Proses Perencanaan dan Perancangan Landskap Perencanaan dan Perancangan Dalam Arsitektur Lanskap

Contoh taman pada periode abad pertengahan: Taman Bunga Madonna Lily merupakan Lambang Bunda Maria. 3. Periode Renaissance. Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15 sampai abad ke 20 masehi, terutama di benua Eropa. Periode ini merupakan penghidupan kembali bentuk-bentuk dan aspirasi klasik. Kata Renaissance jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lahir Kembali. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan geometrik tetapi sudah agak terbuka elemen utamanya, berupa air sebagai elemen bentuk kolam dan bentuk lain dengan tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk hutan atau kelompok tanaman. Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia, Taman Perancis dan Taman Inggris. 4. Periode Modern. Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu mempertimbangkan unsur manusia sebagai pengguna taman dan disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam kategori taman berskala manusia. Contoh taman pada periode Modern: Taman Rumah Tinggal, Taman Kota, Taman Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak. Tinjauan historis berbagai taman sangat penting untuk berbagai alasan, karena tiap tipe taman merupakan suatu pencerminan hubungan antara manusia dengan alam. Selain itu, dapat memperoleh gambaran atau pandangan dari berbagai jenis taman besar yang pernah ada sebelumnya.

1.10 Proses Perencanaan dan Perancangan Landskap

Dalam arsitektur lanskap, ada empat proses atau langkah-langkah dalam melakukan perencanaan planning dan perancangan design dalam bidang lanskap, yaitu: 1. Proses perencanaan lanskap. 2. Perhitungan RAB Rencana Anggaran Biaya. 3. Pelaksanaan. 4. Pemeliharaan. Untuk mewujudkan taman yang baik harus didahului dengan perencanaan planning. Rencana yang tertib adalah rencana yang terdokumentasikan dalam bentuk tertulis, bentuk atau struktur, gambar atau lukisan, atau gabungan tertulis dengan terlukis. Merencana merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan. Secara ringkas dikatakan bahwa merencana adalah proses pemikiran dari suatu ide atau gagasan ke arah suatu bentuk yang nyata. Dalam bidang Arsitektur Lanskap, merencana merupakan suatu tindakan menata dan menyatukan berbagai Arsitektur Landskap 12 penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan atau areal dan kualitas estetiknya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan. Komponen utama perencanaan lanskap antara lain: 1. Proses alam. Berupa geologi, tanah hidrologi, topografi, iklim, vegetasi, margasatwa, dengan hubungan-hubungan ekologis. 2. Proses sosial. Berupa budaya, etika, moral dan faktor fisiologis. 3. Metodologi. Berupa tahapan dan proses, sistem dan identifikasi konflik. 4. Teknologi. Berupa alatperalatan, teknik analisis, grafis, sketsa, proporsi dan sistem notasi. 5. Nilai-nilai. Berupa nilai pendidikan ilmu pengetahuanbimbingan dan nilai seni.

