Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

(1)

DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ISTRI MENJALANI AKTIVITAS SETELAH MASA NIFAS DI RUMAH

BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

MELATI INDAH SARI 135102034

KARYA TULIS ILMIAH PRODI D IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ISTRI MENJALANI AKTIVITAS SETELAH MASA NIFAS DI RUMAH

BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

ABSTRAK Melati Indah Sari

Latar belakang : Beragam masalah yang dihadapi istri pasca melahirkan membuat istri memerlukan bantuan atau dukungan sosial dari orang sekelilingnya terutama suami untuk meringankan beban istri. Berdasarkan hasil penelitian, di tiga kota besar di Jawa yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, sudah ditemukan bahwa 11-30% wanita setelah melahirkan mengalami depresi pasca melahirkan.

Tujuan : Untuk mengetahui dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian diperoleh data, mayoritas istri mendapat dukungan instrumental dari suami 20 orang (66,7%), dukungan informasional dari suami 23 orang (76,7%), dukungan emosional dari suami 22 orang (73,3%), dan dukungan harga diri dari suami 20 orang (66,7%).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan suami sudah baik dan masih ada yang belum mendapat dukungan suami. Jadi, diharapkan bagi suami untuk dapat membantu istri berbagi tugas pekerjaan rumah tangga sehingga peran istri sebagai ibu dapat lebih optimal dalam mengurus bayinya yang baru lahir dengan percaya diri.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur Alhamdulillah Kehadirat ALLAH SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan, dan nasihat-nasihat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak dr. Juliandi, MA selaku dosen penguji I dalam Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S..Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji II dalam Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

6. Ibu Hj. Nurhamidah Siregar, Am.Keb selaku Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Madina.

7. Seluruh staf dan dosen Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda, Asal Tambunan, S.Pd dan Ibunda, Riasih, S.Pd, Abanganda, Samsul Rizal, SP, Riski Wanda, S.Pd, Kakanda, Ari Santi Marissa, SST, Adinda, Nanda Budi Satria, dan Riri Rosa Apriannisa yang telah memberikan dukungan materil dan moril serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Rekan – rekan mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

10. Kepada seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2014

Melati Indah Sari


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami ... 8

1. Pengertian Dukungan ... 8

2. Sumber-Sumber Dukungan Sosial ... 9

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial ... 10

4. Aspek-Aspek Dukungan Sosial ... 10

5. Bentuk Dukungan Sosial ... 11

B. Kepercayaan Diri ... 12

1. Pengertian Kepercayaan Diri ... 12

2. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri ... 13

3. Proses Terbentuknya Kepercayaan Diri ... 14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri .. 14

5. Macam-Macam Kepercayaan Diri ... 16

6. Sikap-Sikap Yang Tidak Memiliki Kepercayaan Diri ... 17

7. Saran Kepercayaan Diri ... 18

C. Aktivitas Setelah Masa Nifas ... 18

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konseptual ... 21

B. Defenisi Operasional ... 22

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Tempat Penelitian ... 24

D. Waktu Penelitian ... 24


(7)

H. Pengumpulan Data ... 27

I. Analisa Data ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

1. Analisa Univariat ... 29

B. Pembahasan... 36

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 36

2. Keterbatasan Penelitian ... 40

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan ... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tabel 3.1

Defenisi Operasional Dukungan Suami Pada Istri yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

23

2. Tabel 5.1

DistribusiKarakteristik RespondenDi Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

30

3.

4.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Tabel 5.3

Dukungan Instrumental Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 31 32 5. 6. Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Dukungan Informasional Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014 Tabel 5.5

Dukungan Informasional Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

33


(9)

7.

8.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014 Tabel 5.7

Dukungan Emosional Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014

35

36

9.

10.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Dukungan Harga Diri Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014 Tabel 5.9

Dukungan Harga Diri Dari Suami Pada Istri Yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014

37


(10)

DAFTAR SKEMA

No. Judul Halaman

1 Kerangka Konsep Dukungan Suami terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

NO. LAMPIRAN JUDUL

1 Surat Izin Survei Pendahuluan dari Prodi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2 Surat Balasan Izin Survei Pendahuluan dari Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang 3 Surat Izin Penelitian dari Prodi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 Surat Balasan Izin Penelitian dari Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

5 Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent) 6 Lembar Content Validity

7 Kuesioner

8 Master Data Uji Coba Kuesioner 10 Master Data Penelitian

11 Hasil Analisa Data Penelitian


(12)

DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ISTRI MENJALANI AKTIVITAS SETELAH MASA NIFAS DI RUMAH

BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

ABSTRAK Melati Indah Sari

Latar belakang : Beragam masalah yang dihadapi istri pasca melahirkan membuat istri memerlukan bantuan atau dukungan sosial dari orang sekelilingnya terutama suami untuk meringankan beban istri. Berdasarkan hasil penelitian, di tiga kota besar di Jawa yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, sudah ditemukan bahwa 11-30% wanita setelah melahirkan mengalami depresi pasca melahirkan.

Tujuan : Untuk mengetahui dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian diperoleh data, mayoritas istri mendapat dukungan instrumental dari suami 20 orang (66,7%), dukungan informasional dari suami 23 orang (76,7%), dukungan emosional dari suami 22 orang (73,3%), dan dukungan harga diri dari suami 20 orang (66,7%).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan suami sudah baik dan masih ada yang belum mendapat dukungan suami. Jadi, diharapkan bagi suami untuk dapat membantu istri berbagi tugas pekerjaan rumah tangga sehingga peran istri sebagai ibu dapat lebih optimal dalam mengurus bayinya yang baru lahir dengan percaya diri.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kehadiran seorang bayi adalah suatu anugerah Tuhan bagi pasangan suami istri karena ia adalah penerus generasi. Keluarga manapun pasti sangat berbahagia sekaligus berdebar-debar menanti kelahiran sang buah hati. Namun di balik itu, proses kehamilan dan melahirkan bayi merupakan perjuangan yang cukup berat bagi setiap wanita, yang tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan (Umami & Puspita, 2007).

Masa nifas juga tak kalah pentingnya untuk memperhatikan setiap apa yang dibutuhkan ibu. Dukungan keluarga, terutama suami dalam hal ini mutlak diperlukan. Pemeriksaan-pemeriksaan yang rutin dilakukan tanpa diimbangi keadaan psikologi si ibu yang stabil tidak akan juga berimbas baik pada si ibu. Kelelahan dan rasa sakit selama proses persalinan yang biasanya akan terbawa sampai beberapa bulan setelahnya (Anneahira, 2013).

Setelah melahirkan, penampilan fisik seorang wanita pastilah tidak sempurna dan mengalami banyak perubahan hormonal serta menjadi murung. Yang paling menonjol adalah mummy tummy atau perutnya yang agak membuncit, tapi itu sebenarnya bukan berarti ia gemuk. Beberapa wanita tertekan ingin diet karena pasangan tampaknya kurang suka dengan penampilannya sehingga merasa minder dengan bentuk tubuhnya. Kondisi ini tentu tidaklah sehat, mengingat banyak wanita mengaku emosinya tidak stabil, stres, dan tertekan untuk tampil cantik. Sekitar 40 persen wanita juga kerap mengkhawatirkan bentuk tubuhnya di tiga bulan pertama pasca lahiran ( JPNN, 2013).


