Wewenang kurator dalam pemberesan harta pailit adalah Mengalihkan harta pailit sebelum pemberesaan, Menjual barang-barang yang tidak diperlukan
dalam melanjutkan usaha, Menjual harta pailit dalam pemberesan, Meminjam uang dari pihak ketiga, Membebankan hak jaminan atas harta pailit, Menghadap
di muka pengadilan, Melanjutkan usaha pewaralaba sebelum perdamaian, Melanjutkan usaha kreditur setelah perdamaian.
61
Selain penetapan kepailitan, yang akan ditetapkan dalam putusan hakim adalah sebagai berikut:
62
1. Kurator tetap
Pihak yang dapat ditunjuk sebagai kurator adalah: a.
Balai Harta Peninggalan b.
Kurator lainnya, yaitu Perseorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di
Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit, dan telah terdaftar pada
kementerian yang lingkup dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan.
B. Akibat Hukum Kepailitan Pewaralaba
Setiap pewaralaba yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi putusan kepailitan. Pewaralaba ini dapat berupa perorangan badan
pribadi maupun badan hukum. Kepailitan mengakibatkan pewaralaba yang
61
https:hendrasetia.wordpress.com20131116business-law diakses pada 04 Maret 2015.
62
Ibid.
dinyatakan pailit kehilangan segala hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta pailit. Putusan pernyataan
pailit tidak mengakibatkan pewaralaba kehilangan kecakapannya untuk melakukan perbuatan hukum pada umumnya tetapi hanya kehilangan kekuasaan
atau kewenangannya untuk mengurus dan mengalihkan harta kekayaannya saja. Kewenangan pewaralaba itu selanjutnya diambil alih oleh kurator. Ketentuan
tersebut berlaku sejak diucapkannya putusan pailit. Kepailitan ini meliputi seluruh kekayaan pewaralaba pada saat putusan pailit diucapkan serta segala sesuatu yang
diperoleh selama kepailitan. Akibat yuridis yang berlaku bagi pewaralaba pailit adalah:
63
1. Berlaku demi hukum by the operation of law.
Ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum by the operation of law segera setelah pernyataan pailit dinyatakan atau setelah pernyataan pailit
mempunyai hukum tetap, ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal ini, pengadilan niaga, hakim pengawas, kurator, kreditur dan siapapun yang terlibat
dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk terjadinya akibat yuridis tersebut. Pasal 93 UUK PKPU disebutkan, larangan bagi
debitur pailit untuk meninggalkan tempat tinggalnya cekal, sungguhpun dalam hal ini pihak hakim pengawas masih mungkin memberi izin bagi pewaralaba pailit
untuk meninggalkan tempat tinggalnya.
63
Munir Fuady, Hukum Pailit dalam teori dan praktek PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2014, hlm. 61.
2. Berlaku secara rule of reason. Untuk akibat-akibat hukum tertentu dari kepailitan berlaku rule of Reason,
adalah bahwa akibat hukum tersebut tidak otomatis berlaku, akan tetapi baru berlaku jika diberlakukan oleh pihak-pihak tertentu, setelah mepunyai alasan yang
wajar untuk diberlakukan. Pihak-pihak yang mesti mempertimbangkan berlakunya akibat-akibat hukum tertentu tersebut. Misalnya kurator, pengadilan
niaga, hakim pengawas, dan lain-lain. Menurut Sutan Remy Sjahdeini, secara umum akibat pernyataan pailit
adalah sebagai berikut:
64
1. Kekayaan debitur pailit yang masuk ke dalam harta pailit merupakan sitaan
umum atas harta pihak yang dinyatakan pailit; 2.
Kepailitan semata-mata hanya mengenai harta pailit dan tidak mengenai diri pribadi debitur pailit;
3. Debitur pailit demi hukum kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai
kekayaannya yang termasuk harta pailit sejak hari putusan pailit diucapkan; 4.
