UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kering penuh retal-retak kecil. Jika belum tua, warna biji lebih cerah atau kecokelat-cokelatan, dengan permukaan halus. Jika kulit buah telah kering, biji dapat terlepas sendiri dari buah.
Bijimatang ditandai dengan perubahan warna kulit buah dari hijau menjadi kuning. Buah jarak pagar banyak dihasilkan pada musim kering, pada saat jumlah daun
berkurang karena banyak yang kering atau gugur. Sekitar 2-3 bulan setelah pemupukan, pada umumnya tanaman dewasa sudah berbuah. Buah tersusun dalam tandan buah. Setiap tandan
berisi 10 buah atau lebih. Bentuk buah membulat, beukuran panjang 2-3 cm. Permukaan buah rata halus. Apabila buah mongeringdan kemudian pecah menurut ruang, dalam setiap buah
terdapat 3 biji Nurcholis dan Sumarsih, 2007.
Gambar 2.1. Bunga ,buah dan biji Jatropha curcas L. IEEJ, 2009
2.1.4 Kandungan Bahan Aktif
Tanaman jarak mengandung senyawa-senyawa aktif seperti alpha-amirin, kampesterol, iso-viteksin viteksin, kampesterol, dan HCN. Agromedia, 2008. Selain itu tanaman ini juga
mengandung beta-sitosterol, stigmasterol, curcin, flavonoid dan 12-deoksil-16-hidroksiforbol forbol ester. Senyawa tersebut secara spesifik ditemukan pada beberapa bagian tanaman seperti
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
akar, daun, batang, buah, biji serta minyak hasil pengepresan. Ekstrak forbol ester memiliki kemampuan membunuh serangga, fungi, dan moluska sehingga berpotensi sebagai antimikroba.
Flavonoid yang tekandung dalam ekstrak kulit batang jarak memiliki aktivitas biologi seperti antimikroba, anti alergi dan antioksidan. Lateks dari jarak yang mengandung komponen alkaloid
digunakan sebagai anti kanker Nurmillah, 2009. Setiap 100 g biji mengandung 6,6 g H
2
O, 18,2 g protein, 3,8 g lemak, 33,5 g total karbohidrat, 15,15 g serat dan 4,5 g abu. Biji dilaporkan juga mengandung sakarosa, raffinosa,
stachyosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, protein, minyak, curcasin, arachidic, oleat, linoleat, miristik, palmitat dan asam stearat Mahmud, 2007. Senyawa toksik dalam biji jarak pagar
adalah lektin dan phorbolester. Senyawa lektin maupun phorbolester dapat terdegradasi sehingga toksisitasnya berkurang bahkan hilang, yaitu dengan pemanasan dan dengan reaksi kimia. Selain
itu, juga terdapat agensia antifertilitas yang disebut jatrophone, yang dilaporkan berperan dalam mempengaruhi fertilitas Muliani, 2011.
2.1.5 Kegunaan
Olahan dari semua bagian tanaman termasuk biji, daun dan kulit kayu, segar atau sebagai air rebusandigunakan dalam pengobatan tradisional. Minyak dari biji memilikitindakan pencahar
yang kuat dan juga banyak digunakan untuk penyakit kulit dan untuk meredakan rasa sakit sepertiyang disebabkan oleh rematik. Getah yang keluar dari batang digunakan untuk
menghentikan pendarahan dari luka. Rebusan dari daun digunakan untuk batuk dan sebagai antiseptik setelah kelahiran Heller,1996. Lateks memiliki sifat antibiotik terhadap beberapa
bakteri ; diterapkan langsung pada luka dan dapat digunakan sebagai antiseptik seperti pada ruam, luka bakar, dan infeksi kulit Bartoli,2008.
Dengan menggunakan ekstrak dari biji jarak pagar dapat mengobati penyakit seperti hernia, kanker, gonorhoea. Hal ini yang pernah dicoba oleh penduduk di Colombia untuk
mengobati penyakit kelamin. Di Mesir, biji digunakan untuk pengobatan arthritis, gout dan jaundice. Biji tanaman ini juga telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan banyak
penyakit termasuk luka bakar, kejang, demam dan peradangan Prasad et al., 2012. Beberapa negara seperti, Kamboja, Vietnam dan India telah menggunakan biji jarak sebagai agensia
aborsi, sedangkan di Sudan telah menggunakan biji jarak sebagai agensia kontrasepsi Cambie and Brewis, 1999.