melintas jarak jauh tanpa harus melalui saluran kawat. Kondisi inilah yang melahirkan adanya perangkat yang disebut Radio.
14
B. Perkembangan Radio di Indonesia
Studi tentang Radio di Indonesia sampai beberapa saat lalu masih sangat minim. Ada dua kendala yang menyebabkan terjadinya fenomena ini, yaitu kendala
akademis dan politis. Secara akademis, belum ada riset yang mendalam tentang sejarah radio di Indonesia. Dalam radio siaran, teori dan praktek, Prof Onong
Uchana Effendi hanya menyebutkan, radio pertama di Indonesia adalah Bataviasche Radio Virgining BRV. Radio ini resmi didirikan pada 16 Juni 1925
di Jakarta. Hal yang menarik adalah pada waktu Indonesia masih bernama hindia Belanda dan radio BRV ini berstatus swasta, bukan milik pemerintah. Meskipun
belum diteliti secara cermat mungkin faktor “swasta” inilah yang menyebabkan tanggal tersebut tidak ditetapkan sebagai hari radio.
15
Kendala politisnya jelas. Radio adalah salah satu dari watchdog yang dikhawatirkan pemerintah.
Eksistensinya mampu membuka borok pemerintah.
C. Radio Sebagai Media Dakwah 1.
Media Dakwah
Dakwah dapat dimengerti sebagai sebuah kegiatan untuk mengajak orang ke jalan Tuhan. Seperti pendapat Jalaluddin Rakhmat, “apa saja kegiatan
14
M.Bahri Ghozali. Dakwah Komunikatif : membangun kerangka dsar ilmu komunikasi dakwah Jakarta : Pedoman ilmu Jaya 1997 . H.6
15
Masduki. Radio siaran dan Demokratisasi Yokyakarta :: Jendela., 2003 cet ke 1 h.26
komunikasi yang membawa orang ke jalan Tuhan, itu disebut dakwah.”
16
Sedangkan media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah. Alat Bantu memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya
tujuan. Keberadaan media dakwah sangat urgen sekali, karena dengan adanya
media, dakwah akan lebih mudah diterima oleh komunikan mad`u. Dalam kamus, telekomunikasi media adalah sarana yang di gunakan
oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikas berada jauh tempatnya, banyaknya, atau
keduanya.
17
Pemanfaatan media dalam
kegiatan dakwah memungkinkan komunikasi antara da`I dan mad`u sasaran dakwahnya lebih dekat. Oleh
kerena itu, eksistensi media sebetulnya amat penting dan menentukan. keberhasilan dakwah—berapapun tingkatnya.
18
Ada sebuah adagium klasik yang sering terdengar di pesantren: “Al-Thariqat Ahamm min Al-Maddah”
metode itu lebih penting daripada materi. Bukan bermaksud mengecilkan arti penting isi dakwah, tapi memang pada nyataya, banyak pesan dakwah
yang gagal karena tidak disampaikan dengan packaging cara-mengemas yang sesuai dengan selera audiens.
16
Wawancara Syarifah Umi Hani dengan Jalaluddin Rakhmat untuk skripsinya “Retorika Dakwah Jalaluddin Rakhmat” Pada Kamis, 6 April 2006 M di Universitas Paramadina Jl. Simatupang ruko
3 Pondok Indah, Jakarta Selatan
17
Ghazali Syahdar BC.TT, Kamus istilah komunikasi. Bandung : Djembatan 1992 cet ke 2 h 22
18
M.Bachri Ghazali”Dakwah komunikatif membangun kerangka dasar ilmu komunikasi dakwah Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya 1997 h.12
Dakwah yang disampaikan melalui radio dewasa ini telah menggejala—kebetulan atau tidak—sesuai dengan kecenderungan dunia yang
sedang mengarah kepada “agamisasi” dan nasionalisme kultural, seperti yang diramalkan Naisbitt dan Aburdene dalam Megatrends 2000.
Program dakwah yang disajikan radio pada dasarnya dapat berlangsung lebih efektif dengan melakukan penyesuaian antara program-
program yang disusun dengan “kekuatan” yang dimiliki oleh radio itu sendiri, yang tergambar dalam berbagai macam karakteristiknya.
2. Karakteristik Radio
Mengingat kekuatan radio adalah pada aspek “pendengaran”, audio, maka metode dakwah yang digunakan lewat radio adalah dengan lisan. Untuk itu,
seorang da`I yang professional harus mampu mengemas materi dengan baik agar tidak menimbulkan kejenuhan para pendengar.
Berdakwah melalui media radio sangatlah beresiko mengingat objek atau sasaran berjumlah banyak dan heterogen. Karena itu, bagi para da`I
menggunakan radio sebagai media dakwah hendaklah memperhatikan karakteristik radio siaran yaitu :
a. Sifat siaran hanya bersifat untuk didengar
b. Bahasa yang di duganakan haruslah bahasa tutur
c. Orang mendengar radio dalam keadaan asantai, bisa sambil mobil, tiduran,
kerja di kantor, dan sebagainya. d.
Siaran radio mampu mengembangkan daya reka.
e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.