Segala perikatan debitur yang timbul sesudah putusan pailit diucapkan tidak dapat dibayar dari harta pailit kecuali jika menguntungkan harta pailit;
5. Harta pailit diurus dan dikuasai kurator untuk kepentingan semua kreditur dan
debitur, sedangkan hakim pengawas memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya kepailitan;
6. Tuntutan dan gugatan mengenai hak dan kewajiban harta pailit harus diajukan
oleh atau terhadap kurator;
64
http:klikakupailit.wordpress.com20110521kepailitan-di-indonesia diakses pada 07 Jaanuari 2015
7. Semua tuntutan atau gugatan yang bertujuan untuk mendapatkan pelunasan
suatu perikatan dari harta pailit, dan dari harta debitur sendiri selama kepailitan harus diajukan dengan cara melaporkannya untuk dicocokkan;
8. Kreditur yang dijamin dengan hak gadai, hak fidusia, hak tanggungan atau
hipotek dapat melaksanakan hak agunannya seolah-olah tidak ada kepailitan; 9.
Hak eksekutif kreditur yang dijamin serta pihak ketiga, untuk dapat menuntut hartanya yang berada dalam penguasaan pewaralaba pailit atau kurator,
ditangguhkan maksimum untuk waktu sembilan puluh hari setelah putusan pailit diucapkan.
Kepailitan berakibat hilangnya segala hak pewaralaba untuk mengurus segala harta kekayaan yang termasuk ke dalam harta pailit boedel pailit. Perlu
diketahui bahwasanya putusan pernyataan pailit tidak mengakibatkan pewaralaba kehilangan kecakapannya untuk melakukan perbuatan hukum volkomen
handelingsbevoegd pada umumnya, tetapi hanya kehilangan kekuasaan atau kewenangannya untuk mengurus dan mengalihkan harta kekayaannya saja.
Kewenangan pewaralaba itu selanjutnya diambil alih oleh kurator. Ketentuan tersebut berlaku sejak diucapkanya putusan pernyataan pailit.
65
Kedudukan para kreditur sama paritas creditorum dan mempunyai hak yang sama atas hasil eksekusi boedelnya pailit sesuai dengan besarnya tagihan
mereka masing-masing pari passu pro rata parte. Namun asas tersebut dapat dikecualikan yakni untuk golongan kreditur yang memenang hak anggunan atas
65
Jono, Hukum Kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika, 2010. hlm.
kebendaan dan golongan kreditur yang haknya didahulukan berdasarkan UUK PKPU dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
Kreditur dapat dikelompokkan sebagai berikut:
66
1. Kreditur separatis
Yang dimaksud dengan kreditur separatis adalah kreditur pemegang hak jaminan kebendaan, yang dapat bertindak sendiri. Kreditur ini tidak terkena akibat
putusan pernyataan pailit pewaralaba, sehingga hak-hak eksekusi kreditur separatis ini tetap dapat dijalankan seperti tidak ada kepailitan pewaralaba.
Kreditur separatis ini, dapat menjual sendiri barang-barang yang menjadi jaminan, seolah-olah tidak ada kepailitan. Pewaralaba mengambil hasil penjualan ini
sebesar piutangnya, sedangkan jika ada sisa nya maka disetorkan ke kas kurator. Selain itu, jika hasil penjualan tersebut tidak mencukupi, maka kreditur separatis
tersebut untuk tagihan yang belum dibayar dapat memasukkan kekurangannya sebagai kreditur konkuren. Adapun yang termasuk hak-hak jaminan kebendaan
yang memberikan hak menjual secara lelang dan memperoleh pelunasan secara mendahului yaitu gadai Bab XX Buku III KUH Perdata, Hipotek Bab XXI
Buku III KUH Perdata, Hak Tanggungan Pasal 1 ayat 1 UU No.4 tahun 1996, jaminan fiducia Pasal 3 UU No.42 tahun 1999.
2. Kreditur Preferenistimewa
Kreditur istimewa adalah kreditur yang karena piutangnya mempunyai kedudukan istimewa dan mendapat hak untuk memperoleh pelunasan terlebih
dahulu dari penjualan harta pailit. Kreditur ini berada dibawah pemegang hak
66
Imran Nating, Peranan Dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 43-52
tanggungan dan gadai. Menurut Pasal 1133 KUH Perdata, hak istimewa adalah suatu hak yang oleh UU diberikan kepada seorang berpiutang sehingga
tingkatnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya. 3.
