2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok ataupun masyarakat Azwar, 1996.
Ada 4 syarat pokok pelayanan kesehatan yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai pelayanan kesehatan yang baik, yaitu:
1. Tersedia dan berkesinambungan, artinya semua jenis pelayaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. 2. Dapat diterima dan wajar, artinya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut tidak
bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. 3. Mudah dicapai, pengertian ketercapaian yang dimaksud di sini terutama dari sudut
lokasi. 4. Mudah dijangkau, pengertian keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya.
5. Bermutu, pengertian mutu disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standard yang telah ditetapkan
Azwar, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan pemberi pelayanan. Beberapa faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan diantaranya: 1.
Faktor Sosiokultural Yang merupakan faktor sosiokultural terdiri dari teknologi dan nilai-nilai
sosial yang ada di masyarakat. a. Teknologi
Teknologi dipertimbangkan sebagai faktor sosiokultural, berlawanan dengan faktor organisasi untuk menunjukkan kontrol yang relatif kecil dari pimpinan
pelayanan kesehatan yang menanganinya. Kemajuan teknologi dapat mengurangi pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan menurunkan angka kesakitan atau
kebutuhan untuk perawatan seperti penemuan vaksin untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan lain-lain. Tetapi di sisi lain, kemajuan teknologi juga dapat
meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti transplantasi jantung, ginjal, penemuan organ-organ buatan, serta kemajuan dibidang radiologi Dever,
1984. b. Nilai - nilai sosial yang ada di masyarakat
Norma, nilai dan keyakinan yang ada di masyarakat akan memengaruhi seseorang dalam bertindak termasuk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi Yang dimaksud dengan faktor- faktor yang berhubungan dengan organisasi
adalah struktur dan proses yang memberi kebijakan kepada organisasi pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan lingkungan sekitar yang memengaruhi proses perawatan kesehatan. Faktor-faktor tersebut adalah ketersediaan sumber daya, akses geografi, akses sosial
serta karakteristik struktur dan proses perawatan. a. Ketersediaan sumber daya
Suatu sumber daya dikatakan tersedia jika ada dan dapat diperoleh tanpa mempertimbangkan mudah atau sulitnya untuk digunakan. Ketersediaan
memengaruhi pemanfaatannya karena suatu pelayanan hanya dapat digunakan jika tersedia. Ketersediaan biasanya dihitung berdasarkan luas geografi dan ditunjukkan
dengan perbandingan jumlah sumber daya terhadap populasi pengguna contohnya perbandingan petugas dengan populasi atau perbandingan jumlah tempat tidur di
rumah sakit dengan pasien Dever, 1984. b. Akses geografi
Yang dimaksud dengan akses geografi adalah faktor-faktor geografi yang memudahkan atau menghambat pemanfaatan pelayanan kesehatan, berkaitan
dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya tempuh. Hubungan antara akses geografi dengan volume penggunaan pelayanan tergantung dari jenis pelayanan
dan jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses yang disebabkan oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh mengakibatkan
peningkatan pelayanan yang berhubungan dengan keluhan-keluhan ringan, atau pemakaian pelayanan preventif akan lebih tinggi daripada pelayanan kuratif,
sebagaimana halnya dengan pemanfaatan pelayanan umum bila dibandingkan dengan pelayanan spesialis. Semakin berat suatu penyakit atau keluhan dan
Universitas Sumatera Utara
semakin canggih atau semakin khusus sumber daya pelayanan, semakin berkurang pentingnya atau berkurang kuatnya hubungan antara akses geografis dan volume
pemanfaatan pelayanan Dever, 1984 . c. Akses sosial
Akses sosial terdiri atas dua dimensi yaitu dapat diterima dan terjangkau. Dapat diterima mengarah kepada faktor psikologis, sosial, dan faktor budaya
sedangkan terjangkau mengarah kepada faktor ekonomi. Konsumen memperhitungkan sikap dan karakteristik yang ada pada provider seperti etnis,
jenis kelamin, umur, ras dan hubungan keagamaan. d. Karaktristik struktur dan proses perawatan
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan dasar berupa upaya kesehatan per orangan dan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk itu puskesmas perlu ditunjang dengan pembiayaan yang cukup untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan gedung
maupun untuk biaya rutin seperti gaji karyawan dan biaya operasional. Pembiayaan puskesmas saat ini berasal dari pemerintah dan pendapatan puskesmas serta
sumber-sumber lain seperti Askes dan Jamkesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku Depkes, 2005. Cara pelayanan terhadap petugas kesehatan itu sendiri mungkin memengaruhi
penggunaan pelayanan kesehatan. Sistem pemberian upah merupakan salah satu faktor yang membentuk insentif bagi mereka. Bentuk alternatif seperti praktek
Universitas Sumatera Utara
dokter tunggal, praktek dokter bersama, kelompok prakter dokter spesialis atau yang lainnya membuat pola pemanfaatan pelayanan kesehatan yang berbeda.
