Pengolahan data laboratorium Pengolahan Data

20

3.2.2. Akuisisi data lapang

Pada pengukuran di lapang didapatkan data dari instrumen MOTIWALI dan data pengukuran pasang surut manual menggunakan mistar pasut dengan skala setiap 1 cm dan dicatat pada datasheet Lampiran 1. Instrumen MOTIWALI diatur untuk pengambilan data setiap 5 menit. Pengukuran pasang surut manual dilakukan setiap 15 menit.

3.3. Pengolahan Data

3.3.1. Pengolahan data laboratorium

Pengolahan data hasil pengukuran di laboratorium ditunjukkan pada Gambar 8 di bawah ini. Proses pengumpulan data di laboratorium menggunakan tiga alat utama yaitu MOTIWALI, termometer dan meteran. Gambar 8. Diagram alir pengolahan data MOTIWALI di Workshop Akustik dan Instrumentasi Kealautan, Departemen ITK, FPIK, IPB 21 Berdasarkan Gambar 8, MOTIWALI merekam data suhu udara dan jarak. Selanjutnya, data yang terkumpul ditapis filter menggunakan metode moving average filtering setiap lima deret data agar data yang dihasilkan menjadi lebih halus smooth. Pemilihan perata-rataan setiap lima deret data didasari pada mean absolute percentage error MAPE yang paling kecil, dengan nilai sebesar 0,087313, dibandingkan dengan perata-rataan setiap tiga maupun sepuluh data, dengan nilai MAPE masing-maasing sebesar 0,088861 dan 0,087431.Kemudian, suhu udara yang dihasilkan oleh MOTIWALI dikoreksi dengan suhu udara manual hasil pegukuran menggunakan termometer. Dari hasil koreksi ini, menggunakan metode fitting linear least square, didapat persamaan suhu dalam bentuk Y = aX+b Persamaan 1, dimana Y adalah suhu udara manual dan X adalah suhu udara MOTIWALI, serta a dan b adalah konstanta. Selanjutnya, suhu udara dari MOTIWALI dimasukkan kedalam persamaan tersebut sehingga menghasilkan suhu yang sudah terkoreksi. Untuk melihat pengaruh suhu terhadap kecepatan suara, sesuai dengan teori bahwa kecepatan suara akan meningkat dengan meningkatnya suhu Maher, 2007, maka suhu udara terkoreksi dimasukkan ke dalam persamaan C = 331,5 + 0,6θ Persamaan 2, dimana C merupakan kecepatan suara dalam satuan ms dan θ adalah suhu udara dalam satuan ºC, sehingga menghasilkan kecepatan suara terkoreksi. Sebagai catatan bahwa Persamaan 2 di gunakan untuk mempermudah perhitungan sengpielaudio.com, 2011. Dengan melihat Persamaan 2, dapat disimpulkan bahwa perubahan suhu sebesar 1 ºC akan menyebabkan penambahan kecepatan suara sebesar kurang lebih 0,6 ms. Setelah mendapatkan kecepatan suara yang telah terkoreksi, maka diperlukan waktu 22 tempuh yang dibutuhkan suara untuk terdeteksi oleh sensor untuk mengetahui jarak terkoreksi. Sebelumnya, harus diketahui dulu waktu tempuh dari refleksi gelombang suara dengan pembagian antara jarak yang didapat MOTIWALI dengan kecepatan suara konstan berdasarkan teori. Kecepatan suara berdasarkan teori yang digunakan adalah kecepatan suara yang diukur oleh Laplace 1816 in Weir 2001 sebesar 343 ms. Kecepatan suara ini berada pada suhu 20ºC dan pada tekanan udara 1 atm untuk kecepatan suara pada suhu yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran 3. Jarak yang sudah terkoreksi dapat diperoleh dengan mengalikan kecepatan suara terkoreksi di udara Persamaan 2 dengan waktu yang didapat dari Persamaan 3. Persamaan 2 merupakan turunan dari hubungan antara densitas, tekanan dan kecepatan suara di udara Lampiran 4. Untuk lebih jelas, persamaan-persamaan yang digunakan sebagai berikut: = + ……………………………….…. 1 � = 331.5 + 0.6� ………………………………….. 2 = � � � ………………………………….. 3 � = � × ………………………….. 4 Keterangan: Y = Suhu udara pengukuran termometer ºC X = Suhu udara pengukuran MOTIWALI ºC a = Konstanta 0,9985 b = Konstanta 3,539 C = Kecepatan suara terkoreksi ms θ = Suhu udara terkoreksi ºC C teori = Kecepatan suara di udara 343 ms 23

3.3.2. Pengolahan data lapang