Lantai Jembatan Gelagar Jembatan Balok Jembatan Kolom Jembatan Tumpuan Jembatan

Pilar Pier adalah salah satu konstruksi bangunan bawah jembatan yang menjadi penghubung dari struktur atas dan pondasi. Fungsi pilar sendiri adalah menyalurkan gaya-gaya vertikal dan horisontal dari bangunan atas ke pondasi. Pada pembangunan jalan layang ini, sebagian besar pilar memiliki ketinggian yang cukup besar. Perencanaan ini bentuk keseluruhan pilar dianjurkan kolom jika bangunan atasnya menggunakan lantai beton bertulang, jika bangunan atasnya menggunakan material lain bentuk pilar adalah rangka kaku bertingkat satu single-stratum rigid-frame sampai ketinggian 10,00 meter, bertingkat dua double-stratum rigid- frame untuk tinggi mencapai 25,00 meter, dan bentuk I jika lebih dari 25,00 meter. Pilar terdiri dari bagian-bagian antara lain : 1. Kepala Pilar Pierhead 2. Kolom Pilar 3. Pile Cap Pada proyek ini direncanakan menggunakan pilar kolom setinggi 7, 00 meter yang berbentuk persegi empat untuk kemudahan pekerjaan bekisting yang terdapat di lapangan .

3.4.5.5 Perencanaan Upper Structure Bangunan Atas

Bangunan atas jembatan adalah bagian konstruksi jembatan yang berfungsi menahan beban-beban yang bekerja pada konstruksi bagian atas. Konstruksi bagian atas jembatan terdiri dari :

1. Lantai Jembatan

Pelat lantai berfungsi sebagai konstruksi penahan beban lalu lintas terutama beban truk “T”. Menurut RSNI T-02-2005 beban pada pelat lantai jembatan berupa beban truk “T” yang merupakan beban roda ganda sebesar 100 KN, dari kendaraan truk semitrailler yang mempunyai bidang kontak seluas 20 x 50 cm 2 .

2. Gelagar Jembatan Balok Jembatan

Proyek Pembangunan Jembatan Sigandul – Tahap 1 III-45 Davied Hamonangan Pangaribuan 21010110141005 Pada umumnya gelagar jembatan untuk jalan raya di Indonesia menggunakan bahan baja dan beton pratekan. Pada proyek ini digunakan gelagar melengkung berupa beton bertulang dengan panjang bervariasi dari 25- 50 m. Pada dasarnya, beton prategang adalah suatu sistem dimana sebelum beban luar bekerja, diciptakan tegangan yang berlawanan tanda dengan tegangan yang nantinya akan terjadi tegangan akibat beban. Hal ini dimungkingkan dengan memasukkan kabel tendon yang menyesuaikan bentuk layout dari momen yang direncanakan kemudian ditarik untuk menghasilkan gaya normal dan momen sesuai rencana. Pada jembatan ini menggunakan konsep yang hampir sama dengan konsep beton prategang. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir volume perencanaan beton bertulang. Konsep yang diambil adalah memperbesar kapasitas momen yang dapat dilayani oleh balok jembatan, caranya dengan melengkungkan balok jembatan berlawanan bentuk dari bentuk momen rencana jembatan.

3. Kolom Jembatan

Kolom jembatan pada jembatan portal melengkung berfungsi menahan beban yang ditransfer oleh jalan melalui lantai jembatan dan meneruskannya ke balok jembatan dengan mengubahnya menjadi beban terpusat.

4. Tumpuan Jembatan

Merupakan perletakan dari jembatan yang berfungsi untuk menahan beban baik yang vertikal maupun horisontal. Disamping itu juga untuk meredam getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan. Pada proyek ini digunakan bearing pad berupa bantalan karet sintetik elastomeric bearing pad sebagai tumpuan girder.

5. Oprit Jembatan