Karakteristik Apotek Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
masayarakat kurang m menunjukkan persentase
Gambar 5.2 Pe
Dari grafik di at pelayanan konseling ada
yang tidak bersedia me bulan 1 kali. Hal terse
apotek akan mempenga Sejalan dengan Kwando
bahwa tingkat kehadiran signifikan positif terhad
apoteker akan meningkat Secara umum kons
pasien dalam penggunaa keberhasilan dalam pr
konseling dapat menurun ade 2011 juga menjel
kadar glukosa darah pua Ade, mustofa, et al 2013
70
20 40
60 80
100
setia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menyadari eksistensi apoteker. Berikut adalah ase pelayanan konseling terhadap frekuensi kehadi
5.2 Persentase pelayanan konseling terhadap frekuens apoteker
atas terlihat bahwa 70 apoteker yang bersedi dalah apoteker yang hadir setiap hari, sedangkan
elakukan pelayanan konseling adalah apoteker rsebut menunjukkan bahwa frekuensi kehadiran
garuhi pelayanan kefarmasian di apotek yang ndo Rendy R 2014 dalam penelitiannya yang
ran apoteker di apotek menunjukkan adanya hubu hadap pelayanan kefarmasian. Peningkatan tingka
katkan pelaksanaan kefarmasian. konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan
aan obat sehingga berdampak pada kepatuhan pe proses penyembuhan penyakitnya. Pada pasie
nurunkan tekanan darah pasien Pratiwi Denia, 2011 njelaskan bahwa ada pengaruh positif konseling ob
puasa pasien Diabetes Melitus DM. Sejalan deng 2013 menyatakan pemberian konseling kepada pas
70
2.50 27.50
5 95
tiap hari 2 minggu 1 kali 1 bulan 1 kali
melakukan k tidak melaku
konseling
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ah grafik yang diran apoteker.
ensi kehadiran
edia melakukan n 95 apoteker
ker yang hadir 1 ran apoteker di
g bersangkutan. ng menyatakan
hubungankorelasi ngkat kehadiran
dan pemahaman n pengobatan dan
asien hipertensi 2011. Ramadona
g obat terhadap ngan Ramadona
pasien DM dapat
n konseling kukan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengontrol gula darah pasien. hal tersebut dibuktikan secara klinis dengan meninjau penurunan AIC terhadap responden yang diberi konseling dibanding dengan
responden yang tidak diberi responden. Alia Rahma 2015 konseling yang diberikan oleh apoteker mampu memberikan kemajuan hasil terapi berupa penurunan frekuensi
serangan pada pasein asma. Tidak terlaksananya pelayanan konseling di apotek bisa disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan kemampuan apoteker dalam berkomunikasi. Blissit 1972 apoteker pemberi konseling harus mampu mengkomunikasikan informasi
secara efektif baik verbal maupun tertulis pada penderita. Berikut ini adalah kompetensi yang harus dimiliki apoteker pemberi konseling : 1 kemampuan
menyampaikan dan
kemampuan dalam
mengevaluasi penggunaan
obat, menyimpulkan, serta memberi keputusan, 2 kemampuan mengkomunikasikan
informasi farmakoterapi baik secara verbal ataupun tertulis dengan efektif, 3 kemampuan untuk memberi pendidikan pada professional esehatan lain mengenai
inkompatibilitas, interaksi obat, reaksi obat merugikan, biofarmasetik, tujuan pemberian obat, dosis, 4 kemampuan menyumbangkan keputusan professional yang
dapat meningkatkan efektivitas pelayanan farmasi klinik edukasi penderita dan professional kesehatan lain Sarwono, 2011. Rini Sasanti Handayani 2006 juga
menjelaskan bahwa pengetahuan apoteker di apotek mengenai obat untuk penyakit kronik terbatas hanya meliputi nama obat dan indikasinya saja sedangkan apoteker
yang bekerja
di rumah
sakit lebih
baik pengetahuannya
dibidang farmakologifarmakokinetik.