Penelitian Terdahulu Landasan Teori

tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara keseluruhan tanpa harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya Herman, 2013.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan buat peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Hasri dengan judul penelitiannya Analisis Usaha Agribisnis Pembudidayaan Kepiting Cangkang Lunak Di Sulawesi Selatan Dengan analisisnya yang menyatakan usaha pembesaran kepiting di Sulawesi Selatan memperoleh RC sebesar 1,42.

2.3 Landasan Teori

Usahatani merupakan suatu usaha yang dilakukan petani dalam mengusahakan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien untuk memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin, dalam mengusahakannya. Suratiyah, 2009 Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial ekonominya. Oleh karena itu usahatani juga disebut sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adalah manajemen, maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat atau melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh manajer atau petani Prawirokusumo, 1990. Usahatani dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Suatu usahatani dikatakan efektif jika petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan usahatani tani itu dikatakan efiien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat menghasilkan output yang melebihi input Soekartawi, 1995. Usahatani yang dilakukan untuk meghasilkan suatu produk perlu melalui proses yang cukup panjang dan beresiko. Panjang waktu yang dibutuhkan setiap usahatani tidak sama, tergantung pada jeis komoditas yang diusahakn masing-masing. Komoditas tanaman pangan dan sebagian tanaman hortikultura umumnya membutuhkan waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan tanaman lainnya dan dapat dilakukan proses penanaman sampi dua kali atau lebih dalam setahun. Proses produksi akan dapat berjalan jika persyaratan yang dbutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi ini mutlak harus tersedia dan akan lebih sempurna jika syarat dipenuhi Moehar Daniel, 2002. Dalam pengelolaan usahataninya setiap petani mempunyai tujuan yang berbeda- beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilanpendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga Rismayani, 2007. Usahatani juga memiliki faktor-faktor yang bekerja yaitu faktor alam, tenaga, dan modal. Faktor alam yang menentukan adalah tanah dan air, karena merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan hewan. Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu dalam keberhasilan suatu usahatani. Distribusi tenaga kerja pertahun dalam usahatani tidak merata karena sangat bergantung pada musim. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu usahatani berbeda-beda tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Kelangkaan tenaga kerja akan berakibat pada mundurnya penanaman sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Pada saat-saat tertentu jumlah tenaga kerja sangat banyak dibutuhkan misalnya pada saat pengelolaan tanah dan pada saat tanam dimana tidak dapat diselesaikan sendiri oleh tenaga kerja keluarga. Peranan anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja luar yang diupah. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang diupah tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut Suratiyah, 2009. Sedangkan modal adalah syarat mutlak untuk berlansungnya suatu usaha. Modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu, juga fungsi. Pembagian modal berdasarkan fungsi sangat penting dilakukan dalam memperhitungkan biya usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi atas modal tidak tetap dan modal tetap. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dipakai sekali dalam produksi, sedangkan modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu karena tidak semua modal tetap dibebankan pada produksi. Salah satu kosekuensi dari penggunaan modal tetap adalah penyusutan Suratiyah, 2009. Penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan biaya secara sistematis dan rasional sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang bersangkutan. Berbagai metode sudah dikembangkan untuk menetapkan konsep dasar penyusutan aktiva tetap. Metode-metode tersebut mengkombinasikan nilai perolehan, taksiran umur atau manfaat, dan taksiran nilai residu dengan asumsi-asumsi tertentu menyangkut sifat dan pola penurunan potensial aktiva tetap Soekartawi, 1995. Dalam usahatani biaya diklarifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak maupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Misalnya biaya pajak yang akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah Soekartawi, 1995. Penerimaan total total revenue adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata average revenue adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal marginal revenue adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya Soekartawi, 1995. Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total penerimaan dengan nilai total input biaya. Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan Soekartawi, 1995. Studi kelayakan atau yang sering disebut feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usahaproyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian studi kelayakan adalah kemungkinan dari gagasan usahaproyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat benefit, baik dalam arti financial maupun dalam arti sosial benefit Ibrahim, 2009. Kriteria investasi yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu usaha adalah RC. hal ini ditentukan atas dasar umur tanaman. Apabila tanam semusim jangka pendek, maka tidak diperlukan penggangdaan Discount Factors DF, misal tanaman semusim seperti cabe, sayur-mayur, padi dan ikan. Sedangkan tanaman tahunan seperti kakao, kelapa sawit, cengkeh, angroindustri usaha pengelolaan menghendaki waktu dengan umur proyek yang lama 10-20 tahun baru investasinya kembali. Musa, 2012

2.4 Kerangka Pemikiran