BAB I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Suhu menunjukkan gambaran umum energi kinetik suatu obyek, demikian juga
dengan suhu udara. Oleh karena itu, tidak semua bentuk energi yang dikandung suatu
obyek dapat diwakili oleh suhu. Sebagai contoh adalah energi panas laten udara.
Suhu udara hanya menunjukkan kondisi atau manifestasi dari panas terasa. Energi panas
terasa tergantung dari perbedaan suhu permukaan dan suhu udara, kerapatan
udara, kapasitas panas udara, dan hambatan tahanan aerodinamisnya. Hal ini
menggambarkan bahwa besarnya suhu udara dipengaruhi oleh beberapa hal tersebut.
Suhu permukaan akan ditransfer ke udara dengan proses konveksi melalui media yang
bernama udara. Jumlah energi yang ditransfer dipengaruhi oleh media yang
dilaluinya.
Sifat fisik permukaan suatu obyek menentukan keadaan suhu permukaan dan
suhu udara diatasnya, sehingga jenis tanah dan penggunaan lahan akan sangat
mempengaruhi nilainya. Pada tutupan lahan bervegetasi di lahan gambut dan mineral
akan mempunyai nilai suhu yang berbeda karena kedua mempunyai sifat fisik yang
berbeda. Demikian juga jika pada kedua jenis lahan tersebut mengalami perubahan
tutupan lahan, maka respon perubahannya juga akan berbeda. Perbedaan tersebut
berkaitan erat dengan sifat fisik dari lahan dalam penerimaan radiasi matahari, dan
kemampuan untuk melepaskan panas yang diterimanya dari radiasi matahari tersebut.
Jika kedua jenis lahan tersebut terdapat dalam satu wilayah, maka keduanya akan
membentuk kondisi suhu di wilayah tersebut dengan proporsi dan interaksi yang berbeda.
Oleh karena itu di dalam penelitian ini akan dikaji interaksi antar penutupan lahan di
tanah mineral dan gambut dalam suatu wilayah dalam membentuk kondisi suhu
udara rata-rata di wilayah tersebut.
Banyaknya pembukaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah
memiliki dampak positif dan negatif, yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
namun sekaligus dapat mengancam kelestarian sumber daya alam, dan
hilangnya habitat tempat sebagian flora dan fauna. Pada penelitian ini dikaji hubungan
perubahan suhu dilahan gambut dan mineral berdasarkan perubahan tutupan lahan
untuk lebih memperhatikan jenis vegetasi dan tanah pada saat melakukan konversi
hutan.
Pengukuran suhu permukaan dan udara dapat dilakukan secara langsung dan
dapat diduga dari citra satelit. Pendugaan menggunakan citra satelit dapat sangat
bermanfaat jika digunakan untuk menduga suhu pada cakupan areal yang luas dengan
berbagai tipe penutupan lahan. Pada penelitian ini akan menganalisis hubungan
antara suhu permukaan dan udara dengan metode neraca energi di lahan gambut dan
mineral yang diduga dari citra satelit Landsat TMETM+.
Penghitungan neraca energi dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan jenis
tutupan lahan di suatu kawasan. Tipe tutupan lahan yang berbeda akan
menghasilkan komponen neraca energi yang berbeda pula. Karena itu, dengan
menggunakan metode neraca energi dapat pula diduga apakah di suatu kawasan terjadi
perubahan penutupan lahan atau tidak. Perubahan penutupan lahan akan
berimplikasi pada penurunan pada salah satu komponen neraca energi dan
peningkatan pada komponen lainnya.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menduga suhu permukaan dan udara di lahan gambut dan mineral
dari data citra satelit landsat TMETM+ dengan menggunakan
metode neraca energi. 2.
Melakukan analisis perubahan suhu permukaan dan udara di lahan
gambut dan mineral berdasarkan perubahan penutupan lahan yang
terjadi di wilayah kajian dari tahun 1989-2004.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Citra dan Penggunaan