F. Biogeografi
Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi,
dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan
bahwa spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh
para ilmuan.
G. Fosil
Fosil bahasa Latin
: fossa yang berarti menggali keluar dari dalam tanah adalah sisa-sisa atau bekas-bekas
makhluk hidup yang menjadi
batu atau
mineral . Untuk menjadi
fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen
. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu
ambar , fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter
La Brea di
Kalifornia .
Hewan atau
tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup
. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil
jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi
, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh
arkeologi .
Menurut Oxlay 2011, Adapun fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Pithecanthropus erectus. Tempat penemuan di Desa Trinil di pinggir sungai Bengawan Solo di dekat Ngawi, Propinsi Jawa Timur. Orang yang menemukannya
adalah Dr. Eugene Dubois. Tahun penemuannya adalah pada tahun 1890. Fosil ini dikenal juga dengan sebutan Manusia Jawa dan merupakan jenis manusia purba yang
pertama kali ditemukan di Indonesia. 2. Pithecanthropus mojokertensis. Tempat penemuannya adalah di daerah Perning,
Mojokerto, Jawa Timur. Nama penemunya adalah Duyfjes dan Von Koenigswald. Tahun penemuannya adalah pada tahun 1936. Fosil ini berupa tengkorak anak-anak
yang berusia sekitar 6 tahun dan diperkirakan hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu. 3. Meganthropus palaeojavanicus. Tempat penemuannya di Sangiran, daerah
Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Nama penemunya adalah Von Koenigswald. Tahun
penemuan fosil tersebut adalah antara tahun 1936 – 1941. Fosil ini lebih besar dan lebih tegap daripada Pithecanthropus Erectus. Usianya diperkirakan paling tua di
antara jenis manusia purba yang lain di Indonesia.
H. Radiasi Adaptasi
Radiasi adptasi adalah suatu fakta mengenai timbulnya suatu kelompok organisme pada suatu masa. Kemunculan kelompok organisme tersebut biasanya digambarkan
sebagai kemunculan yang tidak terlalu mendadak, tetapi pada umumnya melibatkan banyak sekali anggotanya Djoko T. Iskandar :2001.
Gambar 7.6. Pohon evolusi Finch Darwin Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies berkembang
menjadi sejumlah besar bentuk modern, masing-masing teradaptasi dengan kondisi lingkungan tertentu. Salah satu contoh terbaik radiasi adaptasi adalah burung finch Darwin
dari kepulauan Galapagos. Kepulauan Galapagos adalah sekelompok pulau di Samudera Pasifik yang berjarak 965 kilometer di barat Ekuador. Setiap pulau memiliki iklim
mikronya sendiri dengan flora dan fauna berbeda. Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad ke-19. Ia
menemukan kalau tiap pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi untuk makan makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit
satu sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan. Darwin menyatankan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki keuntungan
bertahan hidup bila mereka lebih baik dalam makan makanan yang tersedia di tempatnya. Selama banyak generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan karena mereka terisolasi dari
finch di pulau lain, mereka pada akhirnya menjadi spesies yang berbeda M. Datun
Sukandarrumidi : 1980.
I. Anatomi Koomparatif
Studi komparatif struktur tulang dan sistem tubuh hewan dari beragam filum menunjukkan sejumlah besar kesamaan. Bukti yang lebih jelas terletak pada perbandingan
anatomi primitif dan modern. Karakter primitif adalah karakter yang ada sebelum karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena hilangnya sebuah struktur atau
kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan modern hanya dapat berguna saat kita merujuk pada bagian tertentu karakter tersebut, dan sebuah karakter dapat primitif di satu
hal dan modern dalam hal lainnya. Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap dalam
fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar.
Saat ukuran tubuh meningkat dari Hyracotherium terkecil di zaman Eosen sekitar 50 juta tahun lalu hingga Equus yang terbesar kuda modern, terdapat penurunan kerumitan
pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat.
Gambar 7.7. Evolusi Kuda
J. Bukti Biokimiawi