(14)

Selain itu, di Indonesia kasus – kasus depresi pasca melahirkan yang terjadi juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Berdasarkan hasil penelitian, di tiga kota besar di Jawa,yaitu Jakarta , Yogyakarta dan Surabaya, sudah ditemukan bahwa 11-30% wanita setelah melahirkan mengalami depresi pasca melahirkan ini (Elvira, 2006) dalam Widya Andhika (2009).

Selain gangguan kesehatan dan penampilan yang dialami ibu, tentunya sebagai orang tua baru, ibu juga akan menghadapi pola keseharian yang berbeda. Perubahan-perubahan dalam kehidupan tersebut bisa sangat menganggu psikologis ibu. Gangguan psikologis ini bisa membahayakan bila tidak cepat terdeteksi dan ditangani bisa menyebabkan bunuh diri bahkan hingga membunuh anaknya sendiri (Triananda, 2013).

Secara psikologis, saat hamil semua perhatian tertuju kepada ibu, termasuk dipenuhinya semua keinginannya yang terkadang aneh. Namun begitu melahirkan, semua perhatian beralih ke si bayi, sementara ibu yang lelah dan sakit pasca melahirkan merasa lebih butuh perhatian. Secara fisik, aktivitas mengasuh bayi sepanjang hari bahkan tak jarang di malam buta, memang menguras tenaga dan perhatian. Padahal sebagai istri dan ibu, banyak sekali daftar pekerjaan rumah tangga dan urusan lain yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Belum lagi terlalu banyak tuntutan menjadi ibu yang baik dan sempurna, terutama datang dari diri sendiri sehingga memicu rasa putus asa, tak berdaya dan khawatir akan gagal menjadi seorang ibu. Bayi yang sakit, rewel sepanjang malam, jadwal lapar dan bangun yang tidak teratur memaksa ibu kurang tidur dan mempengaruhi aktivitas kerjanya di keesokan hari (Chandra, 2009).


(15)

luka operasi dan juga pada kekencangan otot vagina dan panggul setelah melahirkan (Triananda, 2013).

Saat penampilan dianggap tidak seksi misalnya, wanita bisa jadi tidak mood untuk melakukan aktivitas intim dengan pasangannya. Bagi wanita penampilan saat bercinta bisa ikut mempengaruhi mood mereka. Kepercayaan diri memang penting untuk meraih orgasme. Tapi tetap saja bagi wanita ada hal-hal yang bisa membuatnya menjadi kurang percaya diri (Kartikawati, 2013).

Menurut Stoppard (2009) mengurus bayi bisa membantu hubungan istri dan suami. Ini memberi alasan kuat untuk pengasuhan perlu dibagi adil dan merata. Cooper (2008) menyatakan bahwa yang sering menjadi bahan perselisihan tak lain adalah pekerjaan rumah tangga. Mungkin sulit diterima, tapi secara objektif tidak akan ada pembagian mudah antara suami yang bekerja di luar rumah dengan istri yang di rumah saja dan melakukan semua tugas rumah tangga. Merawat bayi sudah merupakan pekerjaan penuh waktu. Ini berarti, belanja, memasak, membersihkan rumah, mencuci, serta menyetrika, harus dilihat sebagai tugas-tugas yang perlu dibagi di antara pasangan. Suami akan menghadapi konfrontasi yang serius saat istri merasa lelah dan kesal.

Beragam masalah yang dihadapi istri pasca melahirkan membuat istri memerlukan bantuan atau dukungan sosial dari orang sekelilingnya terutama suami untuk meringankan beban istri sehingga istri merasa dicintai dan diperhatikan yang dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan diri istri (Shehan,2003). Suami yang berperan sebagai ayah dan kepala keluarga harus terlibat dalam merawat dan mengasuh bayi sehingga istri tidak merasa seorang diri dalam menjalani perannya. Ia harus mengetahui kondisi istri dan bayinya sebab bila sesuatu menimpa keduanya, suami mengetahui langkah apa yang harus


(16)

dilakukan. Kasih sayang dan perhatian suami bisa membantu istri keluar dari gangguan psikologisnya (Aksara, 2012).

Penelitian Olds et al (2003) dalam Rahayuningsih (2013) menyatakan beberapa ibu mampu mengelola saran dan tidak menyukai ketika orang lain sering memberi saran dan menawarkan bantuan, semenatara ibu-ibu lain mungkin dalam masalah jika tidak ada yang membantu mereka. Penelitian Rahayuningsih (2013) menemukan ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup ibu nifas. Dukungan dari suami akan membantu dalam keberhasilan suatu tindakan (Wong et al, 2006 dalam Aini et al, 2014).

Hubungan perkawinan merupakan hubungan paling akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalahan bersama (Wirawan,1991). Penelitian Solicha (2005) menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan dukungan suami dengan kecemasan dalam menghadapi kelahiran pada wanita hamil. Semakin tinggi tingkat kepercayaan diri dan dukungan suami maka akan semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi kelahiran pada wanita hamil. Penelitian Aini et al (2014) menyatakan pemberian dukungan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan diri, kenyamanan, dan pengalaman keberhasilan ibu dalam menyusui.

Yang menjadi sebab baik tidaknya kepercayaan diri istri, kemungkinan disebabkan konsep diri, kondisi fisik, pengalaman hidup, ataupun dikarenakan faktor pendidikan dan pekerjaan istri tersebut. Kepercayaan diri tidak muncul begitu saja dalam diri seseorang, tetapi ada proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan kepercayaan diri (Hakim,2002), (Centi,1995),


(17)

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum, antara lain sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

Dari survei awal yang dilakukan terhadap 3 orang ibu yang pernah melahirkan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung pada bulan Desember 2013 diperoleh keterangan bahwa 2 orang di antaranya menyatakan dukungan suami masih kurang, akibatnya mereka kurang percaya diri dalam menjalani aktivitas rutin setelah masa nifas selesai, dimana beban kegiatan meraka bertambah dengan hadirnya anggota keluarga baru dalam kehidupan mereka sehari-hari. Padahal setiap ibu biasanya mempunyai hambatan dan kesulitan dalam menjalani aktivitas, seperti postur tubuh yang kurang ideal setelah melahirkan dan kembalinya rutinitas seksual membuat ibu minder sehingga memerlukan dukungan suami agar timbul kepercayaan diri ibu tersebut. Kekurangan atau ketiadaan kepercayaan diri istri, mengakibatkan tidak optimalnya ibu dalam melakukan aktivitas setelah masa nifas selesai.

Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Dukungan Suami terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014?”


