g. BOD
5
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
o
C. Setelah 5 hari kemudian diukur nilainya dengan metode winkler dimana nilai BOD
5
didapat dari pengurangan DO awal – DO akhir, bagan kerja terlampir Lampiran C.
h. Kejenuhan Oksigen
Nilai kejenuhan oksigen Lampiran F dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kejenuhan = 100
x [t]
] [
O
2 2
u
O
O
2
u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl O
2
t = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel Sesuai dengan besarnya suhu
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan Dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
No Parameter
Fisik-Kimia Satuan
Alat Tempat
Pengukuran
1 Temperatur
C Termometer
In-situ 2
Penetrasi Cahaya Cm
Keping Sechi In-situ
3 Intensitas Cahaya
Lux Lux meter
In-situ 4
pH -
pH meter In-situ
5
Salinitas
00
Refraktometer
In-situ 6
DO mgl
Metoda Winkler In-situ
7 BOD
5
mgl Metoda Winkler dan Inkubasi
Laboratorium
8
Kejenuhan Oksigen Metoda winkler
In-situ
Universitas Sumatera Utara
2.6 Analisis Data
2.6.1 Ikan
Data ikan yang diperoleh dihitung nilai kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Wiener, indeks ekuitabilitas dan
indeks korelasi dengan persamaan menurur Michael 1984 dan Krebs 1985 sebagai berikut:
a. Kelimpahan Ikan K
K =
jala gunakan
di yang
plot luas
ulangan ah
jenisjuml suatu
individu Jumlah
b. Kelimpahan Relatif KR
KR = jenis
seluruh individu
Kepadatan jenis
satu individu
Kepadatan x 100
c. Frekuensi Kehadiran FK
FK =
100 x
plot al
jumlah tot jenis
suatu ditempati
yang plot
Jumlah
dimana nilai FK : 0 – 25
= sangat jarang 25 – 50
= jarang 50 – 75
= sering 75
= sangat sering
d. Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’
H’ =
∑
− pi
pi ln
Universitas Sumatera Utara
dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wiener Pi
= proporsi spesies ke –i ln
= logaritma Nature pi
=
∑
N ni
Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis
0 H´ 2,302 = keanekaragaman rendah
2,302 H´ 6,907 = keanekaragaman sedang H´ 6,907
= keanekaragaman tinggi
e. Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E
E =
Hmax H
Dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wienner H max
= keanekaragaman spesies maximum = ln S dimana S banyaknya genus
f. Indeks Similaritas IS
IS =
100 x
b a
2c +
dimana:
IS = Indeks Similaritas a = Jumlah spesies pada lokasi A
b = Jumlah spesies pada lokasi B
c = Jumlah spesies yang sama pada lokasi A dan B
Dimana: IS
= 75 - 100 : sangat mirip IS
= 50 - 75 : mirip
IS = 25 - 50
: tidak mirip IS
= ≤ 25
: sangat tidak mirip
Universitas Sumatera Utara
g. Analisis Korelasi