penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
penggunaan lahan pedesaan dalam arti yang luas, termasuk pertanian, kehutanan,
cagar alam dan tempat rekreasi dan penggunaan; lahan perkotaan dan industri
termasuk kota, komplek industri, jalan raya dan pertambangan. Salah satu
aplikasi penginderaan jauh adalah klasifikasi penggunaan lahan.
Klasifikasi data adalah suatu proses dimana semua pixel dari suatu citra yang
mempunyai penampakan spektral yang sama akan diidentifikasikan. Sebagai contoh
suatu citra Landsat TM dengan tujuh buah informasi band dapat diklasifikasi untuk
mengidentifikasi lingkupan hutan atau tata guna lahan. Kita mempunyai sejumlah
pilihan untuk membuat suatu klasifikasi, kita dapat memilih jenis keluaran yang
diinginkan dan juga pengolahan data yang diinginkan. Dalam proses klasifikasi kita
akan membuat suatu data set klasifikasi atau suatu algoritma dari tiap-tiap baris yang
mempresentasikan suatu kelas.
Secara digital klasifikasi citra dapat dilakukan secara terbimbing supervised
classification dan tak terbimbing
unsupervised classification • Klasifikasi terbimbing supervised
classification . Klasifikasi terbimbing
menggunakan informasi untuk membuat training sites yang akan dikategorikan
menjadi kelas-kelas tertentu. Prosesnya dengan pemilihan training site yang
representatif dalam bentuk poligon.
• Klasifikasi tak terawasi unsupervised classification
. Klasifikasi terbimbing dengan proses pengklasan secara
otomatis dilakukan oleh komputer sampai menghasilkan pengelompokan
akhir gugus-gugus spectral.
Klasifikasi tidak terbimbing
Unsupervised classifications merupakan salah satu dari dua metode yang
digunakan untuk mentransformasikan citra multispektral menjadi informasi tematik
kelas penutup lahan. Prosedur umumnya mengasumsikan bahwa citra dari area
geografis tertentu adalah di kumpulkan pada multi region dari spectrum elektromagnetik.
Dengan menggunakan metode ini, program klasifikasi mencari
pengelompokan secara natural atau clustering berdasarkan sifat spectral dari
setiap pixel. Hasil klasifikasi merupakan kelas-
kelas spektral yang belum diketahui identitasnya, karena didasarkan hanya
pada pengelompokan secara natural. Pada software ErMapper
teknik ini menggunakan iterasi otomatis sehingga lebih mudah
digunakan. Pengguna hanya memasukkan parameter banyak kelas yang dinginkan dan
minimum standar deviasi masing masing kelas pada dialog box yang tersedia.
2.2 Klasifikasi Lahan Berdasarkan Jenis Tanah
Lahan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena lahan
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Lahan mengacu pada muka tanah sebagai
ruang berukuran panjang kali lebar berdimensi dua. Lahan mempunyai
pengertian yang lebih luas dari tanah, lahan merupakan lingkungan fisis dan biotik yang
berkaitan dengan dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup
manusia. Lingkungan fisis berupa relief, topografi, iklim, tanah, dan air. Sementara
lingkungan biotik berupa hewan, tumbuhan, dan manusia. itu artinya lahan lebih
mengacu pada fungsi sosial tanah Brandyk et al
. 2001.
2.2.1 Tanah Mineral
Tanah merupakan suatu gejala alam permukaan daratan yang membentuk suatu
zone dan biasa disebut pedosfer, tersusun atas bahan lepas berupa pecahan dan
lapukan batuan bercampur dengan bahan organik Notohadiprawiro 2006. Tanah
juga melakukan pertukaran energi pancar matahari dengan atmosfer, baik secara
langsung dengan emisi dan refleksi maupun tidak langsung dengan perantaraan
kegiatan fotosintesis-dekomposisi . pertukaran bahang heat antara tanah dan
udara berlangsung lewat koveksi dan konduksi. Mineral tanah adalah mineral
yang terkandung di dalam tanah dan merupakan salah satu bahan utama penyusun
tanah. Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan fisik dan kimia dari batuan yang
merupakan bahan induk tanah, rekristalisasi dari senyawa-senyawa hasil pelapukan
lainnya atau pelapukan alterasi dari mineral primer dan sekunder yang ada.
2.2.2 Tanah Gambut
Lahan Gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan
organik C-organik 50 dengan ketebalan 80 cm teratas Andriesse 1988,
dan merupakan tempat penyimpanan karbon yang sangat penting. Tanah gambut
terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk
maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh
kondisi anaerob danatau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya
tingkat perkembangan biota pengurai.
Gambut di Indonesia sebagian besar tergolong gambut mesotrofik dan
oligotrofik. Gambut eutrofik di Indonesia hanya sedikit dan umumnya tersebar di
daerah pantai dan di sepanjang jalur aliran sungai. Tingkat kesuburan gambut
ditentukan oleh kandungan bahan mineral dan basa-basa, bahan substratumdasar
gambut dan ketebalan lapisan gambut. Gambut di Sumatera relatif lebih subur
dibandingkan dengan gambut di Kalimantan.
Gambar 1 Proses pembentukan gambut di daerah cekungan lahan basah:
a. Pengisian danau dangkal oleh vegetasi lahan basah, b.
Pembentukan gambut topogen, dan c. pembentukan gambut
ombrogen di atas gambut topogen Noor 2001 mengutip
van de Meene 1982.
Berdasarkan lingkungan pembentukannya, gambut dibedakan atas:
Gambut ombrogen yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya
dipengaruhi oleh air hujan. Gambut topogen yaitu gambut yang terbentuk di lingkungan
yang mendapat pengayaan air pasang. Dengan demikian gambut topogen akan
lebih kaya mineral dan lebih subur dibandingkan dengan gambut ombrogen.
2.3 Suhu Permukaan dan Udara