1.11 Perencanaan dan Perancangan Dalam Arsitektur Lanskap

Menurut pengertian dalam Arsitektur Lanskap, perencanaan planning adalah proses yang dinamis dan meningkat untuk memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang ditemukan pada tapak serta merumuskan dan menjabarkan daerah-daerah fungsional dan termasuk dalam proses untuk pengambilan keputusan. Sedangkan perancangan design menurut arsitektur lanskap adalah perluasan dari perencanaan yang berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan dan kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan masalah yang ditemukan pada perencanaan. Antara perencanaan dan perancangan berkaitan dengan proses yang saling berhubungan yang terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan. Diawali dari inventarisasi dan diakhiri oleh desain menurut Gold atau diawali dengan inventarisasi dan diakhiri oleh pemeliharaan menurut Zain Rachman. Dalam bidang Arsitektur Lanskap, perencanaan dan perancangan memiliki tahapan- tahapan kegiatan yang dapat dijabarkan secara umum sebagai berikut: Persiapan tapak dan perlengkapanInventarisasi fisik, sosial dan ekonomi Analisis analisis tapak, hambatan dan kesempatan, potensi dan program pengembangan Sintesis alternatif-alternatif PerencanaanPerancanganPelaksanaanPemeliharaanTujuan Perencanaan. Menurut Gold, proses perencanaan dan perancangan terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang diawali dengan persiapan inventarisasi analisis sintesis perencanaan perancangan dan diakhiri dengan desain. Sedangkan menurut Zain Rachman, proses perencanaan dan perancangan terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang diawali dengan persiapan inventarisasi analisis sisntesis perencanaan perancangan dan diakhiri dengan pemeliharaan. Secara umum, proses perencanaan planning dan perancangan design dapat dijelaskan melalui tahapan berikut: 1. Persiapan. Arsitektur Landskap 13 Dilakukan perumusan tujuan, program, informasi mengenai keinginan dan pembuatan kesepakatan kontrak. Penyiapan sumber daya, bahan dan alat untuk keperluan lapang field maupun di ruang kerja atau studio desk. Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan antara lain jadwal kerja kegiatan perencanaan, rencana biaya pelaksanaan kegiatan perencanaan dan produk perencanaan yang akan dihasilkan. 2. Inventarisasi. Dilakukan pengumpulan data awal, survei lapang praktek lapangan, wawancara, pengamatan, perekaman dan lain-lain. Inventarisasi terdiri dari empat aspek utama, yaitu: a. Aspek fisik dan biofisik, yang diletakkan pada peta dasar berupa: - Ukuran - Bangunan atau konstruksi - Drainase - Topografi - Tanah - Tanaman - Wildlife marga satwa - Iklim atau geografi - View pemandangan. b. Aspek sosial dan budaya, berupa: - Jumlah dan usia user pemakai - Tingkat pendidikan - Faktor kesukaan dan pantangan - Faktor kebutuhan - Pengaruh adat, kepercayaan dan lain-lain. c. Aspek ekonomi, berupa: - Faktor pendanaan dan pembiayaan - Sustainabilitas dari lanskap. d. Aspek teknik, berupa: - Peraturan - Undang-Undang. Inventarisasi berasal dari existing condition keadaan awal. Intensitas interaksi perancang dengan tapak harus tinggi untuk menjamin presisi. Inventarisasi lebih mudah bila didukung oleh peralatan pendukung yang modern. 3. Analisis. Merupakan tahap penilaian terhadap masalah atau persoalan dan hambatan serta potensi yang dimiliki oleh tapak. Kegiatan analisis memiliki tujuan, sasaran dan fungsi yang diperoleh dari: a. Data secara kualitas deskriptif, berupa: - Potensi tapak - Kendala tapak Arsitektur Landskap 14 - Amenities kesenangan, kenikmatan atau fasilitas-fasilitas tapak - Danger signals tanda bahaya tapak. b. Data secara kuantitatif, yang digunakan dalam penentuan batas daya dukung tapak. 4. Sintesis. Merupakan masalah atau persoalan yang dicari solusinya, sedangkan potensi dikembangkan dan dioptimalkan. Sintesis dapat diperoleh dari konsep perencanaan tata letakrencana tapak site planning yang berperan dalam mengolah input dari sintesis yang hasilnya berupa alternatif-alternatif perencanaan. Selain itu, juga berperan dalam membagi ruang dan daerah fungsional. 5. Konsep. Merupakan pengembangan dari hasil-hasil analisis-sintesis alternatif terpilih. Konsep dapat memberikan rincian spesifik fungsi komponen atau elemen-elemen lanskap atau bahkan jenis yang akan digunakan. Konsep terdiri atas konsep dasar dan konsep pengembangan konsep tata ruang, konsep tata hijau, konsep sirkulasi, konsep fasilitas, konsep utilitas dan sebagainya. 6. Perencanaan planning. Tahap pengembangan konsep yang dinyatakan sebagai rencana lanskap landscape plan, yang dapat disajikan dalam bentuk rencana lanskap total atau rencana tapak site plan. 7. Perancangan design atau desain. Berisi elemen-elemen yang sudah harus spesifik dalm hal jumlah, ukuran, jenis, warna dan lain-lain. Hasil dari desain berupa rancangan lanskap detail gambar tampak dan potongan, rancangan penanaman, konstruksi, instalasi dan sebagainya serta uraian-uraian tertulis RABRencana Anggaran Biaya. Desain berfungsi sebagai bestek gambar kerja. Dalam sebuah desain, yang harus diperhatikan yaitu: a. Skala atau perbandingan b. Teknik atau cara menggambarmendesain c. Penggunaan simbol yang digunakan d. Diterima secara umum e. Gambar pendukung: tampak, potongan, axonometric dan perspektif. f. Elemen-elemen yang spesifik, berupa jumlah, ukuran, warna, jenis, proporsi, bentuk, titik, garis, ruang dan lain-lain. Arsitektur Landskap 15 BAB II CONTOH TAMAN

2.1 Contoh Taman Di Indonesia 1. Taman Ayodya