bentukan yang terjadi di masa sekarang, lanskap seni untuk mendukung keadaan layak pada suatu tempat, tradisional akan memunculkan inovasi yang khas sesuai tradisinya.
Kontradiksi dalam lanskap berdasarkan disiplin ilmu menyumbangkan pikiran tentang hubungan manusia dengan non-manusia. Diantaranya ilmu-ilmu tersebut adalah
Pertanian pekebun, hortikultur, kehutanan, engeneering, arsitektur, dan ilmu ekologi. Menurut seorang arsitek bahwa alam dapat dikelola dan dikembangkan. Menurut seorang
ahli ekologi bahwa alam adalah sebuah media untuk konservasi. Menurut seorang ahli pertanian bahwa manusia dapat mengatur tanaman, hewan dan habitatnya untuk
keberlangsungan hidup manusia. Menurut seorang engeneering bahwa alam dapat dikontrol. Menurut seorang seniman alam sebagai pemberi inspirasi. Kebanyakan ahli
ekologi menilai bahwa disiplin ilmu lainnya menjadikan alam sebagai objek yang menyebabkan ketergangguan keseimbangan alam.
Biasanya masing-masing disiplin ilmu mengembangkan lanskap berdasarkan pemahamannya. Sebagai contoh ahli sejarah dan sains akan mengambil alam sebagai
kekuatan untuk personality, politik dan sosial ekonomi. Seorang arsitek akan membawa ilmu dan tradisional dalam gaya arsitekturnya. Dan seorang seniman akan mengklaim
dirinya sebagai pekerjaan yang paling memamerkan kemegahan alam dan kebebasan berekspresi.
Profesi arsitektur lanskap menggabungkan dari beragam pemahaman ilmu sehingga banyak di program-program arsitektur lanskap yang latar belakangnya dari ilmu seperti
hortikultura, seni, arsitektur, engeneering, ekologi dll. Sehingga ilmu arsitektur lanskap merupakan ilmu yang menjembatani antara keilmuan tentang ilmu alam dan keilmuan
tentang seni.
1.3 Tujuan Arsitektur Lanskap
1. Meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan. 2. Menyelamatkan dan memperbaiki lingkungan.
3. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan kebutuhan
lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya alam dalam menunjang kehidupan social dan ekonomi.
4. Menciptakan tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan.
1.4 Ruang Lingkup Arsitektur Landskap
Arsitektur Lanskap berperan aktif dalam berbagai proyek dari skala besar maupun s kala kecil.
Skala besar Arsitektur Lanskap berperan sebagai: 1. Perancangan tapak daerah industri
2. Studi perancangan regional
Arsitektur Landskap
5
3. Perancangan kawasan rekreasi atau tamasya. Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1. Taman lingkungan 2. Taman kantor
3. Taman rumah
1.5 Ruang Lingkup Pemikiran dan Tanggung Jawab Aktivitas Arsitektur Lanskap
1. Masalah perancangan daerah konservasi, preservasi dan pelestarian yang dinamis. 2. Masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah.
3. Masalah erosi, ekologi, masalah sumber daya alam. 4. Masalah pengembangan tempat-tempat bersejarah.
5. Masalah ruang terbuka. 6. Masalah pembangunan perkotaan yang berkembang.
7. Masalah jalur lalu lintas dan pembangunan linier sepanjang jalur jalan. 8. Masalah reklamasi tanah, masalah pantai dan perikehidupan pantai.
9. Masalah hutan serta satwa liar yang berkurang. 10. Masalah kependudukan.
1.6 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Bidang Arsitektur Landskap
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal manusia dengan faktor eksternal lingkungan.
1.6.1 Faktor internal manusia.
- Perencanaan dan perancangan yang baik merupakan hasil dari suatu proses yang memperhatikan sifat manusia dan alam.
- Seorang arsitek lanskap dalam mendesain dituntut untuk memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan manusia dengan persepsi lingkungan dengan harapan menciptakan lingkungan yang lebih memuaskan.
- Dalam mendesain, dituntut dan dibutuhkan perpaduan antara imajinasi dan pertimbangan akal sehat dari arsitek lanskap.
- Arsitek lanskap membuat asumsi-asumsi tentang kebutuhan manusia, membuat
- perkiraan aktivitas atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya.
