Pada umumnya gelagar jembatan untuk jalan raya di Indonesia menggunakan bahan baja dan beton pratekan. Pada proyek ini
digunakan gelagar melengkung berupa beton bertulang dengan panjang bervariasi dari 25- 50 m.
Pada dasarnya, beton prategang adalah suatu sistem dimana sebelum beban luar bekerja, diciptakan tegangan yang berlawanan tanda dengan
tegangan yang nantinya akan terjadi tegangan akibat beban. Hal ini dimungkingkan dengan memasukkan kabel tendon yang menyesuaikan
bentuk layout dari momen yang direncanakan kemudian ditarik untuk menghasilkan gaya normal dan momen sesuai rencana. Pada jembatan
ini menggunakan konsep yang hampir sama dengan konsep beton prategang. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir volume perencanaan
beton bertulang. Konsep yang diambil adalah memperbesar kapasitas momen yang dapat dilayani oleh balok jembatan, caranya dengan
melengkungkan balok jembatan berlawanan bentuk dari bentuk momen rencana jembatan.
3. Kolom Jembatan
Kolom jembatan pada jembatan portal melengkung berfungsi menahan beban yang ditransfer oleh jalan melalui lantai jembatan dan
meneruskannya ke balok jembatan dengan mengubahnya menjadi beban terpusat.
4. Tumpuan Jembatan
Merupakan perletakan dari jembatan yang berfungsi untuk menahan beban baik yang vertikal maupun horisontal. Disamping itu juga untuk
meredam getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan. Pada proyek ini digunakan bearing pad berupa bantalan karet sintetik
elastomeric bearing pad sebagai tumpuan girder.
5. Oprit Jembatan
Proyek Pembangunan Jembatan Sigandul – Tahap 1 III-46
Davied Hamonangan Pangaribuan 21010110141005
Oprit adalah jalan pendekatperalihan dari jalan raya ke jalan di jembatan, dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna
jalan saat akan lewat jalan di jembatan. Oprit juga dilengkapi dengan dinding penahan. Pada perencanaan oprit, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : 1. Tipe dan kelas jalan ataupun jembatan
2. Volume lalu lintas 3. Tebal perkerasan
Perkerasan jalan pada jalan pendekatoprit yang berfungsi: 1. Menyebarkan beban lalu-lintas di atasnya ke tanah dasar.
2. Melindungi tanah dasar dari rembesan air hujan. 3. Faktor kenyamanan bagi pemakai jalan.
Ada dua macam perkerasan yang biasa digunakan yaitu perkerasan kaku rigid pavement dari beton dan perkerasan lentur flexible pavement
dari campuran aspal beton sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapis pondasinya. Pada proyek ini di bagian belakang
abutment timbunan oprit mengunakan perkerasan kaku rigid pavement dengan kemampuan daya layan jalan untuk arteri kelas 1 dengan lebar
ruas jalan 7,5 – 11 meter. Spesifikasi bahan yang digunakan untuk oprit secara umum antara lain:
1. Lapisan pondasi bawah menggukanan material agregat kelas A sedalam 15 cm.
2. Lapisan pondasi atas dengan lean concrete dengan mutu beton K 125 dan tebal 15 cm.
3. Lapisan perkerasan beton menggunakan mutu beton Fs 45 dengan detail penulangan antara lain: tulangan polos diameter 13 untuk
tulangan melintang dan dudukan, tulangan polos diameter 36 untuk dowel, dan tulangan ulir 16 untuk tulangan ikat horizontal.
Proyek Pembangunan Jembatan Sigandul – Tahap 1 III-47
Davied Hamonangan Pangaribuan 21010110141005
4. Selain pekerjaan rigid pavement dengan spesifikasi diatas untuk melengkapi pekerjaan rigid pavement diatas ada pekerjaan finishing
yakni pemasangan railing pada sisi luar tikungan dan filler pada celah antar segmen perkerasan beton.
Sedang di luar itu timbunan oprit menggunakan meterial tanah timbunan biasa.
6. Trotoar Jembatan