Dalam sistem asuransi dimana biaya pelayanan dokter dibayarkan kembali, struktur pembayaran tersebut mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan.
Para dokter cenderung membentuk pelayanan yang bisa memberi keuntungan untuk memaksimalkan pendapatan mereka Dever, 1984.
3. Faktor yang berhubungan dengan konsumen Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan
pemberi pelayanan. Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan terhadap pelayanan
kesehatan. Kebutuhan terdiri atas kebutuhan yang dirasakan perceived need dan diagnosa klinis evaluated need. Kebutuhan yang dirasakan ini dipengaruhi oleh :
a. faktor sosiodemografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial ekonomi pendidikan,
pekerjaan, penghasilan. b. Faktor sosiopsikologis yang terdiri dari persepsi dan kepercayaan terhadap
pelayanan medis atau dokter. 4. Faktor yang berhubungan dengan pemberi pelayanan
Faktor yang berhubungan dengan provider ini terutama dokter, terdiri dari dua faktor yaitu faktor ekonomi dan karakteristik pemberi pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor ekonomi
Ada kepercayaan yang tumbuh diantara ahli ekonomi kesehatan, bahwa interaksi tradisional antara penawaran dan permintaan tidak sesungguhnya mengikat pada
pasar kesehatan. Ada dugaan yang menyatakan bahwa kurva permintaan dapat diubah oleh dokter atau petugas kesehatan. Hal ini disebabkan antara lain karena
konsumen tidak sungguh-sungguh mengerti kebutuhan mereka akan perawatan kesehatan, tidak mampu mengevaluasi pelayanan kesehatan yang lebih baik,
kejadian sakit yang tidak terduga-duga sehingga menerima saja perawatan kesehatan diberikan atau konsumen tidak dapat membuat keputusan rasional
untuk menggunakan pelayanan. Akibatnya keputusan penggunaan pelayanan kesehatan umummya ditentukan oleh dokter atau petugas kesehatan.
b. Karakteristik pemberi pelayanan
Karakteristik pemberi pelayanan berhubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Perilaku dokter atau petugas kesehatan pada penggunaan pelayanan
kesehatan secara umum berhubungan dengan tingkat spesialisasi, sekolah asal mereka, lokasi rumah sakit dan lama mereka bekerja. Contohnya pada dokter
yang dilatih dengan ilmu kedokteran akan lebih sedikit dalam penggunaan sumber daya teknis dan klinis, namun pada kondisi diagnosa yang tidak pasti akan
cenderung menggunakan pelayanan yang lebih banyak. Situasi di tempat dokter bekerja juga mempengaruhi aktifitas profesional mereka yang pada akhirnya
membentuk norma dan peraturan yang mempengaruhi perilaku mereka. Begitu juga dengan jumlah dan jenis tenaga kesehatan tambahan, pekerja lain, peralatan
Universitas Sumatera Utara
dan penggunaan peralatan yang inovatif juga memengaruhi perilaku mereka. Dengan kata lain bahwa karakteristik ini terdiri dari sikap dan keterampilan
petugas pelayanan kesehatan Dever, 1984. Beberapa teori tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan antara lain menurut
Rosenstock, ada 4 kesiapan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan yaitu kepekaan seseorang terhadap penyakit, persepsi seseorang terhadap konsekuensi dari
penyakit, persepsi seseorang terhadap keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pelayanan kesehatan dan persepsi seseorang terhadap hambatan-hambatan di dalam
menggunakan pelayanan kesehatan Anderson, 1995. Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku untuk melakukan atau mencari
pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan fasilitas-fasilitas pelayanan pengobatan medis puskesmas, mantri, dokter
praktek dan lain-lain, maupun ke fasilitas pengobatan tradisional dukun, sinse, dan lain-lain. Dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi kedokteran yang
didukung dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan, maka hal tersebut telah dapat meningkatkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan medis Notoatmodjo, 1993. Menurut Lapau 1997, faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
pelayanan kesehatan yaitu: 1.
