Sarang Semut Skenario Pengelolaan Hutan

2.5.2 Kombinasi Pengelolaan Hutan Berbasis Karbon

Permintaan pasar akan kebutuhan kayu yang semakin meningkat serta mendukung pemerintah dalam penurunan emisi global sebesar 26, maka diperlukan suatu tindakan pola adapatasi lingkungan dengan memperhatikan manfaat kelestarian ekonomi, ekologi, dan sosial. Salah satunya dengan mengkombinasikan pengelolaan hutan untuk memproduksi kayu dengan penyerapan karbon agar keseimbangan iklim dan pemenuhan kebutuhan kayu terpenuhi. Untuk itu, dibutuhkan suatu formula yang tepat agar kelestarian tegakan dan pendapatan negara dari sektor kehutanan tidak terlalu menurun. Dengan skenario tersebut diharapkan dapat menjaga kelestarian stok tegakan dan mengurangi laju deforestasi di Indonesia, selain itu juga dapat mengurangi pemanasan global dengan cara mempertahankan fungsi tegakan sebagai penyerap emisi. Hal ini juga dapat menjadi nilai tambah bagi pendapatan negara dari sektor kehutanan yang dihasilkan dari pembayaran jasa penyerapan karbon.

2.5.3 Sarang Semut

Skenario pengusahaan yang dapat dikombinasikan dengan pengelolaan hutan berbasis karbon adalah usaha hasil hutan non kayu melalui pengelolaan sarang semut yang memiliki potensi besar di Papua dan banyak diminati konsumen belakangan ini. Skenario tersebut dilakukan ketika kebijakan moratorium penebangan berlaku di Indonesia dan pendapatan perusahaan yang dihasilkan dari jasa penyerapan karbon tidak dapat memenuhi besarnya pengeluaran perusahaan. Sarang semut Myrmecodia pendans Merr. Perry. merupakan tumbuhan dari family Rubiaceae yang berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit menempel pada tumbuhan lain. Ukuran sarang semut juga beragam. Biasanya bagian umbi sarang semut mengalami proses menggelembung sejalan dengan pertambahan usia tanaman. Daunnya juga beragam, ada yang bulat lonjong, memanjang, namun rata-rata umbinya melonjong dengan tebaran duri bersusun pada pola tertentu di bagian luarnya. Di dalam umbi itu terdapat labirin yang dihuni oleh semut dan cendawan. Daging umbi tanaman itulah yang diiris tipis-tipis, kemudian dijemur dan dijadikan obat herbal Subroto 2007. Gambar 1 Tumbuhan sarang semut Myrmecodia pendans Merr. Perry. Menurut Subroto dan Hendro 2006, klasifikasi dari tumbuhan sarang semut adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliospida Subkelas : Lamiidae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Myrmecodia Spesies : Myrmecodia pendans Merr. Perry Genus sarang semut tersebut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Hydnophytum terdiri dari 45 spesies dan Myrmecodia 26 spesies. Tumbuhan sarang semut telah terbukti dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, antara lain : kanker, tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, rematik, dan leukemia. Sarang semut mengandung flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antioksidan, dan bisa mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker. Mekanisme kerja Flavonoid dalam mengatasi kanker dengan cara menonaktifkan karsinogen Subroto Hendro 2006. Disamping itu, sarang semut juga mengandung tokoferol serupa dengan vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Tekoferol berfungsi sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas bebas dan sebagai antikanker. Dilihat dari kandungannya, maka sarang semut hampir bisa mengatasi berbagai jenis kanker. selain itu juga bisa digunakan untuk mengobati penyakit jantung dan kebocoran jantung. Senyawa flavonoid dalam serbuk maupun ekstrak air sarang semut berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi mikroorganisme seperti bakteri atau virus Bustanussalam 2010.

2.5.4 Minyak Lawang