25
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Oleh karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang hanya dapat memperlihatkan hubungan dengan cara mengamati variable
independen dan dependen pada saat yang bersamaan. Sehingga tidak dapat ditentukan hubungan sebab akibat antara keduanya.
Instrument penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh responden. Alat ukur ini memiliki kelemahan pada jawaban responden yang
subjektif dari sudut pandang responden saja. Dan ada responden yang tidak mencantumkan namanya sehingga dihawatirkan timbulnya bias dalam pengolahan data.
6.2 Gambaran Gaya Supervisi
Analisis univariat memperlihatkan hanya 8 atau 2 responden yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi anarki. Dan 92,0 atau 23 responden yang
menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi demokrasi. Sedangkan tidak ada responden yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi autokrasi.
Persentase ini menunjukkan fakta bahwa Gaya supervisi demokrasi cukup mendominasi karena sesuai untuk pekerjaan yang memerlukan kreativitas, seperti pekerjaan
seorang bidan dilakukan oleh orang-orang yang sangat berkompenten dan berpengalaman, orang yang diketahui bisa diandalkan dan orang-orang yang bersedia untuk bertanggungjawab
dan mengambil keputusan. Dan selain itu juga Gaya supervisi ini sebagian dipengaruhi oleh kepribadian supervisor, dan sebagian besar dipengaruhi keadaan sekitar, keperluan kerja, dan
kemampuan karyawan. Jika dibandingkan dengan gaya supervisi anarki yang membiarkan mereka melakukan
apa saja yang mereka kehendaki, dengan konsekuensi yang bisa dipredeksi sebelumnya seperti kurangnya koordinasi aktifitas, melainkan tugas-tugas penting, duplikasi serta
kurangnya minat dalam belajar. Maka persentasenya pun hanya 8 dari total jumlah responden. Karena hal tersebut kurang sesuai dengan iklim pekerjaan di puskesmas yang
menuntut banyak koordinasi sosial. Sedangkan untuk gaya supervise autokrasi gaya supervisi ini, seorang supervisor
seolah-olah hanya memberikan perintah. Dan Gaya supervisi ini sering menjadi kurang efisien dan berhasil ketika supervisor berada di tempat yang jauh dan berakibat pada sering
26 terjadinya kesulitan-kesulitan yang bersifat psikologis, seperti ketakutan, keengganan,
kurangnya percaya diri, dan perasaan yang tidak aman. Sehingga hal tersebut akan berdampak buruk terhadap kinerja bidan desa. Dan pada penelitian ini tidak ada responden yang
menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervise autokrasi, karena sebagian besar responden menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervise demokrasi
yang dijalankan dalam pembinaan para bidan desa.
6.3 Gambaran Kinerja Bidan Desa