Faktor internal manusia. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Bidang Arsitektur Landskap

3. Perancangan kawasan rekreasi atau tamasya. Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan sebagai: 1. Taman lingkungan 2. Taman kantor 3. Taman rumah

1.5 Ruang Lingkup Pemikiran dan Tanggung Jawab Aktivitas Arsitektur Lanskap

1. Masalah perancangan daerah konservasi, preservasi dan pelestarian yang dinamis. 2. Masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah. 3. Masalah erosi, ekologi, masalah sumber daya alam. 4. Masalah pengembangan tempat-tempat bersejarah. 5. Masalah ruang terbuka. 6. Masalah pembangunan perkotaan yang berkembang. 7. Masalah jalur lalu lintas dan pembangunan linier sepanjang jalur jalan. 8. Masalah reklamasi tanah, masalah pantai dan perikehidupan pantai. 9. Masalah hutan serta satwa liar yang berkurang. 10. Masalah kependudukan.

1.6 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Bidang Arsitektur Landskap

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal manusia dengan faktor eksternal lingkungan.

1.6.1 Faktor internal manusia.

- Perencanaan dan perancangan yang baik merupakan hasil dari suatu proses yang memperhatikan sifat manusia dan alam. - Seorang arsitek lanskap dalam mendesain dituntut untuk memperhatikan kebutuhan- kebutuhan manusia dengan persepsi lingkungan dengan harapan menciptakan lingkungan yang lebih memuaskan. - Dalam mendesain, dituntut dan dibutuhkan perpaduan antara imajinasi dan pertimbangan akal sehat dari arsitek lanskap. - Arsitek lanskap membuat asumsi-asumsi tentang kebutuhan manusia, membuat - perkiraan aktivitas atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya. - Pertimbangan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional, rasional, ekonomis, dan tepat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan juga harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk bersosialisasi dengan sesamanya. Contoh penerapanaplikasi faktor internal arsitektur lanskap: - Penandaan lingkungan yang dilakukan arsitek lanskap melalui karyanya dapat diinterpretasikan berbeda dengan penggunanya. - Bentuk-bentuk armatur lampu yang diduga pengguna sebagai tempat sampah yang mengakibatkan sampah berserakan di dalam armatur maupun di sekitar lampu. Arsitektur Landskap 6 - Tempat sampah didesain berbentuk cerobong kapal diduga pengguna sebagai arsitek atau pengguna. Dalam perancangan, ada tiga kategori yang menyangkut tentang faktor-faktor internal atau manusia tentang arsitektur lanskap antara lain: Faktor fisik, faktor fisiologis dan faktor psikologis. a. Faktor fisik. Berkenaan dengan hubungan antara bentuk dan ukuran fisik seseorang dengan lingkungannya. Analisis pada pengukuran dan sikap tubuh, gerakan dan pertumbuhan rata-rata tubuh dapat menghasilkan ketentuan dari berbagai bagian bangunan dan rancangan pertanaman. Misalnya, sebuah pintu harus dibuat cukup tinggi agar memungkinkan orang-orang melewati tanpa membungkuk. Contoh yang lain seperti pada kursi taman harus berada pada ketinggian dan bentuk sandaran yang tepat agar terasa nyaman. Pertimbangan faktor fisik manusia digunakan untuk menentukan spesifikasi dimensi fisik tempat aktivitas maupun fasilitas yang dibutuhkan. Prinsipnya adalah menyamankan aktivitas manusia dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Faktor fisik pada arsitektur lanskap berhubungan atau berkaitan erat dengan antropometri manusia, dimana antropometri manusia merupakan suatu perbedaan karakteristik kelompok pemakai akan menentukan ukuran-ukuran yang digunakan pada proses desain. Misalnya, kebutuhan ruang untuk anak usia 2 tahun sangat berbeda dengan orang dewasa. b. Faktor fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia timbul dari hubungan timbal balik antara kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan, perlindungan dari kondisi yang tidak menguntungkan. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia dipenuhi melalui penyediaan makanan yang bergizi, penyediaan udara yang kaya akan oksigen maupun air bersih serta mengusahakan gerak badan dengan udara segar dan sinar matahari. Suatu lingkungan yang buruk dapat menyebabkan suatu ketakutan dan ketegangan emosi yang berbahaya bagi seseorang. Diperlukan suatu tingkat keselamatan fisik atau keamanan tertentu di dalam lingkungan. Misalnya, pagar-pagar dipasang di sekeliling kolam renang, pegangan-pegangan disepanjang jalur tangga dan jembatan, atau trotoar dan peraturan lalu lintas pada jalur jalan raya. Arsitektur Landskap 7 c. Faktor psikologis. Kebutuhan-kebutuhan psikologis terkait dengan latar belakang budaya, pengalaman dan kebutuhan dasar manusia sandang, pangan dan papan. Dalam memahami perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan kebutuhan dasar dan penggeraknya. Menurut Maslow 1954, ada beberapa macam kebutuhan psikologis sekaligus sebagai hierarki kebutuhan psikologis dari yang terkuat hingga terlemah dapat diurutkan antara lain: - Physiological needs kebutuhan fisiologi. Kebutuhan fisiologi ini untuk mencukupi kebutuhan akan lapar dan dahaga. - Safety needs kebutuhan keamanan. Perlindungan dari bahaya fisik dan kesempatan mengurangi tekanan fisik dari pihak lain, dalam rangka untuk membentuk privasi dan untuk kepentingan orientasi di lingkungan perkotaan. - Affiliation needs kebutuhan afiliasi atau sosialisasi. Meliputi kebutuhan untuk bergabung dalam suatu kelompok. Di perkotaan, afiliasi tidak secara teritorial lagi tetapi berdasarkan kegemaran hobi. - Esteem needs kebutuhan kebanggaan. Kepuasan memperoleh penghargaan, berkaitan dengan kemampuan mempersonalisasikan terhadap lingkungannya. - Actualization needs kebutuhan aktualisasi. Kebutuhan untuk menunjukkan diri, sesuai dengan kapasitas orang. Terkait dengan upaya untuk mengontrol dan mengatur lingkungannya. - Cognitiveaesthetic needs kebutuhan kognitif atau estetika. Kebutuhan akan keindahan dan menambah pengetahuan maupun pembelajaran.

1.6.2 Faktor eksternal lingkungan.