(18)

C.Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

b. Tujuan Khusus

a. untuk mengetahui karakterisitik responden

b. Untuk mengetahui dukungan instrumental dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

c. Untuk mengetahui dukungan informasional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

d. Untuk mengetahui dukungan emosional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

e. Untuk mengetahui dukungan harga diri dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

D. Manfaat penelitian

a. Bagi Bidan Praktek Swasta

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan khususnya bagi Bidan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada istri


(19)

b. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kepercayaan diri menjalani aktivitas setelah masa nifas dengan mengikutsertakan peran suami.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti untuk menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu kebidanan tentang pentingnya dukungan suami pada perawatan ibu nifas.

d. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai wahana ilmiah dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang dukungan motivasi suami terhadap tingkat kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Dukungan Suami

A.1. Pengertian dukungan

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga ( Chaniago, 2002).

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian memberinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Harymawan, 2007).

Landasan teori yang mengenai dukungan suami didasarkan pada teori-teori dukungan sosial, dikarenakan dukungan sosial dapat bersumber dari mana saja, terutama orang terdekat secara emosi (Suparyanto,2011).

1. Dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut (As’ari, 2005).

2. Dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang


(21)

bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu (Katc dan Kahn, 2000).

3. Menurut Landy dan Conte (2007) dalam Mudita (2009), dukungan sosial adalah kenyamanan, bantuan, atau informasi yang diterima oleh seseorang melalui kontak formal maupun informal dengan individu atau kelompok.

A.2. Sumber-Sumber Dukungan Sosial

Sumber-sumber dukungan sosial yaitu menurut Suhita (2005): 1. Suami

Menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permaslahan bersama.

2. Keluarga

Menurut Heardman (1990) keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan.

3. Teman/sahabat

Menurut Kail dan Neilsen (Suhita, 2005) teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu permasalahan. Sedangkan menurut Ahmadi (1991) bahwa persahabatan adalah hubungan yang saling mendukung, saling memelihara, pemberian dalam persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur eksploitasi.


(22)

A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut Reis (dalam Suhita, 2005) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial pada individu yaitu:

1. Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

2. Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha. 3. Keterampilan Sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki keterampilan sosial rendah.

A.4. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

House dalam Suhita (2005) berpendapat bahwa ada 4 (empat) aspek dukungan sosial yaitu :

1. Emosional

Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya.


(23)

2. Instrumental

Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan peluang waktu.

3. Informatif

Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.

4. Penilaian

Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi.

A.5. Bentuk Dukungan Sosial

Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999) membagi dukungan sosial kedalam 5 (lima) bentuk, yaitu :

1. Dukungan instrumental (tangible assisstance), Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan.

2. Dukungan informasional, Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu, Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

3. Dukungan emosional, Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.


(24)

4. Dukungan pada harga diri, Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat induividu, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.

5. Dukungan dari kelompok sosial, Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan suami adalah tindakan suami yang dapat memberikan bantuan kenyamanan, perhatian dan penghargaan kepada istri.

B. Kepercayaan Diri Istri

B.1. Pengertian Kepercayaan Diri

Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Menurut Fred, kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu.

Menurut Rahmat (2000) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh


(25)

yang mengacu pada konsep diri. Hal ini senada dengan pendapat Maslow yang mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri.

Konsep diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri (Centi,1995). Salah satu pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal berkaitan percaya diri (self confidence).

Istri adalah salah seorang pelaku pernikahan yang Seorang wanita biasanya menikah dengan seor pernikahan sebelum diresmikan statusnya sebagai seorang istri dan pasangannya sebagai seorang

B.2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Menurut Luaster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah :

1. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh – sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.

4. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

5. Rasional dan realitis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunkan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.


(26)

B.3. Proses Terbentuknya Kepercayaan Diri

Menurut Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi ada proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri itu, melalui proses :

1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu.

2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan – kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisaberbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan – kelebihannya tersebut.

3. Pemahaman dan reaksi positif seseorag terhadap kelemahan – kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

4. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada diri.

B.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberap faktor yang dapat digolongkan menjadi dua , yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

a) Faktor internal

Yang termasuk dalam faktor internal yaitu : 1. Konsep diri

Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok

Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai


(27)

konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

2. Harga Diri

Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain.

3. Kondisi fisik

Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang.

4. Pengalaman hidup

Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan, yang paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih-lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

b) Faktor Eksternal 1. Pendidikan

Menurut Anthony (1992), Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.


(28)

2. Pekerjaan

Menurut Rogers (dalam Kusuma,2005), bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta percaya diri. Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

3. Lingkungan dan Pengalaman Hidup

Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti suami yang saling berinteraksi dengan baik bersama istri akan member rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi (Centi,2005). Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan hidupnya (Drajat,1995).

B.5. Macam-Macam Kepercayaan Diri

Ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan kepercayaan diri yaitu ada 4 (empat) macam, yaitu :

1. Self-concept : menyimpulkan diri, melihat potret diri dan mengkonsepsikan diri sendiri secara keseluruhan.

2. Self-esteem : perasaan positif terhadap diri, punya sesuatu yang dirasakan bernilai atau berharga dari diri, meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri.

3. Self efficacy : punya keyakinan atas kapasitas yang dimiliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, meyakini kapasitas dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.


(29)

4. Self-confidence: punya keyakinan terhadap penilaian diri sendiri atas kemampuan dan bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (Neill, 2005). B.6. Sikap-sikap yang Tidak Memiliki Kepercayaan Diri

Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan diri, cenderung bersikap sebagai berikut :

1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.

2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang). 3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan. 4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah. 5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab. 6. Canggung dalam menghadapi orang-orang apalagi terhadap lingkungan atau

situasi dan kondisi yang baru dikenalnya.

7. Tidak bisa mendemontrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.

8. Sering memiliki harapan yang tidak realistis. 9. Terlalu perfeksionis.

10. Terlalu sensitive (perasa).

Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu


(30)

(tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.

B.7.Saran Kepercayaan Diri

1. Pastikan postur tubuh menunjukkan rasa percaya diri, seperti sikap duduk dan cara berdiri.

2. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikiran positif dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

3. Ingat kembali saat merasa percaya diri.

4. Latihan sesering mungkin sehingga tidak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapan pun dibutuhkan.

5. Kenali diri sendiri.

6. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. 7. Jangan takut mengambil resiko. C. Aktivitas Setelah Masa Nifas

Maspuerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010) dalam Benih (2010).

Adapun aktivitas rutin yang biasanya dilakukan setelah masa nifas, antara lain : 1. Pekerjaan rumah tangga

Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ibu juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusui. Maka ibu tentu menjadi lebih letih dan lemas sehingga pekerjaan rumah tangga


(31)

Mendapatkan cukup istirahat sangatlah penting. Bayi baru lahir jarang membiarkan ibu tidur lebih dari empat jam dalam satu malam, sehingga sangat membantu jika ibu tidur sebentar-sebentar di siang hari. Ibu butuh makan dengan benar juga, terutama jika menyusui. Mengambil jalan pintas seperti sesekali membeli makanan cepat saji, paling tidak selama beberapa bulan pertama, akan sangat membantu ibu (Stoppard, 2008).