Faktor Regional misalnya Jakarta, Jawa Barat dan Residence misalnya rural, urban
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yaitu tipe dari
organisasi, kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga dan fasilitas medis, teraturnya pelayanan, hubungan antara doktertenaga dan kesehatan
lainnya dengan penderita dan adanya asuransi kesehatan. 3.
Faktor adanya fasilitas kesehatan lain 4.
Faktor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan diantaranya faktor sosiodemografis, sosiopsikologis, faktor ekonomis, jarak antara rumah
dengan tempat pelayanan kesehatan dan variabel yang menyangkut kebutuhan seperti angka kesakitan dan gejala penyakit yang dirasakan.
Menurut Anderson, ada faktor-faktor yang memengaruhi Pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu:
1. Karakteristik pemungkin, yang terdiri dari 3 faktor yaitu faktor demografi umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah keluarga, faktor struktur sosial
tingkat pendidikan, pekerjaan, suku, ras serta faktor sikap dan keyakinan individu tentang pelayanan kesehatan
2. Karakteristik pendukung, yang terdiri dari sumber-sumber keluarga dan sumber daya masyarakat
3. Karakteristik kebutuhan, yang terdiri dari kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan berdasarkan evaluasi atau diagnosa klinis.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Supardi 2010 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien berobat ke puskesmas, yaitu ; umur, jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan tempat tinggal, pekerjaan, tingkat ekonomi, penanggung biaya.
Penelitian yang dilakukan Musroh 2006 tentang identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara karakteristik pasien dan kebijakan kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas.
Penelitian yang dilakukan oleh Trimurthy 2008 tentang persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan kesehatan dengan minat pemanfaatan kembali puskesmas
juga menunjukkan adanya hubungan. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Hartati dan Kuntjono 2000 tentang mutu pelayanan kesehatan puskesmas dengan
pembebasan tarif retribusi di Kabupaten Simalungun juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas pelayanan menurut persepsi pasien dengan pemanfaatan
ulang puskesmas. Menurut penelitian Nurcahyani dan Dewi 2000, tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan pengobatan di puskesmas, ada hubungan antara :
1. Kegawatan penyakit dengan pemanfaatan pelayanan
2. Persepsi penilaian terhadap pemanfaatan puskesmas dengan pemanfaatan
pelayanan. 3.
Biaya berobat dengan pemanfaatan pelayanan 4.
Jarak dengan pemanfaatan pelayanan 5.
Lama waktu tempuh dengan pemanfaatan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
6. Lama waktu tunggu dengan pemanfaatan pelayanan Menurut Depkes RI 2002, rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan juga
disebabkan: 1.
Jarak yang jauh faktor demografi 2.
Tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas faktor informasi 3.
Biaya yang tidak terjangkau faktor ekonomi 4.
Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas faktor budaya Menurut Kotler, ada dua jenis faktor yang memengaruhi pemanfaatan barang
atau jasa yaitu marketing stimuli terdiri dari product, price, place dan promotion dan stimuli yang lain terdiri dari technological, political dan cultural. Faktor ini
akan masuk dalam Buyer box yang terdiri dari dua 2 faktor yaitu buyer characteristic yang memiliki variabel culltural, personal dan psychological, serta
buyer decision process, yang merupakan proses yang terjadi saat seseorang memutuskan untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Tahapan proses keputusan pembelian yang merupakan bagian dari perilaku konsumen meliputi proses pengenalan kebutuhan, proses pencarian informasi dan proses
evaluasi alternatif. Proses pemanfaatan dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.
Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat atau suatu
kategori produk. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak yang dapat dilakukan baik secara aktif maupun
Universitas Sumatera Utara
pasif. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferansi atas merek dalam kumpulan pilihan konsumen, juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk
yang disukai atau memanfaatkan ulang fasilitas yang disukai. Untuk dapat meningkatkan jumlah pasien, puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan dan pelanggan akan memanfaatkan ulang serta merekomendasikan
pelayanan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya. Kepuasan pasien merupakan reaksi perilaku sesudah pembelian dan hal itu memengaruhi pengambilan keputusan
pembelian ulang Kotler dan Susanto, 2001.
2.3 Landasan Teori