Gaya Supervisi Landasan Teori 1. Pengertian Dan Definisi Supervisi

10 Supervisi adalah suatu kelompok kegiatan yang bersifat administrative dan edukatif. Suatu pembinaan yang bertujuan untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban sehari-hari di puskesmas dapat berjalan lancar.terlaksana sesuai dengan rencana, jadwal dan program yang telah disusun. Di samping itu dapat ditumbuhkan kegairahan kerja petugas untuk selalu meningkatkan daya guna dan hasil guna Martodipuro,dkk, 2003. Supervisi didefinisikan sebagai pengukuran secara keseluruhan untuk menjamin bahwa personil dapat meningkatkan aktifitas secara efektif dan lebih kompeten terhadap pekerjaannya Flahault D,et al,1998. Supervisi adalah salah satu upaya pengarahan dengan pemberian petunjuk dan saran, setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksana dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi DepKes RI, 2003.

2.2.2. Gaya Supervisi

Supervisi merupakan seni memberikan petunjuk, instruksi dan dorongan inisiatif pada staf, supervisi harus dilihat sebagai sesuatu yang berharga dan karyawan yang diawasi harus melihatnya sebagai suatu dorongan dan cara untuk meningkatkan kemampuan. Dalam kepustakaan dijelaskan berbagai metode pengawasan atau supervisi, yakni metode langsung yang menerapkan interaksi antara supervisi pengawas dan supervisi yang diawasi dan metode tak langsung yang lebih didasarkan pada analisa dokumentasi dan didasarkan pada jenis tingkatan administrasi. Pada prakteknya seorang supervisor yang baik pada tingkat daerah, seperti pada tingkatan-tingkatan lainnya, akan selalu harus memilih jenis supervisi yang paling sesuai pada setiap situasi Flahault D,et al, 1998. Pada pokoknya ada tiga gaya yang utama dalam supervisi yakni : gaya supervisi autokrasi, gaya supervisi anarki, dan gaya supervisi demokrasi Flahault D,et al, 1998. a Gaya supervisi autokrasi Gaya supervisi ini, seorang supervisor seolah-olah hanya memberikan perintah. Pada pokoknya, gaya supervisi ini berusaha untuk melihat, mengetahui, dan memahami segala sesuatu dan berusaha untuk berada dimanapun, tidak melimpahkan tanggung jawab dan sering mengacaukan atoritas dan dominasi; senang memberikan perintah dan melihat kalau tugas telah dilaksanakan dengan disiplin Flahault D,et al, 1998. Gaya supervisi ini sering menjadi kurang efisien dan berhasil ketika supervisor berada di tempat yang jauh dan berakibat pada sering terjadinya kesulitan-kesulitan yang bersifat psikologis, seperti ketakutan, keengganan, kurangnya percaya diri, dan perasaan yang tidak 11 aman. Penggunaan gaya supervisi ini mungkin saja dapat dilakukan dengan pertimbangan kontemporer dan hati-hati untuk tugas-tugas yang memerlukan tindakan yang cepat, seperti suatu keadaan darurat, staf yang memiliki pengalaman atau skill yang terbatas dan tidak dapat diandalkan. b Gaya Supervisi Anarki atau “Laissez-faire” Gaya ini berkaitan dengan motto “lakukan yang kamu kehendaki”. Seorang supervisor mempercayai para karyawannya dan bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim membiarkan mereka melakukan apa saja yang mereka kehendaki, dengan konsekuensi yang bisa dipredeksi sebelumnya seperti kurangnya koordinasi aktifitas, melainkan tugas-tugas penting, duplikasi serta kurangnya minat dalam belajar Flahault D,et al, 1998. c Gaya Supervisi Demokrasi Supervisi yang demokratis akan mengatakan “ kita setujui saja apa yang akan kita lakukan “, dan akan mencari keseimbangan antara kebutuhan para pengguna, kebutuhan staf serta persyaratan-persyaratan program Flahault D.et al,1998. Gaya supervisi demokrasi ini terutama sesuai untuk pekerjaan yang memerlukan kreativitas, seperti riset penelitian, orang-orang yang sangat berkompenten dan berpengalaman, orang yang diketahui bisa diandalkan dan orang-orang yang bersedia untuk bertanggungjawab dan mengambil keputusan. Gaya supervisi ini sebagian dipengaruhi oleh kepribadian supervisor, dan sebagian besar dipengaruhi keadaan sekitar, keperluan kerja, dan kemampuan karyawan. Kebanyakan orang lebih suka bekerja pada kondisi manajemen yang demokratis. Bagaimanapun juga ini tidak berarti bahwa gaya supervisi demokrasi selalu merupakan yang terbaik. Pada keadaan tertentu, supervisi harus dilakukan secara otoriter sebagaimana instruksi yang diberikan tanpa melakukan diskusi. Kadang-kadang gaya supervisi anarki dianjurkan, karena perlu menempatkan rasa percaya diri para karyawan dan memberikan mereka minat dan motivasi yang lebih besar dalam tugas-tugas mereka. Dari uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi perlu dilakukan, terutama untuk menigkatkan kemampuan dan motivasi pada supervisi, serta terdapat berbagai gaya dalam melakukan supervisi Flahault D,et al, 1998. 12

2.3. Kinerja Bidan