2. Hubungan intim/seks

Jika seorang ibu merasa lelah dan tidak bersemangat, baik istri ataupun suaminya, tidak akan bisa menikmati hubungan intim mereka. Istri yang telah yang melahirkan anak suaminya dengan pengorbanan besar harus menentukan saat yang tepat kapan mereka bisa menikmati rutinitas seksualnya kembali.

Kombinasi kelelahan fisik dari persalinan dan perubahan drastis pada kadar hormon setelah kelahiran menurunkan keinginan seksual. Kurangnya ketertarikan pada seks pada awalnya merupakan sesuatu yang alami dan diharapkan, karena tubuh memerlukan waktu untuk pulih, dan ibu juga membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan bayinya (Stoppard, 2008).

3. Pekerjaan di luar rumah

Sebagai ibu yang bekerja, pasti tidak sepenuh waktu untuk bayinya. Ini sebuah transisi yang besar, dan bagi sebagian ibu ini adalah sebuah tantangan. Harus kembali bekerja dan memilih kembali bekerja adalah dua hal yang berbeda. Apapun alasan untuk ibu bekerja, ibu pasti mencari seseorang yang benar-benar dipercaya dalam hal pengasuhan bayi, karena prioritas utama ibu adalah bayinya.

Banyak orang yang memiliki keluarga untuk merawat bayi mereka, ibu yang sebagai wanita karir mengambil keputusan ini, karena mempunyai kebutuhan dan solusi yang terbaik dan ada kecenderungan bergantung pada keluarga dan


(32)

mengesampingkan pertentangan. Dan ibu berhak untuk mengatakan sesuatu berhubungan dengan pola pengasuhan anak (Benih, 2011).


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 yang dijelaskan dalam bagan berikut.

Skema 3.1.

Kerangka Konsep Dukungan Suami terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan

Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 a. Defenisi Operasional

Dukungan suami adalah tindakan suami yang dapat memberikan bantuan kenyamanan, perhatian dan penghargaan kepada istri. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan suami digunakan kuesioner dengan hasil ukur dalam bentuk angka dengan skala ordinal.

Dukungan Suami

a. Dukungan Istrumental b. Dukungan Informasional c. Dukungan Emosional d. Dukungan Harga Diri


(34)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel

Penelitian Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1. Dukungan

suami

Tindakan suami yang dapat memberikan bantuan, kenyamanan,

perhatian dan penghargaan kepada istri, meliputi :

a. Dukungan instrumental b.Dukungan

informasional

c. Dukungan emosional d. Dukungan harga diri

Kuesioner Ya : 1 Tidak : 0


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui dukungan suami terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel 1) Populasi

populasi merupakan setiap subjek yang memenuhi karakteristik yang ditentukan (Sastroasmoro & Sofyan,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pasca nifas yang menjadi pasien rumah bersalin madina selama penelitian diadakan dari bulan Februari sampai April 2014 dan berjumlah 44 orang.

1) Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasi (Sastroasmoro & Sofyan,2011). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel dengan responden yang kebetulan ada atau tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo,2007). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.


(36)

C. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November 2013 sampai dengan Juni 2014.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang menaungi Program Studi D-IV Bidan Pendidik dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Pimpinan Rumah Bersalin Madina, kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. peneliti membagi lembar persetujuan untuk menjadi responden penelitian (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka nama responden digantikan dengan nomor kode responden dan setiap informasi yang diperoleh hanya untuk penelitian. Sesuai dengan pendapat Nursalam (2003) bahwa etika penelitian menyangkut aspek :

1) Informed consent (persetujuan responden)

Peneliti memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu peneliti memberikan lembar persetujuan


(37)

dan menyetujui berpartisipasi dalam penelitian ini kemudian diminta menandatangani lembar persetujuan yang telah peneliti persiapkan.

2) Anonymity (kerahasiaan identitas)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, dengan cara memberikan kode atau tanda pada lembar kuesioner yang kode itu hanya diketahui oleh peneliti.

3) Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Dan peneliti menyimpan dengan baik hasil kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang terdiri dari 24 pernyataan mengenai dukungan suami dengan bentuk pernyataan tertutup. Instrumen terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan data demografi responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan suku responden. Bagian kedua yaitu kuesioner yang berisikan pernyataan tentang dukungan suami. Kuesioner mengenai dukungan instrumental terdiri dari 8 pernyataan yaitu nomor 1, nomor 2, nomor 5, nomor 7, nomor 12, nomor 17, nomor 18, nomor 21, dukungan informasional terdiri dari 6 pernyataan yaitu nomor 3, nomor 10, nomor 14, nomor 15, nomor 20, nomor 24, dukungan emosional terdiri dari 5 pernyataan yaitu nomor 4, nomor 6, nomor 16, nomor 19, nomor 23, dan dukungan harga diri terdiri dari 5 pernyataan yaitu nomor 8, nomor 9, nomor 11, nomor 13, nomor 22.


(38)

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah selesai menyusun kuesioner dan penentuan skor, maka langkah berikutnya adalah uji coba alat pengumpul data. Tujuan dari pelaksanaan uji coba adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu alat mengukur apa yang seharusnya diukur (validitas) dan seberapa suatu alat pengukur tersebut handal (reliabel) dan dapat dipercaya (Hidayat, 2007). Uji coba ini akan dilakukan pada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi penelitian di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Sebelum menggunakan instrumen penelitian, terlebih dahulu melakukan content validity yaitu memberikan kuesioner kepada yang lebih ahli dalam dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas yaitu dosen D-IV Bidan Pendidik dan bidan praktek swasta. Dalam content validity peneliti mendapatkan content validity indeks yaitu dengan skor 0,8 yang menyatakan bahwa setiap pernyataan peneliti merupakan valid.

Jumlah responden dalam uji coba ini sebanyak 30 orang dan telah dilakukan pada ibu-ibu akhir masa nifas pada bulan Maret 2014 di Klinik Bidan Haryantari Kota Medan di luar responden yang akan dijadikan sampel. Dari hasil analisa uji coba kuesioner dukungan suami yang berjumlah 24 pernyataan didapatkan 4 item tidak valid yaitu pernyataan nomor 12, nomor 13, nomor 15 dan nomor 22, pada taraf signifikansi 0,05 dan (n - 2) = 28, dengan nilai rhitung < r tabel(0,361) maka pernyataan tersebut dihilangkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan komputerisasi, hasil analisa didapatkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,9 > r tabel yaitu 0,6, maka kuesioner dinyatakan


(39)

H. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba. Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu :

1) Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2) Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung.

3) Menyatakan persetujuan responden penelitian secara sukarela.

4) Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed consent).

5) Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi secara objektif.

6) Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner untuk menjelaskan apabila ada pernyataan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

7) Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.


