UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
akar, daun, batang, buah, biji serta minyak hasil pengepresan. Ekstrak forbol ester memiliki kemampuan membunuh serangga, fungi, dan moluska sehingga berpotensi sebagai antimikroba.
Flavonoid yang tekandung dalam ekstrak kulit batang jarak memiliki aktivitas biologi seperti antimikroba, anti alergi dan antioksidan. Lateks dari jarak yang mengandung komponen alkaloid
digunakan sebagai anti kanker Nurmillah, 2009. Setiap 100 g biji mengandung 6,6 g H
2
O, 18,2 g protein, 3,8 g lemak, 33,5 g total karbohidrat, 15,15 g serat dan 4,5 g abu. Biji dilaporkan juga mengandung sakarosa, raffinosa,
stachyosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, protein, minyak, curcasin, arachidic, oleat, linoleat, miristik, palmitat dan asam stearat Mahmud, 2007. Senyawa toksik dalam biji jarak pagar
adalah lektin dan phorbolester. Senyawa lektin maupun phorbolester dapat terdegradasi sehingga toksisitasnya berkurang bahkan hilang, yaitu dengan pemanasan dan dengan reaksi kimia. Selain
itu, juga terdapat agensia antifertilitas yang disebut jatrophone, yang dilaporkan berperan dalam mempengaruhi fertilitas Muliani, 2011.
2.1.5 Kegunaan
Olahan dari semua bagian tanaman termasuk biji, daun dan kulit kayu, segar atau sebagai air rebusandigunakan dalam pengobatan tradisional. Minyak dari biji memilikitindakan pencahar
yang kuat dan juga banyak digunakan untuk penyakit kulit dan untuk meredakan rasa sakit sepertiyang disebabkan oleh rematik. Getah yang keluar dari batang digunakan untuk
menghentikan pendarahan dari luka. Rebusan dari daun digunakan untuk batuk dan sebagai antiseptik setelah kelahiran Heller,1996. Lateks memiliki sifat antibiotik terhadap beberapa
bakteri ; diterapkan langsung pada luka dan dapat digunakan sebagai antiseptik seperti pada ruam, luka bakar, dan infeksi kulit Bartoli,2008.
Dengan menggunakan ekstrak dari biji jarak pagar dapat mengobati penyakit seperti hernia, kanker, gonorhoea. Hal ini yang pernah dicoba oleh penduduk di Colombia untuk
mengobati penyakit kelamin. Di Mesir, biji digunakan untuk pengobatan arthritis, gout dan jaundice. Biji tanaman ini juga telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan banyak
penyakit termasuk luka bakar, kejang, demam dan peradangan Prasad et al., 2012. Beberapa negara seperti, Kamboja, Vietnam dan India telah menggunakan biji jarak sebagai agensia
aborsi, sedangkan di Sudan telah menggunakan biji jarak sebagai agensia kontrasepsi Cambie and Brewis, 1999.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Simplisia dan Ekstrak 2.2.1 Simplisia
Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku proses pembuatan ekstrak, baik sebagai bahan obat atau produk. Dalam buku Materia Medika lndonesia ditetapkan definisi bahwa
simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibedakan.simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat
tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni Anonim, 2000.
2.2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim, 2000.
Ada beberapa jenis ekstrak yakni : ekstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak kering. Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau
sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair jika hasil
ekstraksi masih bisa dituang biasanya kadar air lebih 30. Ekstrak kental jika memilki kadar air antara 5-30. Ekstrak kering jika mengandung kadar air kurang dari 5 Saifudin dkk,
2011.
2.3 Ekstraksi 2.3.1.Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar.
Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi