UIN SyarifHidayatullah Jakarta
3. Pemberian ekstrak n-heksanabiji jarak pagar Jatropha curcas L.
mempunyai efek terhadap berkurangnya diameter tubulus
seminiferus pada tikus jantan galur Sprague Dawley
4. Pemberian ekstrakn-heksana biji jarak pagar Jatropha curcas L.
dapat mengganggu tahapan spermatogenesistikus jantan galur
Sprague Dawley
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian uji antifertilitas ekstrakn-heksana biji jarak pagar Jatropha curcas L. pada tikus jantan galur Sprague Dawley secara in
vivodiharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Memberi kontribusi terhadap penegakan program KB sebagai
bagian dari upaya mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan memberikan pilihan obat kontrasepsi bagi pria
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang manfaat biji jarak pagar Jatropha curcas L. sebagai obat
antispermatogenik 3. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu reproduksi yang kemudian dapat digunakan sebagai obat kontrasepsi alami
4. Memberikan informasi keberadaan komponen senyawa yang berkhasiat terhadap aktivitas antifertilitas pada tikus jantan pada
ekstrak n-heksana 5. Melengkapi hasil penelitian sebelumnya yang telah lebih dulu
dilakukan, yakni aktifitas antifertilitas ekstrak biji jarak yang sudah ada dalam ekstrak etanol dan etil asetat, sehingga dapat
memberikan informasi yang utuh mengenai pada ekstrak mana biji jarak menghasilkan aktifitas antifertilitas yg paling baik
UIN SyarifHidayatullah Jakarta
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jarak Pagar Jatropha curcas L
2.1.1 Sejarah dan Sinonim
Tanaman jarak pagar mulai banyak ditanam di Indonesia semenjak masa penajajahan Jepang. Pada waktu itu, rakyat diperintah oleh pemerintah Jepang untuk membudidayakan
tanaman jarak. Oleh karenanya, dalam waktu singkat tanaman jarak menyebar cukup luas, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah Jawa Tengah meliputi daerah Semarang
serta Solo dan sekitarnya. Sementara, wilayah Jawa Timur meliputi Madiun, Lamongan, Besuki, dan Malang. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman jarak meluas sampai di Kawasan
Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagainya. Jadi, nama-nama lokal untuk jarak pagar dapat ditemukan di daerah-daerahNurcholis dan Sumarsih, 2007. Meskipun
banyak terdapat di Indonesia, tanaman jarak pagar bukan berasal dari Indonesia. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, tetapi tumbuh di sebagian besar negara tropis.
Tanaman ini tumbuh di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara, India, dan Afrika. Jatropha berasal dari kata Yunani, iatrós yang berarti medis dan trophé yang berarti
makananBartoli, 2008. Di Indonesia, jarak pagar juga dikenal dengan nama jarak kosta, jarak paer, atau jarak wolanda. Nama tanaman jarak pagar dengan daerahnya antara lain: physic nut,
purging nut English; pourghère, pignon d’Inde French; purgeernoot Dutch; Purgiernuß,
Brechnuß German; purgueira Portuguese; fagiola d’India Italian; dand barrî, habel meluk Arab;bagbherenda, jangliarandi, safed arand Hindi; kadam Nepal; yu-lu-tzu Chinese;
sabudam Thailand; túbang- bákod the Philippines; bagani Côte d’Ivoire; kpoti Togo;
tabanani Senegal; mupuluka Angola; butuje Nigeria Heller, 1996. Genus Jatropha memiliki 175 spesies, dari jumlah ini lima spesies tumbuh di Indonesia,
yaitu J. curcas L. dan J. gossypiifolia yang sudah digunakan sebagai tanaman obat sedangkan J. integerrima Jacq., J. multifida dan J. podagrica Hook. digunakan sebagai tanaman hias.