(40)

I. Analisa Data. 1) Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007), setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, data diolah secara :

a. Pemeriksaan data (Editing), yaitu melakukan pengecekan pengisian angket apakah jawaban sudah jelas dan lengkap. Berdasarkan pengecekan data pada penelitian ini menunjukkan tidak ada data yang tidak diisi oleh responden. b. Pengkodean data (Coding), yaitu merubah data yang sudah berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka. Pengkodingan ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data menggunakan komputerisasi.

c. Tabulating, yaitu mengelompokkan data ke dalam master tabel untuk mempermudah pendistribusian data berdasarkan variabel penelitian sehingga memudahkan dalam analisis data.

2) Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat yaitu analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik Responden di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2014 (n = 30)

No Identitas Jumlah Persentase

(%) 1. Umur

< 28 tahun 28-35 tahun > 36 tahun

19 8 3 63,3 26,67 10 2. Pendidikan

SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademi/S1 2 9 14 5 6,67 30 46,67 16,67 3. Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Guru

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta 1 3 2 23 1 3,33 10 6,67 76,67 3,33 4. Suku

Batak Jawa Melayu Minang 12 12 5 1 40 40 16,67 3,33


(42)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat dari 30 orang responden, mayoritas responden memiliki umur < 28 tahun sebanyak 19 orang (63,3%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 14 orang (46,67%), mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,67%), dan mayoritas responden suku Batak dan Jawa masing-masing sebanyak 12 orang (40%).

2. Dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas

a. Dukungan Instrumental

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dukungan instrumental dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan

Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 (n=30)

Dukungan instrumental Ya Tidak

f % f %

1. Bila saya lelah dan frustasi, suami saya mengajak saya berlibur untuk mengurangi beban tugas-tugas saya.

2. Suami menggantikan peran saya saat saya kelelahan untuk menjaga bayi di malam hari. 3. Suami ikut membantu saya saat saya merasa

letih untuk mencuci baju bayi.

4. Saya tidak tahu cara memandikan bayi, suami ikut membantu saya memandikan bayi.

5. Saya merasa dimengerti ketika suami saya ikut menemani saya berbelanja di pasar.

6. Bila saya kelelahan, suami langsung membantu saya memasak di dapur sehingga saya merasa terbantu.

7. Suami ikut peduli terhadap keperluan saya selama saya melakukan perawatan diri.

17 20 18 15 16 20 19 56,7 66,7 60,0 50,0 53,3 66,7 63,3 13 10 12 15 14 10 11 43,3 33,3 40,0 50,0 46,7 33,3 36,7


(43)

Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan instrumental dari suami pada istri dalam menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 20 orang. Hal ini merupakan gambaran dukungan instrumental yang baik karena suami mampu menyediakan materi yang dibutuhkan dan dapat memberi bantuan kepada istri.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan instrumental yaitu bila saya lelah dan frustasi, suami saya mengajak saya berlibur untuk mengurangi beban tugas-tugas saya, sebanyak 17 orang (56,7%), Suami menggantikan peran saya saat saya kelelahan untuk menjaga bayi di malam hari, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami ikut membantu saya saat saya merasa letih untuk mencuci baju bayi, sebanyak 18 orang (60,0%), Saya tidak tahu cara memandikan bayi, suami ikut membantu saya memandikan bayi sebanyak, 15 orang (50,0%), Saya merasa dimengerti ketika suami saya ikut menemani saya berbelanja di pasar, sebanyak 16 orang (53,3%), Bila saya kelelahan, suami langsung membantu saya memasak di dapur sehingga saya merasa terbantu, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami ikut peduli terhadap keperluan saya selama saya melakukan perawatan diri, sebanyak 19 orang (63,3%).

Tabel 5.3

Dukungan instrumental dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2014

No Pernyataan f (%)

1. Tidak ada dukungan instrumental

10 33,3


(44)

b. Dukungan informasional

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi dukungan informasional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan

Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 (n=30)

Dukungan informasional Ya Tidak

f % f %

1. Suami menganjurkan saya sering konsultasi kepada bidan agar saya mampu merawat bayi dengan baik.

2. Suami membimbing saya ketika saya merasa bimbang menjalani peran saya sebagai ibu.

3. Saya merasa senang suami ikut serta dalam memberikan bimbingan kepada saya dalam mengasuh anak-anak.

4. Suami mau menyarankan saya yang takut gemuk agar saya selalu melaksanakan senam atau yoga untuk penampilan. 5. Suami menganjurkan saya

untuk tetap yakin memakaikan pampers pada bayi untuk meringankan kerja saya.

23 21 20 21 19 76,7 70,0 66,7 70,0 63,7 7 9 10 9 11 23,3 30,0 33,3 30,0 36,7

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan informasional yaitu Suami menganjurkan saya sering konsultasi kepada bidan agar saya mampu merawat bayi dengan baik, sebanyak 23 orang (76,7%), Suami membimbing saya ketika saya merasa bimbang menjalani peran saya sebagai ibu, sebanyak 21 orang (70,0%), Saya merasa senang suami ikut serta dalam memberikan bimbingan kepada saya dalam mengasuh anak-anak, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami mau menyarankan saya yang takut gemuk agar saya selalu melaksanakan senam atau yoga untuk penampilan, sebanyak 21 orang


(45)

(70,0%), Suami menganjurkan saya untuk tetap yakin memakaikan pampers pada bayi untuk meringankan kerja saya, sebanyak 19 orang (63,7%).

Tabel 5.5

Dukungan informasional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2014

No Pernyataan f (%)

1. Tidak ada dukungan informasional

7 23,3

2. Ya ada dukungan informasional 23 76,7

Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan informasional dari suami pada istri dalam menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 23 orang. Hal ini merupakan gambaran dukungan informasional baik karena suami lebih memberi informasi dan saran tentang kondisi dan situasi pasangannya sehingga masalah lebih mudah diatasi.

c. Dukungan emosional

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi dukungan emosional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan

Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 (n=30)

Dukungan emosional Ya Tidak

f % f %

1. Suami memahami saya yang tengah berubah malas bangun karena kesibukan kerja untuk menggantikan popok bayi di malam hari.

2. Suami selalu mendorong agar saya tidak ragu untuk selalu memandikan bayi.

3. Suami selalu memotivasi saya agar selalu sabar dalam mengurus bayi yang sedang rewel.

4. Suami memotivasi saya agar saya tetap semangat berolahraga bersama untuk menghilangkan kejenuhan. 5. Suami mendukung saya untuk

tetap semangat mengikuti penyuluhan kesehatan. 22 20 19 20 18 73,3 66,7 63,3 66,7 60,0 8 10 11 10 12 26,7 33,3 36,7 33,7 40,0


(46)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan emosional yaitu Suami memahami saya yang tengah berubah malas bangun karena kesibukan kerja untuk menggantikan popok bayi di malam hari, sebanyak 22 orang (73,3%), Suami selalu mendorong agar saya tidak ragu untuk selalu memandikan bayi, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami selalu memotivasi saya agar selalu sabar dalam mengurus bayi yang sedang rewel, sebanyak 19 orang (63,3%), Suami memotivasi saya agar saya tetap semangat berolahraga bersama untuk menghilangkan kejenuhan, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami mendukung saya untuk tetap semangat mengikuti penyuluhan kesehatan, sebnayak 18 orang (60,0%).