19
3. Radio Sebagai Media Dakwah
Kewajiban dakwah di dasarkan pada satu ajaran islam yaitu agama sebagai risalah ummat seluruhnya. Ummat islam adalah pendukung amanah untuk
meneruskan risalah itu kepada umat yang lain ataupun perseorangan di manapun mereka berada, menurut kemampuan mereka masing-masing. Nhal
ini juga senada dengan firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 125 yang berbunyi :
,
-. 0123
4 5
6789 :;
=5 ?79
6 :
6 A
9 =5
?79 BC
- D7, EF
Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Hal serupa juga diperkuat dengan argumen Nabi Muhammad SAW berdasarkan hadist Al Bukhori yang berbunyi, “balligh ‘anni wa law ayat”,
menceritakan Muhammad bin yusuf kepada kami dari hasan bin athiyah, dari
19
Moeryanto Ginting Munth ect,í”Media komunikasi radio”Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1996 Cet Ke-1 Hal 97
Abdullah bin umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “sampaikanlah apa yang kamu terima dari padaku walau satu ayat” HR Bukhori
20
Tersebarnya agama islam keseluruh plosok dunia adalah melalui dakwah bukan melalui pedang. Hal ini karena para da`I periode awal islam
tidak bermaksud menghancurkan peradaban generasi, tetapi menggunakan akal dan hati.
Dapat dilihat bahwa kegiatan dakwah islam itu selaras dengan ajaran agama islam yang berorientasi pada amal sholeh dan menghindarkan
pemeluknya dari perbuatan munkar. Amal sholeh yang dimaksud sudah barangkali sesuai dengan tingkah laku yang selaras dengan pedoman-pedoman
dasar agama, yaitu alqur`an dan sunnah Rasulullah SAW.
21
Setelah berlangsung dalam kurun waktu berabad-abad, dakwah islamiyah semakin mengalami perkembangan, dilihat dari periode penyebaran
yang dilakukannya, penyebaran siar islam di era globalisasi ini diantaranya melaui media yang semakin terbuka untuk tayangan-tayangan mancanegara
tayangan barat yang tentu saja bertolak belakang dengan norma-norma islam di sampimg untuk meluaskan sasaran dakwah tentunya.
22
Salah satu penyampaian dakwah adalah melalui media-media elektronik yaitu radio siaran. Dakwah melalui radio siaran adalah sebuah urutan metode
dari salah satu kategori dakwah yaitu bi lisan. Penyampain materi-materi dakwah melalui radio siaran di era globalisasi merupakan tuntunan dari kedua
institusi yaitu radio siaran dan islam, dalam melengkapi program acaranya
20
Imam Bukhori Shohih Bukhori Singapura Juz 11.tt Hal 50
21
MH.Israr “Rethorika dan dakwah islam era modern”Jakarta : Firdaus 1986 cet ke 1 h 54
22
M.Muis “Komunikasi Islam” Bandung : Rosda 2001 hal 155-156
demi penyasuaian tujuan adil, radio siaran menyiarkan program-program keagamaan meski dalam waktu yang terbatas dan bukan dalam waktu tayang
utama prime time.
23
Dalam hal ini media massa difungsikan sebagai media dakwah. Di mana melihat fungsi komunikasionalnya. Maka jelaslah bahwa media seperti halnya
tersebut di atas menduduki peran yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan masyarakat, menyajikan informasi, edukasi, dan hiburan.
24
Meskipun terdapat radio memiliki berbagai kekurangan, seperti sifatnya yang unrepeatable tak dapat diulang, terikat dengan waktu siaran, dan peka
akan gangguan teknis,
25
namun pada umumnya media radio siaran tetap dianggap sebagai media komunikasi yang efektif karena beberapa kelebihan
berikut :
a. Memiliki daya langsung. Pesan dakwah dapat disampaikan secara
langsung kepada khalayak yang sedang berada di mana saja—di kantor, kamar tidur, mobil, pos ronda
dan lain-lain—
26
dan menyiarkan peristiwa secara langsung dari tempat kejadian on the
spot reporting . Dialog dengan telepon antara narasumber dan
pendengar dapat terjadi dan di dengar semua orang.
23
M.Muis.”Islam dan arus globalisasi dalam komunikasi islam “ Rosda:bandung 2001 h 161- 162
24
Rusjdi Hamka Rafiq “ Islam dan era informasi “ Jakarta : pustaka panji mas.1989 cet ke 1 h 35
25
Hafied Cangara.Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta:bulan bintang 1996 cet ke-7 h 26
26
Asep stamsul M.Ramli.”Broadcast journalism, panduan menjadi penyiar, reporter dan writer” bandung :nuansa 2004 cet ke 1
b. Memiliki daya tembus. Siaran radio tidak mengenal jarak dan
rintangan. Bagaimanapun jauhnya tempat yang di tuju oleh tabligh melalui radio siaran dapat ditembus, selama dalam jangkauan
pemancar—di gunung di lembah, padang pasir, rawa, hutan, pedalaman lautan, pedesaaan apalagi perkotaan.
27
c. Memiliki daya tarik. Radio tetap bisa hidup dan diminati karena
adanya daya tarik, perpaduan suara manusia spoken word, suara musik dan bunyi tiruan sound effect. Itulah yang menjadikan daya
tarik tersendiri bagi pendengar radio. d.
Musik. Tulang punggung tabligh lewat radio adalam musik. Kebanyakan orang menyetel radio terutama untuk mendengarkan
musik, sebagai hiburan untuk melepas kepenatan mereka. Karena itu, petugas radio siaran berusaha agar segala macam program
diupayakan bernuansa hiburan. e.
Radio merupakan bagian budaya masyarakat. f.
Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki alat itu.
g. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat
dan akurat. h.
Pesawat radio mudah dibawa ke mana saja dan kapan saja
28
.
27
Ibid
28
Asmuni Syukir ‘ Dasar-dasar strategi dakwah islam “Surabaya :Al ikhlas 1983 h. 176-177
Dengan kelebihan ini, sebetulnya dakwah melalui radio dapat berkembang secara lebih efektif. Tapi persoalannya, apa yang di maksud
dengan “berkembang”? apakah dalam arti perkembangan program kegiatannya? Perubahan arah dakwahnya? Ataukah efektivitasnya?
D. Pengertian Pengembangan Dakwah