 60up
SukuBunga Daur
NPV Conv
Teb 5059 Pelatihan
HargaKayuB Daur
Pengamanan Hutan PWH
PemeliharaanAlatBangunan PemeliharaaanJalan
PerlindunganHutan
Penjarangan PenanamanPengayaan
GajiTunjangan Rehabilitasi lahan
Operasional adm camp PersemaianPembibitan
PAK
BinaDesa ITT
PBB Pemeliharaan tata batas
Penyiapan lahan
MuatBongkar Pengupasan kulit
Pengangkutan Pengapalan
DRIHH BiayaBinHut
Biaya Tetap InspeksiBlok
Biaya Pemanenan PerencanaanOperasionalPemanenan
ITSP PenandaanJalanSarad KontruksiJalanSarad
Penyaradan Penebangan
Vol teb 60up
Pemeliharaan Tanaman
Pembagian batang Biaya Pemanenan
BCR Vol Teb 5059
Vol Teb 4049
Teb 4049 Sub model Pendapatan
tujuan penelitian dengan membandingkan data hasil simulasi dengan hasil pengukuran atau perhitungan lapangan. Evaluasi model pada penelitian ini
dilakukan terhadap sub model dinamika struktur tegakan dengan membandingkan struktur tegakan hasil simulasi dan data aktual pada tahun ke-2 dan ke-3.
Gambar 7 Perbandingan struktur tegakan pada tahun ke-2.
Gambar 8 Perbandingan struktur tegakan pada tahun ke-3. Dari hasil proyeksi perbandingan jumlah tegakan pada masing-masing
kelas diameter pada tahun ke-2 dan ke-3, diperoleh kurva antara hasil simulasi dengan aktual tidak begitu berbeda secara signifikan. Hasil regresi pada taraf
nyata 5 untuk tahun kedua memiliki koefisien korelasi sebesar 95 dan untuk tahun ketiga memiliki koefisien korelasi sebesar 89,7 menunjukan bahwa
model memiliki korelasi yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk menduga dinamika tegakan dalam jangka panjang meskipun pengujian model dilakukan
hanya dari data pertumbuhan selama 3 tahun. Pengujian model akan lebih baik lagi jika menggunakan data periodik yang lama supaya dapat diketahui pola
pertumbuhan tegakannya secara konstan.
5.2.5 Analisis Sensitivitas Model