- Pertimbangan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional, rasional, ekonomis, dan tepat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan juga
harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk
bersosialisasi dengan sesamanya. Contoh penerapanaplikasi faktor internal arsitektur lanskap:
- Penandaan lingkungan yang dilakukan arsitek lanskap melalui karyanya dapat diinterpretasikan berbeda dengan penggunanya.
- Bentuk-bentuk armatur lampu yang diduga pengguna sebagai tempat sampah yang mengakibatkan sampah berserakan di dalam armatur maupun di sekitar
lampu.
Arsitektur Landskap
6
- Tempat sampah didesain berbentuk cerobong kapal diduga pengguna sebagai arsitek atau pengguna.
Dalam perancangan, ada tiga kategori yang menyangkut tentang faktor-faktor internal atau manusia tentang arsitektur lanskap antara lain: Faktor fisik, faktor fisiologis dan
faktor psikologis. a. Faktor fisik.
Berkenaan dengan hubungan antara bentuk dan ukuran fisik seseorang dengan lingkungannya. Analisis pada pengukuran dan sikap tubuh, gerakan dan pertumbuhan
rata-rata tubuh dapat menghasilkan ketentuan dari berbagai bagian bangunan dan rancangan pertanaman. Misalnya, sebuah pintu harus dibuat cukup tinggi agar
memungkinkan orang-orang melewati tanpa membungkuk. Contoh yang lain seperti pada kursi taman harus berada pada ketinggian dan bentuk sandaran yang tepat agar
terasa nyaman. Pertimbangan faktor fisik manusia digunakan untuk menentukan spesifikasi dimensi fisik tempat aktivitas maupun fasilitas yang dibutuhkan. Prinsipnya
adalah menyamankan aktivitas manusia dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Faktor fisik pada arsitektur lanskap berhubungan atau berkaitan erat dengan
antropometri manusia, dimana antropometri manusia merupakan suatu perbedaan karakteristik kelompok pemakai akan menentukan ukuran-ukuran yang digunakan pada
proses desain. Misalnya, kebutuhan ruang untuk anak usia 2 tahun sangat berbeda dengan orang dewasa.
b. Faktor fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia timbul dari hubungan timbal balik antara
kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan, perlindungan dari kondisi yang tidak
menguntungkan. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia dipenuhi melalui penyediaan makanan yang bergizi, penyediaan udara yang kaya akan oksigen maupun air bersih serta
mengusahakan gerak badan dengan udara segar dan sinar matahari. Suatu lingkungan yang buruk dapat menyebabkan suatu ketakutan dan ketegangan emosi yang berbahaya
bagi seseorang. Diperlukan suatu tingkat keselamatan fisik atau keamanan tertentu di dalam lingkungan. Misalnya, pagar-pagar dipasang di sekeliling kolam renang,
pegangan-pegangan disepanjang jalur tangga dan jembatan, atau trotoar dan peraturan lalu lintas pada jalur jalan raya.
Arsitektur Landskap
7
c. Faktor psikologis. Kebutuhan-kebutuhan psikologis terkait dengan latar belakang budaya, pengalaman dan
kebutuhan dasar manusia sandang, pangan dan papan. Dalam memahami perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan kebutuhan dasar dan penggeraknya. Menurut
Maslow 1954, ada beberapa macam kebutuhan psikologis sekaligus sebagai hierarki kebutuhan psikologis dari yang terkuat hingga terlemah dapat diurutkan antara lain:
- Physiological needs kebutuhan fisiologi. Kebutuhan fisiologi ini untuk mencukupi
kebutuhan akan lapar dan dahaga. - Safety needs kebutuhan keamanan. Perlindungan dari bahaya fisik dan kesempatan
mengurangi tekanan fisik dari pihak lain, dalam rangka untuk membentuk privasi dan untuk kepentingan orientasi di lingkungan perkotaan.
- Affiliation needs kebutuhan afiliasi atau sosialisasi. Meliputi kebutuhan untuk bergabung dalam suatu kelompok. Di perkotaan, afiliasi tidak secara teritorial lagi
tetapi berdasarkan kegemaran hobi. - Esteem needs kebutuhan kebanggaan. Kepuasan memperoleh penghargaan,
berkaitan dengan kemampuan mempersonalisasikan terhadap lingkungannya. - Actualization needs kebutuhan aktualisasi. Kebutuhan untuk menunjukkan diri,
sesuai dengan kapasitas orang. Terkait dengan upaya untuk mengontrol dan mengatur lingkungannya.
