didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk terurainya setengah dari atom yang semula ada. Perbandingan ini digunakan untuk menentukan umur batuan.
2. Penentuan Umur Relatif
Penentuan umur relatif adalah umur yang diperoleh berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif terhadap posisi batuan atau fosil disekitarnya. Akibat dari keterbatasan
dalam menggunakan penentuan umur secara radiometri untuk mengidentifikasi waktu pembentukan batuan sedimen, teknik penentuan umur secara relatif umum
digunakan. Beberapa hukum geologi telah dikembangkan untuk mengembangkan penentuan umur pembentukan batuan sedimen secara relatif.
a. The Law of Original Horizontality
Hukum ini meyatakan bahwa kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan awal
initial – dip karena dasar cekungannya yang memang menyudut. Bila suatu batuan sedimen ditemukan dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut
telah mengalami suatu deformasi setelah pengendapan akibat tektonik.
Gambar 2.1. Hukum original horizontality
b. The Law of Superposition
Hukum ini menyatakan bahwa dalam kondisi normal belum mengalami deformasi, perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah
merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya. Ketika seseorang akan menguji lapisan batuan untuk
menentukan umurr relatifnya, hal terpenting yang pertama kali harus dilakukan adalah memastikan bahwa batuan tersebut tidak mengalami pembalikan lapisan
akibat aktivitas tektonik. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat beberapa kenampakan sedimen yang hanya terjadi pada bagian atas top atau bawah
bottom dari sebuah lapisan batuan sedimen, seperti mud crack, ripple, graded bedding pada Bouma sequence, load structure, flute mark, dan beberapa fosil
jejak.
Gambar 2.2. Hukum Superposisi
c. The Law of Faunal Succession
Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu urutan batuan secara vertikal, kandungan fosilnya mengalami pergantian secara sistematis. Pada setiap lapisan
yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda
dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan terlindih dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan
fisik yang berbeda karena evolusi. Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
Gambar 2.3. Hukum Faunal Succession
d. The Law of Crosscutting Relations.