Tabel 5.7

Dukungan emosional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2014

No Pernyataan f (%)

1. Tidak ada dukungan emosional 8 26,7

2. Ya ada dukungan emosional 22 73,3

Tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan emosional dari suami pada istri dalam menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 22 orang. Hal ini menggambarkan dukungan emosional yang baik karena suami memberikan rasa nyaman dan peduli dengan memberi perhatian sehingga istri merasa dipahami.


(47)

d. Dukungan harga diri

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi dukungan harga diri dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan

Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 (n=30)

Dukungan harga diri Ya Tidak

f % f %

1. Suami mengajak saya ke pesta tapi saya malu keluar rumah mendampingi suami ke pesta karena tubuh saya gemuk.

2. Suami ikut pengertian dan menjaga perasaan saya jika saya khawatir dengan bentuk tubuh saya yang mengganggu hubungan intim bersama suami. 3. Suami memberi kesempatan bagi

saya untuk bersosialisasi dan perawatan diri dan saya merasa senang. 16 20 17 53,3 66,7 56,7 14 10 13 46,7 33,3 43,3

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan harga diri yaitu Suami mengajak saya ke pesta tapi saya malu keluar rumah mendampingi suami ke pesta karena tubuh saya gemuk, sebanyak 16 orang (53,3%), Suami ikut pengertian dan menjaga perasaan saya jika saya khawatir dengan bentuk tubuh saya yang mengganggu hubungan intim bersama suami, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami memberi kesempatan bagi saya untuk bersosialisasi dan perawatan diri dan saya merasa senang, sebanyak 17 orang (56,7%).


(48)

Tabel 5.9

Dukungan harga diri dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas di rumah bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2014

No Pernyataan f (%)

1. Tidak ada dukungan harga diri 10 33,3

2. Ya ada dukungan harga diri 20 66,7

Tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan harga diri dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 20 orang . Hal ini menggambarkan dukungan harga diri yang baik karena suami memberi semangat dan penghargaan positif sehingga membantu istri untuk membangun harga diri .

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. karakteristik responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung menunjukkan karakteristik responden mayoritas memiliki umur < 28 tahun sebanyak 19 orang (63,3%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 14 orang (46,67%), mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,67%), dan mayoritas responden suku Batak dan Jawa masing-masing sebanyak 12 orang (40%).


(49)

b. Dukungan instrumental dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas.

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan instrumental yaitu bila saya lelah dan frustasi, suami saya mengajak saya berlibur untuk mengurangi beban tugas-tugas saya, sebanyak 17 orang (56,7%), Suami menggantikan peran saya saat saya kelelahan untuk menjaga bayi di malam hari, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami ikut membantu saya saat saya merasa letih untuk mencuci baju bayi, sebanyak 18 orang (60,0%), Saya tidak tahu cara memandikan bayi, suami ikut membantu saya memandikan bayi sebanyak, 15 orang (50,0%), Saya merasa dimengerti ketika suami saya ikut menemani saya berbelanja di pasar, sebanyak 16 orang (53,3%), Bila saya kelelahan, suami langsung membantu saya memasak di dapur sehingga saya merasa terbantu, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami ikut peduli terhadap keperluan saya selama saya melakukan perawatan diri, sebanyak 19 orang (63,3%).

Berdasarkan jurnal Fitria & Siti (2008), bahwa dukungan instrumental diberikan kepada suami dengan cara menyetujui barang – barang yang dibeli/diinginkan oleh istrinya, membelikan bunga kesukaan istri, atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah (Hall,2000).

c. Dukungan informasional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas.

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan informasional yaitu Suami menganjurkan saya sering konsultasi kepada bidan agar saya mampu merawat bayi dengan baik, sebanyak 23 orang (76,7%), Suami membimbing saya ketika saya merasa bimbang


(50)

menjalani peran saya sebagai ibu, sebanyak 21 orang (70,0%), Saya merasa senang suami ikut serta dalam memberikan bimbingan kepada saya dalam mengasuh anak-anak, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami mau menyarankan saya yang takut gemuk agar saya selalu melaksanakan senam atau yoga untuk penampilan, sebanyak 21 orang (70,0%), Suami menganjurkan saya untuk tetap yakin memakaikan pampers pada bayi untuk meringankan kerja saya, sebanyak 19 orang (63,7%).

Berdasarkan jurnal Fitria & Siti (2008), bahwa dukungan informasi, antara lain dilakukan suami dengan cara membelikan buku – buku bacaan tentang merawat bayi, suami menyarankan istri untuk tetap menjaga kesehatan dan makan – makanan yang cukup agar bayi dan ibu tetap sehat.

d. Dukungan emosional dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas.

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan emosional yaitu Suami memahami saya yang tengah berubah malas bangun karena kesibukan kerja untuk menggantikan popok bayi di malam hari, sebanyak 22 orang (73,3%), Suami selalu mendorong agar saya tidak ragu untuk selalu memandikan bayi, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami selalu memotivasi saya agar selalu sabar dalam mengurus bayi yang sedang rewel, sebanyak 19 orang (63,3%), Suami memotivasi saya agar saya tetap semangat berolahraga bersama untuk menghilangkan kejenuhan, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami mendukung saya untuk tetap semangat mengikuti penyuluhan kesehatan, sebnayak 18 orang (60,0%).


(51)

penting untuk kesehatan perempuan terutama setelah melahirkan, dan peran mereka sebagai ibu (Hung, 2004). Dukungan ini dapat berupa dukungan emosional, keuangan, peningkatan kepercayaan diri dan pendidikan kesehatan (Klinke dan Toth, 2003).

e. Dukungan harga diri dari suami pada istri yang menjalani aktivitas setelah masa nifas.

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pernyataan dukungan harga diri yaitu Suami mengajak saya ke pesta tapi saya malu keluar rumah mendampingi suami ke pesta karena tubuh saya gemuk, sebanyak 16 orang (53,3%), Suami ikut pengertian dan menjaga perasaan saya jika saya khawatir dengan bentuk tubuh saya yang mengganggu hubungan intim bersama suami, sebanyak 20 orang (66,7%), Suami memberi kesempatan bagi saya untuk bersosialisasi dan perawatan diri dan saya merasa senang, sebanyak 17 orang (56,7%).

Lowdermik & Perry(2006) dalam jurnal oleh Nurul dkk, bahwa pemberian dukungan suami dan keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kenyamanan dan pengalaman keberhasilan ibu dalam menyusui.

Hasil penelitian ini menunjukkan dalam kebidanan, proses penyesuaian peran seorang wanita yang menjadi ibu baru setelah melahirkan tidak selalu sama seperti gambaran seorang ibu yang menatap wajah bayi penuh cinta dan bahagia, terkadang ada ibu yang membenci suaminya, tidak merasa percaya diri, cemburu dan rasa ditinggalkan, bahkan merasa bersaing dengan kehadiran bayi di antara ia dan suaminya. Kehadiran suami yang memberi kontak fisik dan mental yang erat dan harmonis akan membantu kepercayaan diri seorang ibu baru (Tari, 2012).