- Cognitiveaesthetic needs kebutuhan kognitif atau estetika. Kebutuhan akan keindahan dan menambah pengetahuan maupun pembelajaran.
1.6.2 Faktor eksternal lingkungan.
Lingkungan merupakan suatu ekosistem kompleks yang berada di luar individu dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tempat atau wilayah.
Lingkungan yang hidup terdiri atas tiga macam, yaitu lingkungan alamiah, lingkungan buatan dengan lingkungan sosial.
a. Lingkungan alamiah, terdiri dari: -Lingkungan biotik makhluk hidup, berupa vegetasi persebaran tumbuh-
tumbuhan dan tanaman, satwa binatang dan manusia. Vegetasi dan satwa flora dan fauna merupakan elemen penting dalam lanskap, terutama pada
lanskap alami. -Lingkungan abiotik benda mati, berupa iklim, geologis dan tanah, topografi
dan kemiringan lahan, hidrografis dan hidrologis maupun drainase. Iklim merupakan hasil dan sejumlah faktor-faktor utama tetapi yang saling
mempengaruhi, meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban, radiasi matahari, uap air dan angin. Pengetahuan informasi dan data mengenai kondisi
Arsitektur Landskap
8
geologis dan tanah sangat penting diketahui karena keduanya mendukung kelangsungan aktivitas kehidupan serta tatanan yang direncanakan pada suatu
tapak. Topografi dan kemiringan lahan merupakan bentukan dasar permukaan lahan atau struktur topografis suatu tapak selain merupakan penentu luasan
areal untuk suatu kepentingan atau suatu aktivitas yang akan direncanakan atau dikembangkan, juga merupakan sumber daya visual dan estetika yang
sangat mempengaruhi lokasi, berbagai tata guna lahan serta berbagai fungsi, interpretasi, dan lain-lain. Hidrografis dan hidrologis merupakan ketersediaan
dalam jumlah, kualitas, dan distribusi dan kelestarian air dan bagian-bagian air tidak hanya merupakan salah satu faktor yang penting. Sedangkan sistem
drainase dibuat untuk mengumpulkan dan menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan tanah.
b. Lingkungan buatan, merupakan seluruh bangunan dan benda buatan lainnya di dalam tapak lanskap.
c. Lingkungan sosial, dimana terdapat lingkungan yang didiami atau dihuni oleh manusia yang memiliki nilai-nilai sosial dalam meningkatkan
kesejahteraan, budaya, etika, moral dan kepedulian terhadap sesama manusia pada suatu perancangan sebuah bangunan di dalam tapak lanskap.
1.7 Elemen-Elemen Pada Taman
Elemen pada taman terdiri dari dua bagian, yaitu soft material dengan hard material. 1. Soft material, merupakan elemen yang dominan, terdiri dari:
a. Pohon b. Perdu
c. Semak d. Penutup tanah mulsa
e. Rumput. Soft material berfungsi sebagai:
a. Pelindung atau naungan b. Masalahproblem kebisinganproteksi bising atau suara yang mengganggu
c. Pengarah mengarahkan ke suatu tempat atau tujuan d. Pembatas membatasi suatu lahan atau areal tertentu
e. Pemecah angin pohon, semak dan perdu f. Penghalang pandang
g. Proteksi terhadap bau memakai pengharum untuk menghilangkan bau yang tidak
sedap atau menyengat. 2. Hard material, merupakan elemen selain vegetasi selain dari persebaran dan
keanekaragaman tumbuhan atau tanaman, yang dimaksud disini adalah benda-benda yang dirancang membentuk sebuah taman, terdiri dari:
Arsitektur Landskap
9
a. Bangunan b. Gazebo rumah taman
c. Kursi atau bangku taman. d. Kolam ikan
e. Pagar taman f. Pergola perambat tanaman
g. Fasilitas tempat sampah h. Air mancur taman
i. Lampu taman Hard material berfungsi sebagai:
a. Penambah suasana untuk meningkatkan nilai-nilai estetika atau keindahan b. Dapat membangkitkan jiwa seni seseorang
c. Sebagai tempat untuk meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan dan kenikmatan d. Menambah pengetahuan
e. Sebagai tempat bertamasya, rekreasi atau objek wisata.
1.8 Konsep Hubungan Manusia dan Alam Tentang Taman