Analisis Albedo dengan Tipe Tutupan Lahan

penggunaan lahan dimana terbukti dengan peningkatan luas lahan perkebunan pada tahun 2004 lebih besar dibandingkan pada tahun 1989. Bertambahnya luas area juga meningkatkan suhu permukaan pada semak belukar di tahun 1989 dengan luas 73224. 10 ha dan suhu 41 o C sebaliknya penyusutan perubahan lahan semak belukar pada tahun 2004 menjadi 2651.04 ha memiliki suhu 35 o C. Berdasarkan hasil analisis klasifikasi penutupan lahan yang telah dioverlay dengan peta gambut pada tahun 2004 lahan terbuka untuk lahan gambut telah digantikan dengan perkebunan kelapa sawit sehingga untuk lahan terbuka di lahan gambut tidak dilakukan analisis. Pada penelitian ini nilai Ts Perkebunan di tanah gambut lebih besar dibandingkan dengan di tanah mineral, Ts perkebunan di lahan gambut terjadi peningkatan suhu sebesar 2 o C dari suhu perkebunan di lahan mineral. Hasil yang ditunjukkan pada tabel 6 sangat jelas dimana nilai suhu permukaan pada tipe penutup lahan non -vegetasi lahan terbuka lebih tinggi dengan tipe penutupan lahan vegetasi, dimana suhu permukaan pada lahan terbuka berkisar 40 o C, kondisi ini menunjukkan hubungan antara konduktivitas panas jenis dan konduktivitas thermal, semakin tinggi konduktivitas thermal dan kapasitas jenis panas yang rendah maka suhu permukaan akan lebih tinggi.

4.3 Analisis Komponen Neraca energi

Nilai keseimbangan energi atau neraca energi dapat di identifikasi pada suatu daerah dengan menggunakan data satelit Landsat TMETM+, dengan adanya input atau informasi dan data yang tersedia. Analisis ini dapat digunakan dalam menetukan nilai penerimaan radiasi netto, albedo, fluks pemanasan tanah, dan fluks pemanasan udara komponen neraca energi. Pada penelitian ini Informasi komponen neraca energi tersebut yang diperlukan untuk menghitung atau menduga nilai fluks pemanasan tanah dan nilai suhu udara.

4.3.1 Analisis Albedo dengan Tipe Tutupan Lahan

Albedo α merupakan perbandingan antara radiasi gelombang pendek yang dipantulkan oleh suatu permukaan dengan radiasi gelombang pendek yang diterima permukaan. Nilai albedo diperoleh dari pengolahan data citra Landsat ETM+ dengan memanfaatkan fungsi dari Band 1, 2 dan 3. Nilai albedo untuk tiap tutupan lahan di Kabupaten Sampit berkisar antara 0.047- 0.206 Tabel 8. Berdasarkan data citra satelit Landsat pada wilayah Kecamatan Mentaya hilir selatan, Mentaya hilir utara, Ketapang, Baamang dan Pulau Hanaut yang terletak di Kalimantan Tengah pada tahun 1989 dan 2004 dapat diketahui nilai albedo untuk badan air berkisar 0.081, dan nilai albedo untuk lahan terbuka sekitar 0.083 - 0.0969. Tabel 8 Rata-rata nilai albedo unitless tiap penutupan lahan di Kabupaten Sampit tahun 1989 dan 2004 Tutupan Lahan Albedo Mineral Albedo Gambut 1989 2004 1989 2004 Hutan Primer 0.0473 0.0600 0.0478 0.0599 Hutan Sekunder 0.0584 0.0681 0.0543 0.0685 Perkebunan 0.0593 0.0753 0.0613 0.0724 Lahan Terbuka 0.083 0.0969 0.083 - Semak Belukar Badan Air 0.057 0.082 0.058 0.084 0.081 0.081 Albedo pada lahan terbuka lebih tinggi karena pancaran radiasi yang diterima pada lahan terbuka lebih banyak dipantulkan kembali dan sangat sedikit radiasi yang diserap oleh lahan terbuka tidak ada vegetasi yang menyerap radiasi dan untuk lahan terbuka, tanah sangat sedikit menyerap radiasi., Sedangkan pada badan air pancaran radiasi yang diterima selain dipantulkan ada juga yang diserap oleh badan air yang selanjutnya akan di hantarkan untuk memanaskan lapisan air yang ada dibawahnya. Nilai albedo pada hutan primer sekitar 0.0473 - 0.06 dan nilai albed o pada hutan sekunder antara 0.0584 - 0.0685. Albedo pada kedua tipe penutupan lahan ini jelas terlihat berbeda. Hal ini disebabkan oleh kerapatan vegetasi yang terdapat pada masing-masing penutupan lahan ini, selain itu berbagai jenis vegetasi yang menutupi permukaan diatasnya pula dapat menjadi adanya perbedaan albedo Geiger et al, 1961. Pada hutan primer yang sebagian besar vegetasinya berupa vegetasi dengan kanopi yang tinggi dan kerapatan vegetasi yang tinggi menyebabkan kecilnya nilai albedo. Dimana, radiasi yang diterima sebagian besar diserap oleh vegetasi. Sedangkan pada hutan sekunder yang telah mengalami pengurangan vegetasi yang tumbuh dan kanopi pada vegetasi yang ada relatif lebih rendah serta kerapatan vegetasinya juga sudah mulai jarang menyebabkan radiasi yang diterima sebagian dipantulkan kembali dan sebagian kecil yang diserap oleh vegetasi.

4.3.2 Analisis Radiasi Netto dengan Tipe Tutupan Lahan