Penyusutan Peralatan Sewa Lahan

32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Produksi Usahatani Kepiting

Petani sebagai pelaksana usahatani mengharapkan produksi yang besar untuk menghasilkan pendapatan yang besar pula. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka akan semakin tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasnya. Dalam proses produksi dikeluarkan biaya-biaya yang mendukung terjadinya proses produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung,. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap Fixed Cost dimana penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah sewa lahan, penyusutan alat dan bangunan. Selain biaya tetap terdapat juga biaya tidak tetap Variable Cost dimana penggunaanya habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk kedalam biaya tidak tetap adalah benih, pakan, dan tenaga kerja.

5.1.1 Biaya Tetap

Biaya tetap yang dianalisis oleh peneliti adalah biaya penyusutan alat dan sewa lahan Tambak.

1. Penyusutan Peralatan

Penyusutan biaya peralatan yang dihitung meliputi penyusutan peralatan diantaranya terdiri atas keramba, gunting, ember, tang dan keranjang . Dimana, untuk rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rata-rata besarnya biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh per petani kepiting dan per hektar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 9. Rata-Rata Biaya Tetap Penyusutan Peralatan Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani Per Periode Produksi No. Alat Biaya per petani Rp Biaya per hektar Rp 1 Keramba 28.948 79.571 2 Gunting 1.174 2.981 3 Ember 1.333 3.906 4 Tang 153 387 5 Keranjang 3.706 10.234 Total 35.314 97.079 Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 Lampiran 11 sampai 15 Berdasarkan tabel 9 di atas diketahui bahwa rata-rata biaya tetap penyusutan peralatan usahatani kepiting untuk keramba sebesar Rp. 28.948,- per petani dan sebesar Rp. 79.571,- per Ha dalam sekali periode. Untuk gunting sebesar Rp. 1.114,- per petani dan sebesar Rp. 2.981,- per Ha dalam sekali periode. Untuk ember sebesar Rp. 1.333,- per petani dan sebesar Rp. 3.906,- per Ha dalam sekali periode. Tang sebesar Rp. 153,- per petani dan sebesar Rp. 387,- per Ha dalam sekali periode.. sedangkan untuk keranjang sebesar Rp. 3.704,- per petani dan sebesar Rp. 10.234,- per Ha dalam sekali periode, total biaya penyusutan di dapat sebesar Rp. 97.079,- per Ha. Dari data tersebut diketahui bahwa keramba kepiting adalah biaya penyusutan terbesar yang harus dikeluarkan dalam usahatani kepiting.

2. Sewa Lahan

Dalam usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, para petani tambak kepiting menyewa lahan tambak untuk usahatani kepiting. Dengan menyewa tersebut petani membayar sewa untuk lahan tambak mereka. Petani menyewa lahan tambak selama satu tahun untuk 5 kali periode usahatani kepiting Berdasarkan rincian besarnya komponen masing-masing biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha kepiting untuk penyusutan peralatan dan sewa lahan tambak diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 10. Biaya Tetap Sewa Lahan Tambak Usahatani Kepiting Per Hektar Dan Per Petani Perperiode No Komponen Biaya Tetap Biaya Per Petani Rp Biaya Per Hektar Rp

1 Penyusutan Peralatan

35.314 97.079 2 Sewa Lahan Tambak 355.333 963.148 Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 16 dan 17 Dari data tabel 10 diketahui bahwa biaya penyusutan peralatan per petani mencapai Rp. 35.314,- dan per Ha mencapai Rp. 97.079,- untuk per periode. Sedangkan untuk sewa lahan tambak mencapai Rp. 355.333,- untuk per petani dan Rp. 963.148 per Ha untuk per periode. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sewa lahan tambak merupakan biaya tetap terbesar yang harus dikeluarkan petani dalam berusahatani kepiting.

5.1.2 Biaya Variabel