2.6.3 Evaluasi model
Evaluasi model dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan membandingkannya dengan dunia nyata. Tujuannya adalah mengevaluasi model
yang dibangun dalam hal kegunaan relatifnya untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tahapan evaluasi model adalah sebagai berikut :
1. Mengevaluasi kewajaran dan kelogisan model. 2. Mengevaluasi hubungan perilaku model dengan pola yang diharapkan.
3. Membandingkan model dengan sistem nyata. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kewajaran perilaku model
jika dilakukan perubahan salah satu parameter dalam model yang telah dibuat.
2.6.4 Penggunaan model
Pemodelan adalah kegiatan membuat model untuk tujuan tertentu. Model adalah abstraksi dari suatu sistem. Sistem adalah sesuatu yang terdapat di dunia
nyata. Sehingga pemodelan adalah kegiatan membawa sebuah dunia nyata kedalam dunia tak nyata atau maya tanpa kehilangan sifat-sifat utamanya dengan
menggunakan perpaduan antara seni dan logika. Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan
atau suatu gugus dari tujuan-tujuan. Sedangkan sub sistem adalah suatu unsur atau komponen fungsional dari suatu sistem, yang berperan dalam pengoperasian
sistem tersebut. Dasar dari analisis sistem adalah asumsi bahwa proses alami terorganisasi dalam suatu hierarki yang kompleks. Proses sistem terbentuk dari
hasil aksi dan interaksi proses-proses yang sederhana. Tidak ada sistem yang terpisahkan dan setiap sistem saling berinteraksi satu sama lain Gayatri 2010.
Analisis sistem lebih mendasarkan pada kemampuan untuk memahami fenomena dari jumlah data yang tersedia. Analisis sistem adalah sebuah
pemahaman yang berbasis pada proses, sehingga sangat penting untuk berusaha memahami proses-proses yang terjadi. Membuat analogi-analogi terkadang
merupakan cara yang penting untuk memahami sesuatu, Keyakinan akan adanya isomorfisme antar beragam sistem menjadikan pemahaman terhadap sesuatu
menjadi mungkin, bahkan pada suatu sistem kita buta sekali akan perilakunya Purnomo 2004.
Tujuan tahapan ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi pada awal pembuatan model. Tahapan ini melibatkan perencanaan
dan simulasi beberapa skenario hasil simulasi yang telah di evaluasi, sehingga dapat digunakan untuk memahami pola perilaku model, serta mengetahui
kecenderungan trend di masa yang akan datang. Model juga dapat dipakai untuk menguji sebuah hipotesis atau dipakai untuk mengevaluasi ragam skenario atau
kebijakan dan pengembangan perencanaan dan agenda bersama antar pihak dalam kasus permodelan partisipatif.
Menurut Soerianegara 1978 dalam Gayatri 2010, mengemukakan bahwa simulasi adalah eksperimentasi yang menggunakan model dari suatu
sistem. Simulasi dalam analisis sistem meliputi tiga kegiatan sebagai berikut: 1. Membuat model yang menggambarkan keadaan sistem dan proses-proses yang
terjadi di dalamnya. 2. Memanipulasi atau melakukan percobaan-percobaan terhadap model tersebut
yang akan menghasilkan data eksperimen. 3. Menggunakan model dan data untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan
persoalan mengenai sistem sebenarnya real world yang diteliti. Model merupakan penjabaran sederhana dari berbagai bentuk hubungan
dan interaksi antar komponen dalam suatu sistem. Bila bentuk hubungan ini diketahui dengan baik, maka dapat disusun menjadi suatu persamaan matematis
untuk menjabarkan berbagai asumsi yang ada. Hasil dari pendugaan model umumnya masih berupa ‘hipotesis’ yang harus diuji kebenarannya pada ‘dunia
yang nyata’. Hasil yang diperoleh melalui pendugaan model tidak selalu sejalan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bila terjadi perbedaan, maka ada dua hal
yang harus dilakukan, sebagai berikut : 1. Memeriksa ulang struktur model, termasuk nilai parameter yang dipergunakan
untuk mengawali pemodelan dan konsistensi internal model apakah output yang dihasilkan sejalan dengan asumsi yang ada.
2. Memeriksa ulang cara pengukuran parameter di lapangan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara seksama.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaten Mamberamo
Raya, Provinsi Papua.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu: alat tulis, tallysheet, kalkulator, phiband, parang, kompas, cat penanda batas petak, tambang 20 m,
seperangkat computer dengan software Microsoft Excell, Microsoft words, Stella 9.02, Minitab 14, dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data administrasi yang meliputi data pertumbuhan tegakan Petak ukur Permanen PUP tiga tahun terakhir, data curah hujan, data kondisi umum lokasi
IUPHHK-HA, data biaya produksi, dan laporan tahunan perusahaan.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data lapangan dilaksanakan langsung di PUP dengan metode purposive sampling
pada petak yang tidak dilakukan pemeliharaan. Jalur pengukuran dibuat dengan ukuran 20 x 20 meter. Pengukuran dilakukan pada
semua pohon berdiameter sama dan atau lebih dari 10 cm pada petak ukur contoh, dengan mengukur tinggi dan diameter pohon serta mencatat jenis kayu. Data ini
selanjutnya akan digunakan untuk validasi data struktur tegakan setelah proyeksi.
3.3.2 Pengelompokan Data
Pengelompokan data menurut jenis dimaksudkan untuk membandingkan kandungan karbon pada setiap kelompok jenis dan untuk kepentingan skenario
pengambilan keputusan. Kemudian dilakukan pengelompokan menurut kelas diameter dengan maksud untuk melihat laju pertumbuhan riap pada setiap satu
satuan waktu dan rata-rata kandungan karbon pada setiap kelas diameter.