Klasifikasi Dan Evolusi EVOLUSI DAN DIVERSITAS

mereka serupa satu sama mereka lainnya yaitu, satu dapat menguji kongruen . Untuk mengukur kongruensi, orang bisa menentukan bagian mana dari pohon setuju dengan satu sama lain dan bagian mana yang berbeda, atau orang bisa skor jumlah perbedaan pohon percabangan. Sebuah langkah kunci dalam rekonstruksi filogenetik adalah menentukan akar pohon. Ini merupakan langkah penting karena berbagai alasan. Misalnya, untuk menyimpulkan ciri-ciri leluhur untuk node pada pohon, penting untuk mengetahui dimana akar pohon itu, yang pada gilirannya memungkinkan penilaian penuh arah perubahan. Hal ini tidak mungkin dalam sebuah pohon cangkokan tanpa akar karena node leluhur kemudian bisa ditempatkan di manapun di pohon. Rooting juga memungkinkan seseorang untuk menentukan kelompok mana yang monofiletik yaitu, adalah terdiri dari nenek moyang terbaru dari semua anggota kelompok ditambah semua keturunan dari nenek moyang, termasuk semua taksa lainnya.

D. Klasifikasi Dan Evolusi

Sistematika merupakan suatu pendekatan analisis terhadap keragaman makhluk hidup dan hubungan evolusi antarorganisme. Adapun hubungan evolusi antarkelompok organisme ini dikenal dengan filogeni. Sejak Darwin, sistematika memiliki tujuan selain pengaturan kelompok makhluk hidup secara sederhana, yaitu untuk membuat klasifikasi yang mencerminkan hubungan evolusi antarmakhluk hidup. Oleh karena itu, dibuat suatu sistem klasifikasi yang memperlihatkan hubungan evolusi antarmakhluk hidup. Perhatikan gambar hubungan evolusi dan klasifikasi berikut ini. Gambar 4.6. Sebuah pohon filogenetik pada Ordo Carnivora. Pohon filogenetik ini memperlihatkan hubungan antara klasifikasi dan filogeni Klasifikasi tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan mulai dari penamaan spesies, pengelompokkan genus, familia, filum, bahkan perubahan tingkat kingdom. Selama beberapa tahun, banyak rancangan yang telah diajukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup ke dalam kingdom. Mulai dari klasifikasi dua kingdom hingga klasifikasi lima kingdom yang diajukan Robert H. hittaker pada 1969. Para ilmuwan biasanya menggunakan pohon filogenetik untuk menggambarkan hipotesis tentang sejarah evolusi spesies seperti Gambar diatas. Diagram bercabang ini memperlihatkan hierarki klasifikasi kelompok makhluk hidup ke dalam kelompok yang lebih kecil. Perlu diingat bahwa pola klasifikasi yang dibuat bukanlah pengelompokkan secara alami, melainkan buatan manusia. Klasifikasi dibuat manusia berdasarkan perbedaan dan persamaan morfologi, fisiologi, cara reproduksi, dan ciri lainnya. Pada akhir abad ke-20, perkembangan Biologi Molekular mencapai kemajuan yang cukup baik. Para ilmuwan telah dapat membedakan dan membandingkan spesies serta kedekatan secara evolusi melalui pendekatan molekular. Pada tingkat molekular, kedekatan antara dua spesies sesuai dengan akumulasi perbedaan genom kedua spesies tersebut. Semakin dekat kekerabatan antara dua spesies, semakin mirip urutan DNA yang dimiliki keduanya sehingga biologi molekular dianggap sebagai alat yang tepat untuk sistematika. Oleh karena itu, muncul sistematika molekular yang membandingkan asam nukleat dan molekul lain untuk menduga kekerabatan dan sejarah evolusi. Gambar 4.7. a Seorang Ilmuwan sedang membandingkan hasil pengurutan DNA. b Hasil pengurutan DNA. Sistem klasifikasi lima kingdom merupakan salah satu usaha manusia untuk mengelompokkan keanekaragaman makhluk hidup ke dalam sebuah pola yang baik dan mencerminkan sejarah evolusi. Pada akhir dekade, penelitian molekular menemukan berbagai kejanggalan dalam sistem lima kingdom dan para ilmuwan telah mengajukan berbagai klasifikasi baru, mulai dari klasifikasi 6 kingdom hingga belasan kingdom. Perdebatan terjadi hingga akhirnya dicapai persetujuan bersama bahwa kingdom kehidupan dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok klasifikasi yang lebih tinggi, disebut domain Campbell, 2006: 310. Klasifikasi tiga domain diajukan oleh Carl oese pada 1990 yang menekankan pembagian prokariot menjadi dua kelompok yang awalnya disebut Eubacteria dan Archaebacteria. Bukti molekular dan seluler mengindikasikan bahwa dua keturunan prokariot Bacteria dan Archaebacteria berevolusi secara terpisah pada awal evolusi kehidupan. Bukti molekular juga mengindikasikan Archaebacteria memiliki kekerabatan lebih dekat dengan eukariot. Akhirnya, terbentuklah tiga domain kehidupan, yaitu Bacteria, Archaea, dan Eukarya, perhatikan gambar berikut. Gambar. 4.8. Klasifikasi 3 domain Hingga kini, klasifikasi tiga domain sedang dikembangkan bersamasama oleh para ilmuwan. Para ilmuwan bekerjasama mengidentifikasi setiap spesies melalui metode molekular untuk mengungkap jejak sejarah Evolusi kehidupan. RANGKUMAN Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan natural dalam kerangka evolusi Kehidupan terjadi di dalam kelompok. Keanekaragaman jenis adalah variasi antar spesies dalam satu genus. Syarat terjadinya spesiasi yaitu : adanya perubahan lingkungan, adanya relung yang kosong, dan adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme. Proses spesiasi terdiri atas isolasi geografis dan isolasi reproduksi. Ketika sejarah evolusi yang benar tidak diketahui, berbagai tes dapat digunakan untuk menilai hasil dari metode rekonstruksi filogenetik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai seberapa baik pohon-pohon tertentu mewakili data yang mendasari, diantaranya : bootstrap, metode parsimoni dan kongruensi. Sistem klasifikasi dibuat untuk yang memperlihatkan hubungan evolusi antar makhluk hidup. DAFTAR PUSTAKA Djoko, T. Iskandar. 2001. Catatan Kuliah Evolusi. ITB. Bandung Kimball, Jhon. W. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta Suciati, Rizkia. 2014. Evolusi dan Biodiversity. Tersedia: https:www.academia.edu 7964444Evolusi_dan_Biodiversity_Makalah_ Diakses pada tanggal 17 Maret 2017

BAB V ADAPTASI DAN SELEKSI ALAM

Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap saat berlagsung peristiwa ala m yang erat hubungannya dengan kelangsungan hidup organisme yang ada di dalmnya, seperti banjir, gunungmeletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa bumi dan sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap organisme yang ada di dalamnya. Apabila organisme tersebut mampu beradaptasi, maka organisme tersebut akan dapat bertahan hidup, tetapi bagi organisme yang tidak mampu beradaptasi akan mati dan akhirnya punah.

A. Seleksi Alam

1. Pengertian Seleksi Alam Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama : a. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih banyak daripada yang dapat didukung oleh sumber-sumber terbatas makanan, air, tempat teduh dan pasangan kawin b. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu besar. c. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut. 2. Macam-Macam Seleksi Alam Di alam ini terjadi 3 macam seleksi, yaitu seleksi terarah, seleksi stabilisasi, dan seleksi disruktif.