(52)

Dukungan sosial yang menjadi landasan teoritis dukungan suami (Sheridan dan Radmacher ,1992), berupa dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan harga diri, dan dukungan kelompok sosial, yang dapat disimpulkan bahwa dukungan suami merupakan tindakan suami yang dapat memberikan bantuan kenyamanan, perhatian, dan penghargaan kepada istri (Sarafino,1998 dan Taylor,1999). Sedangkan kepercayaan diri istri (Neil ,2005) dapat berbentuk self-concept (menyimpulkan diri), self-esteem (perasaan positif terhadap diri), self-efficacy (yakin akan sukses), dan self-confidance (percaya diri).

Istri yang mempunyai masalah dan belum dapat dipecahkan cenderung terganggu konsentrasinya dalam menjalani aktivitas. Istri juga menyadari bahwa suami dapat dimintai dukungannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi, tetapi istri terkadang tidak mau bercerita kepada suami karena berbagai sebab, seperti kesibukan suami, dan lain-lain.

2. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian telah diupayakan sebaik mungkin dan sesempurna mungkin dengan menggunakan prosedur penelitian ilmiah, akan tetapi dengan metode yang digunakan, tidak tertutup kemungkinan ada kekeliruan dan kesalahan. Beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti, antara lain :

1. Data Penelitian tentang dukungan suami dan kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas yang cukup banyak, ada kemungkinan responden merasa bosan, sehingga menjawab tidak dengan sepenuh hati.

2. Demikian juga dengan dukungan suami dapat saja tidak objektif, ada kemungkinan istri sedang tidak menyukai suaminya karena ada masalah pribadi,


(53)

akan menyatakan bahwa dukungan suami kurang baik, padahal suami telah melakukan dukungan sesuai dengan kemampuannya.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Bidan 1. Untuk pelayanan kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada setiap tenaga kesehatan khusunya bidan, dalam hal ini untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) agar saling mendukung mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan merawat anak sehingga terjalin keluarga kecil sejahtera yang bahagia.

2. Untuk pendidikan kebidanan

Sebagai bahan masukan dalam mata kuliah asuhan kebidanan untuk ibu nifas dan menyusui, khususnya masalah adaptasi psikologis terhadap peran dan tugas sebagai istri sekaligus ibu dari bayi yang baru dilahirkannya.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 yang berjudul hubungan dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa mayoritas responden mayoritas responden memiliki umur < 28 tahun sebanyak 19 orang (63,3%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 14 orang (46,67%), mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,67%), dan mayoritas responden suku Batak dan Jawa masing-masing sebanyak 12 orang (40%).

2. Sebagian besar responden mendapat dukungan instrumental dari suami pada istri dalam menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 20 orang (66,7%). Hal ini merupakan gambaran dukungan instrumental yang baik karena suami mampu menyediakan materi yang dibutuhkan dan dapat memberi bantuan kepada istri. 3. Sebagian besar responden mendapat dukungan informasional dari suami pada istri

dalam menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 23 orang (76,7%). Hal ini merupakan gambaran dukungan informasional baik karena suami lebih memberi informasi dan saran tentang kondisi dan situasi pasangannya sehingga masalah lebih mudah diatasi.


(55)

menggambarkan dukungan emosional yang baik karena suami memberikan rasa nyaman dan peduli dengan memberi perhatian sehingga istri merasa dipahami. 5. Sebagian besar responden mendapat dukungan harga diri dari suami pada istri

yang menjalani aktivitas setelah masa nifas sebanyak 20 orang (66,7%). Hal ini menggambarkan dukungan harga diri yang baik karena suami memberi semangat dan penghargaan positif sehingga membantu istri untuk membangun harga diri.

B. Saran

1. Kepada Bidan dalam hal ini Rumah Bersalin Madina

Hendaknya memberikan pendidikan kesehatan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) agar saling mendukung dalam merawat dan membesarkan bayi serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga kesehatan fisik dan psikologis ibu terjaga demi mewujudkan keluarga kecil sejahtera yang bahagia.

2. Kepada Suami Responden

Hendaknya suami dapat membantu istri berbagi tugas pekerjaan rumah tangga sehingga peran istri sebagai ibu dapat lebih optimal dalam mengurus bayinya yang baru lahir dengan percaya diri.

3. Kepada Istri yang Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas

Hendaknya istri dapat lebih terbuka kepada suami sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat diberikan jalan keluar. Istri juga diharapkan dapat melakukan komunikasi aktif kepada suami sehingga terjalin hubungan keakraban yang lebih erat khususnya untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam mengurus bayi secara bersama-sama.


(56)

4. Kepada Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dapat menganalisis lebih jauh lagi sampai bisa menemukan faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nurul., Yunitasari, Esti., dan Armini, Ni Ketut Alit. 2014. Hubungan Dukungan Suami dengan Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Senori Kabupaten Tuban. Jurnal. Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya. Aji, Widya, Andhika. 2009. Depresi Pasca Melahirkan Ditinjau Dari Persepsi

terhadap Kehamilan Dan Peran Wanita Dalam Keluarga. Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Anneahira. 2013. Mengenal Masa Nifas Dan Perawatannya, pukul 9:52 PM

Aksara, Engga. 2012, Bebas Stres Usai Melahirkan, Jogjakarta : Javalitera

Ayu, Ratu, Fitria & Lailatushifah, Fatmah, Noor, Siti. 2008. Dukungan Suami Dan Depresi Pasca Melahirkan. Naskah Publikasi/Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Bianca, Ferren. 2013. Buku Pintar Merawat Bayi untuk Ayah. Jakarta Timur : Dunia Sehat.

Brudenell, Michael, dkk. 2002. Buku Pintar Perawatan Bayi Lengkap. PT. Ikrar Mandiriabadi

Candra. 2009. Dukungan Suami Perkecil Peluang Baby Blues.

Cooper, Colin. 2008. Baby Care Untuk Ayah. Esensi Erlangga Group

Constance, Sinclair. 2005. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Haryani, Ika, Nofi & Uly, Gusniarti. 2007. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Depresi Pasca Melahirkan. Naskah Publikasi/Jurnal. Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta


(58)

JPNN. 2013, Kebanyakan Wanita Minder Pasca Melahirkan, 04/11/2013 pukul 22: 09 WIB

JPNN. 2013, Mengapa Suami Menjauh Setelah Istri Melahirkan?,

04/11/2013 pukul 22: 06 WIB

Kartikawati, Eny, 2013, Bagian Tubuh yang Membuat Wanita Tak Percaya Diri Saat

Berhubungan Intim

tanggal 04/11/2013 pukul 22: 34 WIB.

Kita. 2013. Dukungan Suami Terhadap Istri Pasca Melahirkan Bayi.

Masbow. 2009. Percaya diri dalam psikologi.

http:

Miriam, Stoppard. 2009. Ensiklopedia Kehamilan dan Kelahiran. Esensi Erlangga Group.

Nirwana, Benih, Ade. 2011. Psikologi Ibu, Bayi, & Anak. Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta.

