1
I. PENDAHULUAN
Ikan lele dumbo Clarias sp. merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini. Hal ini ditunjukkan permintaan ikan lele untuk
daerah Jabodetabek saja mencapai 150 ton ikan lele per harinya. Berdasarkan informasi di atas, kebutuhan ikan lele di masa yang akan datang cenderung
meningkat, hal ini mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP untuk menargetkan peningkatkan produksi lele pada tahun 2014 sebesar 450, yakni
dari 200.000 ton per tahun menjadi 900.000 ton per tahun Muhammad, 2011. Ikan lele banyak dipilih oleh pembudidaya sebagai ikan yang dibudidayakan
karena ikan lele dapat dibudidayakan di lahan yang sempit. Selain itu ikan lele dapat hidup di perairan yang memiliki kandungan oksigen yang rendah, hal itu
disebabkan ikan lele memiliki organ pernafasan tambahan berupa arborescent organ.
Meskipun produksi ikan lele tinggi, namun pembudidaya belum menikmati hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan karena harga pakan komersil yang relatif
mahal yaitu sebesar Rp 7000kg Anonim, 2010. Pakan merupakan komponen biaya produksi yang cukup besar, yaitu hampir 40-89 dari total biaya produksi
Suprayudi, 2010. Harga pakan ikan yang tidak sebanding dengan harga ikan air tawar menyebabkan keuntungan yang diperoleh pembudidaya menjadi rendah
Khairuman dan Amri, 2008. Berdasarkan hal di atas, saat ini banyak pembudidaya yang memanfaatkan limbah rumah pemotongan ayam RPA berupa
usus ayam, darah ayam, dan daging giling dijadikan sebagai pakan pengganti dari pakan buatan selama beberapa hari sebelum panen untuk menekan biaya produksi.
Selain memiliki harga yang lebih murah dibandingkan pakan buatan, pakan limbah RPA juga memiliki kandungan protein sebesar 26,31 yang diharapkan
mampu mencukupi kebutuhan protein ikan lele yaitu 25-32 NRC, 1993. Harga pakan limbah rumah pemotongan ayam ini yaitu berkisar Rp 1.200-Rp 1.500 per
kg Anonim, 2010. Limbah jeroan dapat dihasilkan dari peternak ayam dan rumah pemotongan ayam. Sebuah perusahaan pemotongan ayam di desa Jabon
Mekar, Bogor dapat menghasilkan limbah usus, darah dan bulu ayam sekitar 5 tonhari Sandjojo, 2011.
2 Walaupun demikian, pakan pengganti tersebut memiliki beberapa
kelemahan diantaranya memiliki kualitas yang jauh lebih rendah dibandingkan pakan komersil dan penggunaan yang relatif banyak. Selain itu penyimpanan
pakan limbah rumah pemotongan ayam lebih sulit dan tidak tahan lama karena mudah membusuk. Hal ini berbeda dengan pakan komersil yang dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian perlu diketahui sejauh mana penggunaan pakan pengganti ini lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
pakan komersil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknologi budidaya dari aspek
teknis dan ekonomis yang meliputi kelangsungan hidup survival rate; SR, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan dan aspek ekonomis meliputi
keuntungan, RC Ratio, payback period dan harga pokok produksi yang dibandingkan dengan antara budidaya ikan lele dumbo Clarias sp. yang
sepenuhnya menggunakan pakan komersil pada kolam air tenang dengan yang memanfaatkan pakan pengganti berupa limbah rumah pemotongan ayam pada
kolam air mengalir.
11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN