Gambaran Pelaksanaan Tahapan Konseling di Apotek Kota Medan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari grafik di ata disampaikan adalah n penggunaan sebelums jumlah obat sekali minum yang diberikan yaitu sebe dituliskan oleh dokter da menyatakan bahwa info memang telah dituliskan memberikan informasi te petugas menanggapaim dengan ramah, membe informasi dengan bahasa Pembuangan oba obat adalah isi konseling kedua isi konseling terse obat perlu disampaikan tepat sehingga terhindar sembarangan, bisa saja d dijual kembali atau dapa tersebut. Gambar 5.5 Rata-rata pe melayani res 50.77 10 20 30 40 50 60 70 hiper UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas diketahui bahwa persentase isi konseling palin nama obat, waktu penggunaan pagisiang sesudahsedang makan, jumlah frekuensi pe num yaitu sebesar 100 kemudian diikuti dengan ebesar 97,87. Informasi tersebut adalah inform dalam resep. Sejalan dengan Umi Athiyah, et a nformasi obat terbanyak yang diberikan adalah inf kan oleh dokter dalam resep. Nita Yunita, et al i tentang nama obat, kekuatan, kegunaan dan atura imenjawab dengan baik, melayani dengan sopa berikan informasi yang dapat dipercaya dan asa yang mudah dimengerti. obat yang terkontaminasi atau yang telah dihentika ling yang paling sedikit disampaikan. Persentase rsebut adalah 4,58 dan 4,62. Informasi terkait an agar masyarakat mengetahui cara pembuang ndar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Obat yang di a dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung dapat merusak lingkungan akibat zat kimia yang di persentase isi konseling yang disampaikan oleh a resep hipertensi, asma, diabetes, dan hiperlipidemi 50.77 59.89 58.25 62.5 ertensi asma diabetes hiperlipidemia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ling tinggi yang ngsore, waktu pemberian, dan ngan jumlah obat ormasi yang telah t al 2014 yang h informasi yang al 2008 dalam turan pakai obat, opan, melayani an memberikan ntikan dan onset se penyampaian kait pembuangan ngan obat yang g dibuang secara ung jawab untuk dikandung obat h apoteker yang mia mia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian diabetes, dan hiperlipide apoteker. Apoteker yang menyampaikan isi kons asma, dan diabetes. Dar menyampaikan setengah diberikan informasi yang l Gambar 5.6 P Kualitas isi konse kepada pasien dengan j besar isi konseling di penyampaian isi konseli Kebanyakan informasi Penyampaian efek sam kondisinya. Pemberian inf kekhawatiran bagi pasie memahami informasi ya diberitahu cara mengat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 A B C 100 98.33 96.67 100 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta n ini digunakan empat jenis resep yaitu hipe ipidemia dengan masing-masing resep digunaka ang melayani resep hiperlipidemia adalah yang pa konseling dibanding apoteker yang melayani rese Dari grafik di atas juga terlihat bahwa rata-rata apot gah dari isi konseling yang harusnya disampaikan. ng lengkap demi tercapainya terapi yang optimal. 5.6 Persentase kualitas penyampaian isi konseling konseling dinilai berdasarkan kesesuaian informasi y n jawaban pada literatur. Dari grafik di atas terl disampaikan dengan benar oleh apoteker. K seling paling banyak terjadi pada penyampaian e si yang diberikan adalah obat tidak memiliki e amping harus didasarkan atas latar belakang n informasi yang berlebihan dapat menimbulkan ke sien. Penggunaan istilah harus diperhatikan agar yang diberikan. Selain itu, sangat penting bagi gatasi gejala efek samping obat yang timbul, D E F G H I J K L M N 96.67 100 100 100 100 100 100 100 100 73.91 92.31 100 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hipertensi, asma, unakan pada 15 g paling banyak esep hipertensi, apoteker hanya kan. Pasien perlu al. ng i yang diberikan terlihat sebagian Ketidaktepatan n efek samping. ki efek samping. ng pasien dan n ketakutan atau ar pasien dapat gi pasien untuk bul, baik dengan N O P 100 100 100 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tindakan yang akan mem penulis resep secepatnya Peran Apoteker kebutuhan pasien dan mencegah atau mengatas dan pembiayaan yang tin Gambar 5.7 Rata-rat apoteker yang mela Grafik di atas disampaikan oleh apote persentase tiap resep ber akan menimbulkan kepe informasi tentang obat. yang menyatakan bahwa cenderung mempercaya mereka. Apoteker yan bertanggung jawab atas t 98.07 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 hiperte UIN Syarif Hidayatullah Jakarta eminimalkan gejala tersebut atau dengan menghub ya Rantucci, 2007. ker dalam pemberian informasi obat yang rel dan berkualitas merupakan hal yang sangat pe tasi komplikasi yang terjadi akibat pengobatan ya tinggi tanpa hasil yang maksimal. rata persentase kualitas isi konseling yang disampa elayani resep hipertensi, asma, diabetes, dan hiperl s menunjukkan bahwa sebagian besar isi kons poteker telah sesuai dengan literature, terlihat berada di atas 90. Pemahaman Apoteker yang ba kepercayaan pasien terhadap profesi Apoteker se t. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Erlin Aur hwa pasien yang mendapatkan pelayanan langsung yai Apoteker sebagai sumber informasi terka ang merupakan profesi berkapasitas ilmu t s terciptanya kualitas hidup pasien yang lebih baik. 98.07 95.63 98.75 100 rtensi asma diabetes hiperlip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ghubungi dokter relevan dengan penting untuk yang tidak tepat paikan oleh perlipidemia konseling yang t dari rata-rata baik terkait obat sebagai sumber n Aurelia 2013 ung dari Apoteker rkait kesehatan u tentang obat, h baik. 100 rlipidemia 64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari data karakteristik apotek diperoleh gambaran kehadiran apoteker di apotek yaitu, 48,33 apoteker hadir setiap hari di apotek dan 50 hadir 1 bulan 1 kali. 2. Pada metode simulasi pasien sebanyak 66,67 apotek di Kota Medan melakukan pelayanan konseling. Dari 66,67 apotek yang melakukan pelayanan konseling, 80 dilakukan oleh apoteker yang melayani resep hipertensi dan asma, 66,7 oleh oleh apoteker yang melayani resep diabetes, dan 40 oleh oleh apoteker yang melayani resep hiperlipidemia. 3. Berdasarkan data kualitas penyampaian isi konseling diketahui bahwa semua apoteker menyampaikan dengan benar nama obat, rute, bentuk sediaan, waktu penggunaan pagisiangsore, waktu penggunaan sebelumsesudahsedang makan, jumlah frekuensi pemberian, dan jumlah obat sekali minum, jumlah obat yang diberikan, makan, minuman, dan aktivitas yang harus dihindari, penyimpanan obat, dan pembuangan obat yang terkontaminasi atau yang telah dihentikan. Indikasi disampaikan dengan benar oleh 98,33 apoteker, kontraindikasi 96,67, efek samping, 73,91, dan interaksi obat disampaikan dengan benar oleh 92,31 apoteker.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan No 35 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek terhadap apoteker yang bekerja di apotek. 2. Sosialisasi terhadap masyarakat terkait keberadaan dan peran apoteker perlu dilakukan.