Kreditur konkuren Kreditur konkurenbersaing, memiliki kedudukan yang sama dan berhak
memperoleh hasil penjualan harta kekayaan pewaralaba, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari setelah sebelumnya dikurangi dengan
kewajiban membayar piutang kepada para kreditur pemegang hak jaminan dan para kreditur dengan hak istimewa secara proporsional menurut perbandingan
besarnya piutang masing-masing kreditur. Pembayaran utang yang belum dapat ditagih belum jatuh tempo, atau
pewaralaba melakukan perbuatan yang tidak wajib, perbuatan itu dapat dibatalkan demi keselamatan harta pailit. Hal tersebut harus dibuktikan bahwa pada waktu
dilakukannya perbuatan tersebut, baik pewaralaba maupun pihak ketiga mengetahui bahwa perbuatannya pewaralaba itu akan merugikan pihak
kreditur.
67
Apabila suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh pewaralaba dan perbuatan hukum tersebut dapat merugikan para kreditur serta dilakukan dalam
jangka waktu satu tahun sebelum pernyataan pailit ditetapkan, sedangkan perbuatan hukum tersebut tidak wajib dilakukan pewaralaba, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya pewaralaba dan pihak dengan siapa perbuatan itu dilakukan dianggap mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mengakibatkan
kerugian bagi kreditur.
67
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 45.
Perbuatan hukum yang dilakukan oleh pewaralaba dan perbuatan hukum yang dapat merugikan tersebut adalah:
68
1. Merupakan perikatan dimana kewajiban debitur jauh melebihi kewajiban
pihak dengan siapa perikatan tersebut dilakukan. 2.
Merupakan pembayaran atas atau pemberian jaminan untuk utang yang belum jatuh tempo dan belum dapat ditagih.
3. Dilakukan oleh pewaralaba perorangan, dengan atau terhadap:
b. Anggota atau istrinya, anak angkat atau keluarganya sampai derajat ketiga.
c. Suatu badan hukum dimana pewaralaba adalah anggota direksi atau
pengurus atau apabila pihak-pihak tersebut, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama, ikut serta secara langsung dalam kepemilikan badan hukum
tersebut paling kurang sebesar 50 dari modal disetor. 4.
Dilakukan oleh pewaralaba yang merupakan badan hukum, dengan atau untuk kepentingan:
a. Anggota direksi atau pengurus pewaralaba atau suamiistri atau anak
angkat atau keluarga sampai derajat ketiga, dari anggota direksi atau pengurus tersebut.
b. Perorangan baik sendiri atau bersama-sama dengan suamiistri atau anak
angkatkeluarga sampai derajat ketiga dari perorangan tersebut, yang ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan pada debitur
paling kurang sebesar 50 dari modal disetor.
68
Ibid,. Pasal. 42.
c. Perorangan yang suamiistri atau anak angkatkeluarga sampai derajat
ketiga, yang ikut secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan pada pewaralaba paling kurang sebesar 50 dari modal disetor.
5. Dilakukan oleh pewaralaba yang merupakan badan hukumdengan atau
terhadap badan hukum lainnya, apabila: a.
Perorangan anggota direksi atau penghubung pengurus pada kedua badan usaha tersebut adalah orang yang sama.
b. Suamiistrianak angkatkeluarga sampai derajat ketiga merupakan anggota
direksipengurus pada badan hukum lainnya, atau sebaliknya. c.
Perorangan anggota direksi atau pengurus, anggota badan pengawas pada debitur, atau suamiistrianak angkatkeluarga sampai derajat ketiga, ikut
serta secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan pada pewaralaba paling kurang sebesar 50 dari modal disetor.
6. Pewaralaba adalah anggota direksipengurus pada badan hukum lainnya, atau
sebaliknya. Badan hukum yang sama, atau perorangan yang sama, baik bersama, atau tidak dengan suami atau istrinya, dan atau para anak angkatnya
dan keluarga sampai derajat ketiga ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan pada pewaralaba paling kurang sebesar 50 dari
modal disetor. 7.
Dilakukan oleh pewaralaba yang merupakan badan hukum dengan atau terhadap badan hukum lainnya dalam kelompok badan hukum di mana
pewaralaba merupakan anggotanya.
C. Berkhirnya Kepailitan Pewaralaba