Pengukuran Pasang Surut Metode Filtering

17 Tabel 2. Tabel Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzhal Bilangan Formnzhal Tipe Pasang Surut 0 sampai 0.25 0.25 sampai 1.50 1.50 sampai 3.00 lebih besar dari 3.00 semidiurnal mixed, mainly semidiurnal mixed, mainly diurnal diurnal Sumber: Pugh 1987

2.5. Pengukuran Pasang Surut

Pengamatan naik turunnya muka laut atau pasang surut yang selama ini digunakan menggunakan dua alat, yaitu manual recording dan automatic recording system. Manual recording merupakan alat ukur yang dibuat dari kayu atau bahan anti karat yang diberi skala ukur dengan panjang tidak lebih dari 10 meter dan dalam pengoperasiannya dibutuhkan operator untuk pembacaan skala ukurnya, sedangkan automatic recording system atau yang dikenal dengan pressure gauge atau tide gauge adalah alat ukur yang merekam secara otomatis dan datanya disimpan dalam media penyimpanan data digital Cahyadi, 2007. Menurut Djaja 1987, pencatatan pasang surut dapat dilakukan secara non registering, yaitu dengan pengamatan langsung untuk mengukur dan mencatat tinggi pasut dari papan ukur yang disebut tide staff, atau pengukuran secara self registering, yaitu pencatatan pasut secara otomatik dengan alat automatic gauge baik berbentuk grafik, punched tape, atau foto.

2.6. Metode Filtering

Filtering atau penapisan merupakan cara untuk memperhalus suatu data yang berfluktuasi sehingga dapat diketahui trend dari data tersebut. Filtering data dapat dilakukan dengan metode moving average perata-rataan berjalan. Moving 18 average merupakan metode untuk merata-ratakan data yang dekat dengan data yang jauh tetapi masih berhubungan Riley dan Lutgen, 1999. Secara umum moving average dapat ditulis dengan persamaan berdasarkan Gencay dan Stengos 1998 sebagai berikut, � = 1 −1 −1 �=0 …………………….. 2 dimana n adalah periode waktu dan t adalah nilai-nilai yang akan dijumlahkan berdasarkan periode waktu. Menurut Callegaro 2010, secara singkat persamaan moving average dapat dijabarkan seperti persamaan di dibawah: � = −1 + −2 + ⋯+ − ……………… 3 19

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di laboratorium dilakukan pada 28-29 Februari 2012 yang bertempat di Workshop Akustik dan Isntrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan penelitian lapang dilakukan pada 9-11 Maret 2012 yang bertempat di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI. Jakarta pada titik koordinat 106,61372º BT dan 5,74260º LS. 3.2. Data 3.2.1. Akuisisi data laboratorium Data yang dikumpulkan pada pengukuran di laboratorium adalah data suhu udara manual dan data yang didapat dari instrumen MOTIWALI. Pengambilan data MOTIWALI di atur setiap 1 menit selama 1 hari. Pengukuran data suhu manual dilakukan setiap 1 jam sekali selama 1 hari. Data yang didapat dari intrumen MOTIWALI berbentuk file dalam format .txt yang didalamnya terdapat data waktu, jarak, dan suhu Lampiran 5. Untuk data suhu manual didapat data waktu dan suhu udara. Pengambilan data suhu udara manual bertujuan untuk mengkoreksi suhu udara yang didapat dari instrumen MOTIWALI yang dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa dengan skala 1 ºC. Selain data dari instrumen MOTIWALI dan data suhu manual, pada pengukuran ini diperoleh data acuan jarak sebesar 173 cm yang diukur menggunakan meteran dengan skala 1 mm untuk dibandingkan dengan data hasil pengolahan.