Dengan kelebihan ini, sebetulnya dakwah melalui radio dapat berkembang secara lebih efektif. Tapi persoalannya, apa yang di maksud
dengan “berkembang”? apakah dalam arti perkembangan program kegiatannya? Perubahan arah dakwahnya? Ataukah efektivitasnya?
D. Pengertian Pengembangan Dakwah
Pengembangan secara bahasa bermakna proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan
mengembangkan sendiri
adalah membuka
lebar-lebar, membentangkan menjadikan besar, menjadikan maju, baik dan sempurna.
29
Kata yang
semakna dengan
“pengembangan” adalah
“perkembangan.” Mengembangkan dakwah sama artinya dengan dakwah berkembang. Lantas, apa
makna dari “pengembangan” atau “perkembangan” itu sendiri? Sebuah sekolah dikatakan berkembang jika bangunannya bertambah
menjadi tiga atau empat gedung padahal sebelumnya hanya satu. Sekolah itu juga dikatakan berkembang jika siswa-siswanya mendapatkan penghargaan dalam
kompetisi antar-sekolah padahal sebelumya belum meraih apa-apa. Gedung itu sebuah perkembangan secara fisik sedangkan prestasi adalah perkembangan
secara non-fisik. Persoalannya adalah, jika demikian, maka “berkembang” dapat meliputi makna yang luas tergantung dari sudut pandang mana ia dilihat.
Untuk itu, makna perkembangan semestinya dipahami dalam konteks yang searah dengan tujuan. Sebagai contoh sederhana, ada teori negara berkembang
dan negara maju dalam kajian ekonomi-politik. Sebuah negara disebut masih berkembang atau sudah maju jika pendapatan perkapitanya sudah mencapai
29
. Depdikbud “kamus besar bahasa indonesia” jakarta:balai pustaka 1997 cet ke 9 h 414
standar tertentu. Jika sebuah negara yang masih berkembang mempunyai masyarakat yang religius, suka gotong royong, saling membantu, rajin beribadah
dan bertakwa kepada Tuhan, negara itu tetap tidak dapat dikatakan maju, karena kemajuan dalam teori ini adalah kemajuan ekonomi, bukan kemajuan agama.
Demikian halnya dengan dakwah. “Perkembangan” dalam konteks dakwah mempunyai ukuran yang tidak dapat diadopsi dari ukuran ekonomi,
misalnya. Namun, karena paradigma mengenai dakwah itu sendiri amat beragam, maka teknik mengukur perkembangan dakwah juga ikut beragam.
Sebagai misal, jika dakwah didefinisikan secara formal saja, maka mengukur dakwah mungkin dilakukan dengan mengukur jumlah majlis ta’lim
yang bertambah atau frekuensi mengikti pengajian yang meningkat. Tapi jika dakwah didefinisikan secara luas, maka perkembangan dakwah
dapat dilihat dari menurunnya angka kriminalitas, misalnya. Mengapa? Karena dakwah yang pertama dipahami sebagai kegiatan ustadz yang melakukan tabligh
atau media massa berlabel “islam” yang menyiarkan program-program keislaman dan mengajak kepada format-format sholat, haji, sedekah, hukum agama, dan
sebagainya, sedangkan dakwah yang kedua dipahami sebagai upaya masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan nilai-nilai kebajikan universal, seperti
keadilan, persamaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Artinya, pengembangan itu sendiri sejalan dengan definisi dakwah yang digunakan.
Di sini, makna perkembangan dakwah dipahami sebagai perkembangan dalam arti yang pertama, dakwah yang dipahami secara formal. Berangkat dari
paradigma ini, maka perkembangan dakwah yang dimaksud berarti peningkatan
jumlah kegiatan dakwah beserta pendengarnya, secara kuantitas, dan perubahan
akhlak pendengarnya ke arah yang disarankan pendakwah, secara kualitas.
E. Radio Sebagai Media Pengembangan Dakwah