2. Siklus II a. Perencanaan
Berdasakan refleksi dari siklus I, peneliti menambahkan metode kerja kelompok sebagai metode pembelajaran, menyiapkan atau menambah
soasoning perasa tambahan makanan, memberi kesempatan terhadap anak untuk mencari membeli perasa yang diperlukan.
b. Tindakan
1. Kegiatan pendahuluan Peneliti sebagai guru menjelaskan adanya perubahan pelaksanaan kegiatan
pada siklus II ini bahwa pada siklus II ini siswa boleh mencontoh kerja teman, boleh bekerja sama kerja kelompok. Guru sudah menyediakan
perasa tambahan yang diperlukan dan bila perlu boleh meminta uang untuk membeli perasa lain yang diperlukan.
2. Kegiatan inti Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini langsung ke kegiatan prektek
berupa: a. Persiapan alat
Semua siswa aktif mempersiapkan alat yang diperlukan. b. Pemilihan bahan
Semua siswa memilih pisang yang akan digunakan. c. Pengupasan
Masing- masing siswa mengupas kulit pisang. d. Perendaman
Siswa menyiapkan larutan bisulfit kemudian merendam pisang yang telah dikupas.
e. Pengirisan Siswa bebas mengiris pisang menciptaklan bentuk irisan sesuai kreasi
masing-masing. Masing – masing siswa dituntut minimal
menghasilkan 4 bentuk irisan. Dalam siklus II ini siswa boleh mencontoh teman, meminta bantuan teman atau bekeja kelopok.
f. Penggorengan Setelah mengiris satu bentuk irisan lalu digoreng supaya bentuk
keripik tidak tercampur dengan bentuk lain sampai matang kering. g. Penirisan
Pisang yang sudah matang kering ditiriskan untuk menghilangkan minyak.
h. Penambahan rasa Keripik hasil gorengan siswa kemudian diberi tambahan rasa oleh
masing-masing siswa tersebut. Penambah rasa soasoning yang telah disediakan guru. Siswa juga diperbolehkan mencari membeli
penambah rasa yagn dikehendaki. i. Pengemasan
Pemilihan pengemasan atau penyimpanan hasil diserahkan kepada masing-masing siswa.
j. Perapihan alat Perapihan alat setelah pengemasan selesai, dilakukan bersama-sama
oleh semua siswa. 3. Kegiatan Penutup Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dengan melihat hasil olahan baik berupa bentuk maupun rasa yang dihasilkan oleh masing-masing siswa. Dari hasil
evaluasi diperoleh hasil 1 orang siswa berhasil menciptakan 5 bentuk tanpa meniru memberi 4 rasa, 2 orang membuat 4 bentuk dengan meniru
dan berhasil menambah 5 rasa, dan 2 orang siswa berhasil menciptakan 4 bentuk dan 4 rasa. Dari hasil evaluasi ini peneliti merasa penelitian ini
sudah berhasil sudah tuntas karena masing- masing siswa sudah berhasil membuat minimal 4 bentuk dan 4 rasa baru baik atas ide sendiri
ataupun dari orang lain, seperti tertuang dalam tujuan pembelajaran pada RPP.
Tindakan penelitian ini peneliti tutup dengan pemberian angket dan pengisian oleh siswa seperti yang dilakukan pada awal kegiatan
penelitian tindakan kelas.
c. Observasi Pengamatan
Peneliti bersama teman sejawat sebagai observer berdiskusi membahas hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II ini.
Dari diskusi tersebut diambil kesimpulan bahwa dalam siklus II ini suasana lebih hidup karena anak sudah tidak takut lagi untuk bereksperimen dalam
menciptakan bentuk dan menambah rasa, dengan bekerja secara kelompok siswa lebih saling mengisi kekurangan, saling membantu menyelesaikan
pekerjaan. Cara memotivasi guru terhadap kerja siswa dengan menyediakan perasa-perasa tambahan seasoning dan pemberian kesempatan untuk
membeli seasoning yang diperlukan berhasil terbukti dengan banyaknya rasa keripik pisang yang tercipta, dan banyaknya kreativitas bentuk yang tercipta.
d. Refleksi
Berdasarkan perubahan-perubahan pengelolaan kelas yang peneliti lakukan meliputi penambahan metode pembelajaran, penyediaan fasilitas kerja perasa
tambahan dan uang untuk membeli hal yang diperlukan, serta motivasi terhadap kerja siswa telah berhasil menuntaskan siswa terhadap tujuan
pembelajar yang telah peneliti susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memasak tataboga, sehingga peneliti merasa penelitian ini
cukup sampai siklus II.
3. Siklus III