BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat
Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas di Indonesia mulai dikembangkan sejak dicanangkannya Pembangunan Jangka Panjang PJP yang pertama tahun 1971.
Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih tinggal di
pedesaan. Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di
wilayah kerjanya Muninjaya, 2004. Adapun fungsi Puskesmas, yaitu:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar per orangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
Universitas Sumatera Utara
pembiayaannya serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan per orangan berupa rawat jalan dan rawat inap dan pelayanan
kesehatan masyarakat berupa promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya Depkes RI, 2009.
Dalam penyelenggaraannya, upaya pelayanan kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Pelayanan kesehatan wajib, yaitu upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini terdiri dari Upaya Promosi kesehatan, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Upaya Pengobatan. 2.
Pelayanan kesehatan pengembangan yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Upaya kesehatan pengembangan yang telah ada saat ini yaitu Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia Lanjut dan Upaya Pembinaan
Pengobatan Tradisional Depkes RI, 2009. Dalam mengukur keberhasilan puskesmas, dinas kesehatan kabupatenkota
dan provinsi secara rutin menetapkan target atau standar keberhasilan masing-masing program. Standar pelaksanaan ini juga merupakan standar unjuk kerja staf. Secara
kualitatif, keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar prosedur kerja masing-masing program dengan kemampuan staf dalam melaksanakan kegiatan
masing-masing. Secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan cakupan pelayanan kegiatan program. Standar Pelayanan Minimal
program kesehatan pokok mulai diterapkan Depkes sejak tahun 2003 untuk menjamin dilaksanakannya tugas utama pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan
masyarakat yang esensial di daerah dan saat ini disesuaikan dengan Millenium Development Goals MDG’s. Untuk mengukur perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat efek program dan dampak program impact seperti angka kematian, angka kesakitan, angka kelahiran dan kecacatan tidak diukur secara
langsung oleh puskesmas, melainkan diukur setiap lima tahun melalui Survey Kesehatan Rumah Tangga atau Survey Kesehatan Nasional Muninjaya, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memajukan fungsi puskesmas ada lima pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan membangun puskesmas yang baru, puskesmas pembantu, pos kesehatan desa dan
penempatan bidan desa untuk mengelola polindes. 2. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan keterampilan staf dan motivasi kerjanya, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
maupun dengan menyediakan peralatan dan obat-obatan yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada analisa epidemiologi masalah kesehatan atau gangguan kesehatan yang di rawat di unit-unit pelayanan.
4. Memperkuat sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas sampai ke puskesmas
pembantu di desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan terlaksana jika pembangunan di sektor lain di kecamatan juga turut mendukung seperti sarana
transportasi dan peningkatan pendapatan masyarakat. 5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan pembangunan kesehatan
masyarakat desa PKMD Muninjaya, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan