Tinjauan Perencanaan Arsitektur Tinjauan Perencanaan Struktur Tinjauan Perencanaan ME dan Drainase

f. Aestetis Tahap-tahap perancangan pembangunan suatu proyek antara lain :

1. Tahap Pra Rancangan

Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan outline dari bangunan berikut dengan perkiraan biaya proyek. Gambar-gambar tersebut kemudian akan dikembangkan menjadi lebih rinci lagi untuk dapat dipakai sebagai dasar pembahasan berikutnya.

2. Tahap Perancangan

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari gambar-gambar pra rancangan dan gambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar- gambar tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi gambar-gambar detail yang dilengkapi dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran biaya.

3. Gambar-gambar Detail

Merupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci pekerjaan konstruksi, disamping sebagai dasar pelaksanaan dan juga dipakai sebagai dokumen lelang.

4. Pembuatan Uraian Kerja dan Syarat-Syarat

Uraian kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja, dan mutu dari pekerjaan.

5. Perhitungan Anggaran Biaya

Anggaran biaya merupakan perhitungan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah, dan biaya lain yang berhubungan dengan proyek. Pada pembangunan proyek Jembatan Sigandul dan Kranggan Cs perencanaan terdiri dari 3 macam, yaitu : 1. Perencanaan Arsitektur 2. Perencanaan Struktur. 3. Perencanaan ME Drainase Ketiga proses perancangan tersebut saling berkaitan dan harus mampu mewujudkan suatu bangunan yang kuat dan stabil, yang menjamin keamanan dan kenyamanan pemakainya, serta memiliki nilai estetika yang tinggi serta tepat dan sesuai fungsinya.

3.1.1 Tinjauan Perencanaan Arsitektur

Proyek Pembangunan Jembatan Sigandul – Tahap 1 III-3 Davied Hamonangan Pangaribuan 21010110141005 Perencanaan arsitektur merupakan bagian dari tahap awal dari perencanaan bangunan infrastruktur, termasuk didalamnya perencanaan jenis jembatan, estetika, landscape, utilitas, kenyamanan, dan keamanan. Perancangan arsitektur meliputi bentuk bangunan infrastruktur, tata letak ruang, prasarana, utilitas, keindahan, dan hubungan antar ruangan yang sesuai dengan tujuan dan maksud dari proyek pembangunan Jembatan Sigandul.

3.1.2 Tinjauan Perencanaan Struktur

Struktur adalah suatu kesatuan dan rangkaian beberapa elemen yang dirancang agar mampu menerima beban luar ataupun berat sendiri tanpa mengalami perubahan bentuk yang melewati batas persyaratan. Struktur yang direncanakan harus mampu menahan beban, baik vertikal maupun horizontal yang direncanakan dan berat sendiri bangunan tanpa mengalami perubahan bentuk yang diijinkan. Adapun standard yang dipakai dalam proyek pembangunan Jembatan Sigandul dan Kranggan Cs ini didasarkan pada peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia. Dalam menjalankan fungsinya, setiap sistem struktur teknik sipil akan menerima pengaruh dari luar yang perlu dipikul. Selain pengaruh dari luar, sistem struktur yang terbuat dari material bermassa, juga akan memikul beratnya sendiri akibat pengaruh gravitasi. Agar struktur tersebut aman sampai umur rencana yang telah direncanakan, maka dalam perencanaan struktur tersebut, struktur harus mampu menerima berbagai macam pembebanan yang terjadi.

3.1.3 Tinjauan Perencanaan ME dan Drainase

Perencanaan bangunan khususnya bangunan infrastruktur sangat memerlukan perencanaan ME dan Drainase. Hal ini dikarenakan fungsi bangunan infrastruktur yang vital bagi masyarakat. Perencanaan Mechanical Electrical sendiri belum ada di pekerjaan proyek ini dikarenakan belum sampai ke tahapan pengerjaan struktur atas jembatan. Perencanaan yang Proyek Pembangunan Jembatan Sigandul – Tahap 1 III-4 Davied Hamonangan Pangaribuan 21010110141005 terlihat adalah perencanaan drainase. Bentuk – bentuk aplikasi perencanaan drainase antara lain: 1. Pada pengerjaan jembatan Sigandul, fluktuasi muka air tanah akibat curah hujan dialirkan keluar dari tebing hasil rekayasa topografi lahan yang diperkuat dengan retaining wall maupun shotcrete melalui lubang pipa pada badan tebing yang menembus struktur badan retaining wall maupun shotcrete. Hal ini untuk mencegah bertambahnya tekanan lateral tanah akibat penambahan berat jenis tanah oleh air tanah. 2. Pada pengerjaan rigid pavement sebagai jalan pendekat jembatan Sigandul harus menimbun saluran air yang menyilang jalan, hal ini disiasati dengan pekerjaan box culvert agar saluran air awal tidak hilang dan air hujan membanjiri jalan dan sawah warga. 3. Pada pengerjaan rigid pavement dibuatkan alur air melintang badan jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air pada permukaan badan jalan dengan cepat ke bahu jalan sehingga tidak membuat badan jalan licin. 4. Penebaran agregat kelas A sebelum pemasangan lean concrete hal ini dilakukan selain sebagai lapis pondasi subbase course juga berfiungsi untuk memberi rongga dan jarak antara tanah dan lean concrete sehingga meminimalisir retak pada perkerasan beton dikarenakan air terjebak pada tanah dibawah lean concrete dan mengakibatkan pumping atau kembang susut tanah.

3.2 Manfaat Perencanaan