UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5 Sistem Reproduksi Tikus Jantan
Sistem reproduksi tikus jantan terdiri atas testis dan skrotum, epididimis, duktus deferens, kelenjar aksesori kelenjar vesikulosa, prostat dan bulbouretralis, uretra dan penis.. Selain uretra
dan penis, semua struktur ini berpasangan. Duktus yang menjadi testis, duktuli eferentes bersama duktus epididymis, suatu duktus konvolusi bergelung untuk membuat epididimis, suatu organ
yang terletak pada permukaan posterior testis. Dari epididimis, duktus deferen yang lurus panjang naik dari skrotum dan melalui aknalis
inguinalis masuk ke dalam pelvis, tempat duktus ini berlanjut dengan duktus ejakulatorius, suatu segmen terminal dari system duktus yang membuka ke arah uretra prostatic. Berhubungan
dengan system duktus adalah tiga kelenjar asesorius, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulboureta. Spermatozoa dari epididymis, bersama dengan hasil sekretorius kelenjar ini,
merupakan semen yang dikeluarkan melalui uretra penis Fawcett Bloom, 2002.
Gambar 2 .2. Anatomi sistem reproduksi tikus jantan Suckow, 2006
Konsumsi oksigen 1,29-2,68 mlgjam
Sel darah merah 7,2-9,6 x 106mm
3
Sel darah putih 5,0-13 0 x 10
3
mm
3
SGPT 17,5-30,2 lUliter
SGOT 45,7-80,8 IUliter
Kromosom 2n=42
Aktivitas nokturnal malam
Konsumsi makanan 15-30 ghari dewasa
Konsumsi minuman 20-45 mlhari dewasa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan spermatozoa
dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi spermatozoa dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel spermatozoa
masuk menuju rahim William, 2005. Ketiga kelenjar asesorius mensekresi zat-zat makanan bagi spermatozoa. Vesikula
seminalis merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar Cowper kelenjar bulbouretra merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju urethra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali basa. Prostat terletak di
pelvis, tepatnya di posterior dan inferior vesika urinaria dekat dengan rektum. Fungsi dari kelenjar prostat adalah memproduksi cairan prostat yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang merupakan komponen utama dari semen yang bersifat basa Faranita, 2009 . Testis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat spermatogenesis dan produksi andogen.
Oleh sebab itu, maka testis dapat juga dikatakan sebagai kelenjar ganda, karena secara fungsional bersifat endokrin dan juga eksokrin. Fungsi endokrin terletak pada sel Leydig yang
menghasilkan androgen, terutama testosteron. Fungsi eksokrin terletak pada epitelium semiferus yang menghasilkan spermatozoa Fawcett Bloom, 2002.
Spermatogenesis terjadi di dalam suatu struktur yang disebut tubulus seminiferous. Tubulus ini berlekuk-lekuk dalam lobules yang semua duktusnya kemudian meninggalkan testis
dan masuk ke dalam epididymis. Produksi andogen terjadi di dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di daerah interstitial antara tubulus. Tubulus seminferus dilapisi oleh epitelium
bertingkat yang sangat kompleks yang mengandung sel spermatogenik dan sel-sel yang menunjang. Sel-sel penunjang berjenis tunggal disebut dengan sel Sertoli.
Tubulus seminiferus di kelilingi oleh membran basal. Di dekat membran basal ini terdapat sel progenitor untuk produksi spermatozoa. Epitel yang mengandung spermatozoa yang
sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut epitel seminiferus atau epitel germinal. Pada potongan melintang testis, spermatosit dalam tubulus berada dalam berbagai tahap pematangan.
Di antara spermatosit terdapat sel Sertoli. Sel ini berperan secara metabolik dan struktural untuk menjaga spermatozoa yang sedang berkembang. Sel Sertoli memfagosit sitoplasma spermatid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah dikeluarkan. Sel ini merupakan satu-satunya sel nongerminal dalam epitel seminiferous. Semua sel Sertoli berhubungan dengan membrane basal pada satu kutubnya dan
mengelilingi spermatozoa yang sedang berkembang pada kutub yang lain. Sel Sertoli memilki jari-jari sitoplasma yang besar dan kompleks yang dapat mengelilingi banyak spermatozoa dalam
satu waktu. Sel ini juga berfungsi pada proses aromatisasi prekursor androgen menjadi estrogen,
suatu produk yang menghasilkan pengaturan umpan balik lokal pada sel Leydig yang memproduksi androgen. Selain itu sel Sertoli juga menghasilkan protein pengikat androgen.
Produksi androgen sendiri terjadi di dalam kantong dari sel khusus sel Leydig yang terdapat di daerah interstitial antara tubulus-tubulus seminiferus Heffner Schust, 2005.
2.5.1 Produksi Sperma
Produksi sperma tiap hari per testis pada tikus adalah 35,4 x 10
6
mL, tidak berbeda signifikan dengan manusia yakni sebesar 45,5 x 10
6
mL. Tubulus seminiferus tikus lebih tebal dari manusia yakni 347+5 µm vs 262+9 µm , tetapi pembatas tubulus pada tikus lebih jauh tipis
dibanding manusia 1,4+1 µm vs 15,9+3,4 µm . Epitel seminiferus tikus mengandung 40 lebih sel spermatogenik dari volumenya, dua kali leboh banyak dari epitel seminiferus manusia
Ilyas, 2007.Spermatozoa pada tikus panjangnya sekitar 150 – 200 mm. Kepala sperma pada
tikus berbentuk kail hal ini sama seperti pada hewan pengerat lainnya Krinke, 2000.
Gambar 3.
Spermatozoa tikus