Pieter., Zan, Herri, dan Lubis, Lumongga, Namora. 2011. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana

Rahayuningsih, Betty, Faizah. 2013. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Ibu Nifas di Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. Jurnal. Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sastroasmoro, Sudigdo & Ismae, Sofyan. 2011. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Keempat . Jakarta : Binarupa Aksara.

Sigma. 2012. Buku Pintar Calon Ayah – Dari Kehamilan Hingga Satu Tahun


(59)

Solicha, Mar’atun, Siti. 2005. Hubungan Kepercayaan Diri dan Dukungan Suami dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi pada Wanita Hamil. Naskah Publikasi/Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :

Penerbit CV. Andi Offset.

Suparyanto. 2011. Konsep Peran Suami.

Suparyanto, M.Kes. 2011. Konsep Dukungan. File:///C:/Users/USER/Downloads/Konsep-dukungan.html. diakses tanggal 12/2/2013 11:56 AM

Tari, Romana. 2012. Pendampingan Suami Cegah “Postpartum Blues”. Kompas.com Healt 26/06/2014 pukul 19.41 WIB

Tantim. 2012. Psikologi Percaya Diri | tulisantantim.

Triananda, Kharina, 2013, Depresi Rentan Dialami Ibu Pasca Melahirkan, 04/11/2013 pukul 22: 50 WIB

Umami, Riza, dan Puspitasari, Nunik. 2007. Peran Suami Selama Proses Kehamilan Sampai Nifas Istri. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya.


(60)

RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ISTRI MENJALANI AKTIVITAS SETELAH MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA

KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

No Kegiatan

Waktu

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

judul

2 Penyusunan

proposal

3 Sidang

proposal

4 Perbaikan

proposal

5 penelitian

6 Pengumpulan dan analisa data

7 Konsul Kti

8 Sidang KTI

9 Perbaikan KTI


(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

Lampiran 1

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama Saya Melati Indah Sari, sedang menjalani pendidikan di Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”.

Dukungan yang baik akan sangat membantu terbinanya hubungan kepercayaan diri istri untuk menjalani perannya sebagai ibu . Karena beragam masalah yang dihadapi istri pasca melahirkan membuat istri memerlukan bantuan atau dukungan sosial dari orang sekelilingnya terutama suami untuk meringankan beban istri sehingga istri merasa dicintai dan diperhatikan yang dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan diri istri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan suami terhadap kepercayaan diri istri menjalani aktivitas setelah masa nifas.

Kami akan memeberikan kuesioner kepada Ibu/Saudari tentang : a. Data demografi seperti umur responden dan pendidikan responden

b. Memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden mengenai dukungan suami dan kepercayaan diri istri

Partisipasi ibu bersifat akan dirahasiakan dan digunakan untuk sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya


(69)

Nama : Melati Indah Sari

Alamat : Jl. Selamat Gg. Sawah No. 58B, Simpang Limun, Medan No HP : 082166917066

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini kan menyumbangkan sesuatu yang berguna untuk ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, Maret 2014 Peneliti


(70)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Itri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Maret 2014


(71)

Lembar Kuesioner

Judul : Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Bila saya lelah dan frustasi , suami saya mengajak saya berlibur untuk mengurangi beban tugas – tugas saya. 2. Suami menggantikan peran

saya saat saya kelelahan untuk menjaga bayi di malam hari

3. Suami menganjurkan saya sering konsultasi kepada bidan agar saya mampu merawat bayi dengan baik 4. Suami memahami saya

yang tengah berubah malas bangun karena kesibukan kerja untuk mengantikan popok bayi di malam hari 5. Suami ikut membantu saya

saat saya merasa letih untuk mencuci baju bayi

6. Suami selalu mendorong agar saya tidak ragu untuk selalu memandikan bayi 7. Saya tidak tahu cara


(72)

ikut membantu saya untuk memandikan bayi

8. Suami mengajak saya ke pesta tapi saya malu ke luar rumah mendampingi suami ke pesta karena tubuh saya gemuk

9. Suami ikut pengertian dan menjaga perasaan saya jika saya khawatir dengan bentuk tubuh saya yang menganggu hubungan intim bersama suami

10. Suami membimbing saya ketika saya merasa bimbang menjalani peran saya

sebagai ibu 11. Suami memberi

kesempatan bagi saya untuk bersosialisasi dan perawatan diri dan saya merasa senang

12. Saya merasa senang suami membantu saya untuk bergantian menenangkan si kecil yang menangis 13. Suami selalu mendukung

saya dalam memberikan ASI eksklusif yang cukup


(73)

14. Saya merasa senang suami saya ikut serta dalam memberikan bimbingan kepada saya dalam mengasuh anak – anak 15. Saya kurang informasi seputar merawat anak, suami ikut membantu membelikan buku majalah, tabloid anak agar saya lancar melakukan perawatan anak

16. Suami selalu memotivasi saya agar selalu sabar dalam mengurus bayi yang sedang rewel

17. Saya merasa dimengerti ketika suami saya ikut menemani saya berbelanja di pasar

18. Bila saya kelelahan , suami langsung membantu saya memasak di dapur sehingga saya merasa terbantu 19. Suami memotivasi saya

agar saya tetap semangat dengan berolahraga bersama untuk

menghilangkan kejenuhan 20. Suami mau menyarankan


(74)

saya selalu melaksanakan senam atau yoga untuk penampilan

21. Suami ikut peduli terhadap keperluan saya selama saya melakukan perawatan diri dirumah

22. Suami memberikan pujian pada saya sehingga saya optimis dalam menjalani rutinitas pekerjaan rumah 23. Suami mendukung saya

untuk tetap semangat untuk mengikuti penyuluhan kesehatan

24. Suami menganjurkan saya untuk tetap yakin

memakaikan pampers pada bayi untuk meringankan kerja saya


(1)

15


(2)

16


(3)

17


(4)

18


(5)

19


(6)

20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melati Indah Sari

Tempat/Tanggal lahir : Padangsidimpuan / 11 Nopember 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. K.H.Zubeir Ahmad Gg.Pembangunan No.6 Riwayat Pendidikan :

1. SDN 15 Padangsidimpuan (1997-2003) 2. SMPN 4 Padangsidimpuan (2003-2006) 3. SMAN 2 Padangsidimpuan (2006-2009)

4. Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan (2009-2012)


Dokumen yang terkait

Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012

2 63 64

Sejarah Rumah Sakit Petumbukan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang (1905-2002).

4 81 94

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Pengaruh Dukungan Sosial Suami terhadap Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause di Kecamatan Medan Sunggal

0 46 81

Hubungan Pengetahuan dengan Konsumsi Suplemen Asam Folat Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 93 74

Gambaran Kecemasan Suami menghadapi Istri Bersalin Normal pada Primigravida di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan Tahun 2015

1 26 71

RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ISTRI MENJALANI AKTIVITAS SETELAH MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 No Kegiatan Waktu

0 0 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami A.1. Pengertian dukungan - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 7

Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 11