Gambaran Penyampaian Isi Konseling di Apotek Kota Medan

64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari data karakteristik apotek diperoleh gambaran kehadiran apoteker di apotek yaitu, 48,33 apoteker hadir setiap hari di apotek dan 50 hadir 1 bulan 1 kali. 2. Pada metode simulasi pasien sebanyak 66,67 apotek di Kota Medan melakukan pelayanan konseling. Dari 66,67 apotek yang melakukan pelayanan konseling, 80 dilakukan oleh apoteker yang melayani resep hipertensi dan asma, 66,7 oleh oleh apoteker yang melayani resep diabetes, dan 40 oleh oleh apoteker yang melayani resep hiperlipidemia. 3. Berdasarkan data kualitas penyampaian isi konseling diketahui bahwa semua apoteker menyampaikan dengan benar nama obat, rute, bentuk sediaan, waktu penggunaan pagisiangsore, waktu penggunaan sebelumsesudahsedang makan, jumlah frekuensi pemberian, dan jumlah obat sekali minum, jumlah obat yang diberikan, makan, minuman, dan aktivitas yang harus dihindari, penyimpanan obat, dan pembuangan obat yang terkontaminasi atau yang telah dihentikan. Indikasi disampaikan dengan benar oleh 98,33 apoteker, kontraindikasi 96,67, efek samping, 73,91, dan interaksi obat disampaikan dengan benar oleh 92,31 apoteker.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan No 35 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek terhadap apoteker yang bekerja di apotek. 2. Sosialisasi terhadap masyarakat terkait keberadaan dan peran apoteker perlu dilakukan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Diperlukan adanya pengawasan terhadap kinerja apoteker yang bekerja di apotek. 4. Penelitian lebih lanjut terkait peran apoteker perlu dilakukan. 65 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA Adelina.2009. PenerapanStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek di Kota Medan Tahun 2008.S kripsi Sarjana Pada Fakultas Farmasi USU Medan. ASHP.1997. Guidelines on Pharmacist-Conducted Patient Education and Counseling. American Society of Health-System Pharmacist, Inc. Aslam, Mohammed.,et al. 2003. Farmasi Klinis. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2002. Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar PKD. Jakarta. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta. Kessler, D. A. 1992. A Challenge for American Pharmacist. Am Pharm. NS321:33- 36 Kwando Rendy. R. 2014. Pemetaan Peran Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian Terkait Frekuensi Kehadiran Apoteker di Apotek di Surabaya Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.3 No.1 2014. Leksono, Bram Setyo. 2011. Profil Pelayanan Kefarmasian Tanpa Resep di Apotek Wilayah Surabaya Dengan Kasus Diare Pada Lanjut Usia. Skripsi Sarjana pada Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya. Lwanga, SK, Lemeshow, S. 1991. Sample Size Determination in Health Studie, WHO: Genewa. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Madden, JM, Quick, JD, Degnan, DR, and Kafle, KK. 1997. Undercover Careseekers : Simulated Client In The Study of Health Provider Behavior In Developing Countries. Elsevier Science Ltd., Britain. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta. Nadiasa, Mayun.,et al. 2013. Analisa system pengadaan bahan dan peralatan pada proyek kontruksi jembatan tukad penet di badung bali. Jurnal ilmiah elektronik infrastruktur teknik sipil, volume 2, No. 2, April 2013. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan, ed. 3.Jakarta : PT Rineka Cipta. Pemerintah RI. 2009. Peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian. Jakarta : pemerintah republic Indonesia. Rantucci, MJ. 2007. Komunikasi Apoteker-Pasien Edisi 2.Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC. Ross W. Holland dan Christine M. Nimmo. 1999. Transitions, part 1 : Beyond Pharmaceutical Care. Vol 56 Sep 1 1999 Am J Health-Syst Pharm. Schnipper, et al. 2006.Role of pharmacist counseling in preventing adverse drug events after hospitalization.USA : Archive of internal Medicine. Vol 166.565- 571. Singarimbun, Masri, Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES anggota IKAPI. Jakarta. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakkologi. Jakarta: EGC Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Cv. Alfabeta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sukandar Elin Yulinah, et al.2009. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan Sweetman C Sean. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. 36 th ed. Pharmaceutical Press : London. Umi Athiyah, et al. 2014. Profil Informasi Obat Pada Pelayanan Resep Metformin dan Glibenklamid di Apotek di Wilayah Surabaya. Jurnal famasi komunitas vol. 1, No. 1, 2014 5-10. Watson, MC, Noris, P, and Granas, AG. 2006. A Systematic Review of The Use of Simulated Patients and Pharmacy Practice Research. International Journal of Pharmacy Practice. p.83, 86, 87 Watson, MC, Skelton, JR, Bond, CM, Croft, P, Wiskin, CM, Grimshaw, JM, Mollison. J 2004.Simulated Patient In The Community Pharmacy Setting: Using Simulated Patients to Measure Practice in the Community Pharmacy Setting.Pharm World Sci, 26; p. 32, 35, 36. xy z { y | } ~ € ~  | ‚ | tu ƒƒ | „ …| †| }‡ | M